"Masuk." ucap seorang pria berjas didalam ruangannya saat didengarnya suara ketukan pintu. Tak lama pintu itu terbuka. Menampakan siapa pelakunya.
"Sajangnim." sapa pria itu membungkuk hormat pada atasannya.
Yang dipanggil sajangnim itu mempersilahkan tamunya duduk diatas kursi dihadapannya.
"Ada apa, kook?"
"Aku cuma mau bilang. Kalau akhir-akhir ini aku nggak pernah ngelihat istri anda dan sepupu anda itu jalan berdua." memang begitulah bahasa mereka didalam ruangan jika hanya berdua.
Yoongi hanya tersenyum tipis. "Kamu kesini cuma mau ngelapor itu?" tanyanya pada sekertarisnya itu.
Jungkook mengangguk.
"Kelihatannya hyung tenang-tenang aja. Apa Aira sudah mulai.."
"Aku rasa begitu. Dia tidak terlaku kaku lagi seperti dulu saat aku coba buat deketin dia."
"Apa mereka udah berakhir?"
"Belum. Mereka belum berakhir, Jungkook. Taehyung masih sering menghubungi Aira. Tapi kayaknya Aira menghindar gitu. Dia lebih sering mengabaikan telpon Taehyung."
Benar kata Yoongi. Aira sedang menghindari Taehyung. Ia ingin meyakinkan perasaannya pada Yoongi dulu, karena jika ia bersama Taehyung maka ia akan meyakinkan dirinya jika hanya Taehyunglah yang ia cintai.
Ia sedang menyiapkan mental untuk memutuskan hubungannya dengan Taehyung. Tapi entah itu kapan. Ia tak tahu. Ia tak akan sanggup melihat wajah sedih Taehyung saat ia mengucapkan berakhirnya hubungan mereka.
Aira hanya menunggu saat hatinya telah mantap, dan waktu yang pas. Aira tak mau menggantungkan Yoongi lama-lama.
"Dari mana hyung tahu?"
"Gampang. Kalau Aira putus dengan Taehyung dia pasti cerita sama aku. Dan ngakuin hubungannya sama Taehyung dibelakangku. Dia pasti menyesal, dan saat itulah aku yakin hatinya sepenuhnya buat aku, kook." kata Yoongi bahagia. Bahkan matanya bekaca-kaca.
Jungkook bangun dari duduknya, untuk menepuk bahu Yoongi. Tanda ia juga ikut senang.
"Aku tahu Aira juga punya perasaan yang sama kayak hyung, cuma dia masih terobsesi sama Taehyung. Dia bahagia pas Taehyung kembali, dan dia nggak mau melepas Taehyung untuk yang kedua kalinya."
"Selamat hyung, aku juga yakin hati Aira sebenarnya untuk hyung."
Yoongi mengangguk. Mengucapkan terimakasih pada Jungkook.
"Satu lagi hyung. Aku lihat Yena dibandara kemarin."
- - -
Disisi lain Aira sedang menunggu Taehyung disebuah cafe.
Ia tadi mengirimi pesan pada Taehyung mengajak pria itu bertemu.
Jika kalian menanyakan apakah ia merindukan Taehyung jawabannya adalah iya. Dia merindukan pria yang sebentar lagi akan menjadi mantannya.
Suara lonceng berbunyi, terlihat Taehyung disana memasuki cafe, menghampiri meja Aira. Senyuman tak pudar dari wajah tampannya melihat sosok yang membuatnya rindu selama ini.
Terakhir kali melihat gadis itu saat dirinya datang kekantor Aira, masuk keruang kerja gadis itu.
Tapi Aira memang tidak bisa mengabaikannya gadis itu hanya mengatakan bahwa dirinya sibuk dan tidak ada waktu hanya untuk mengangkat telpon darinya.
"Kenapa akhir-akhir ini kamu nggak pernah ngabarin aku? Kamu tahu aku kangen banget sama kamu!" cerocos Taehyung, menarik kursinya berdempetan dengan kursi Aira. Duduk disana dan memeluk Aira. Erat.
"Tae.. Lepasin. Dilihatin orang tuh." Aira berusaha melepas pelukan Taehyung, tapi apadaya tenaga Taehyung sangat kuat.
"Nggak mau. Kamu harus dihukum karena udah ngabaiin aku berhari-hari." Aira hanya pasrah tak memberontak. Biarlah untuk yang terakhir kalinya. Pikirnya.
Aira pun membalas pelukan Taehyung dan menyenderkan kepalanya pada bahu Taehyung. Bagaimanapun ia akan merindukan ini.
Sepuluh menit Taehyung baru melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Aira. Meneliti setiap inchinya.
Perlahan wajahnya maju mendekati wajah Aira. Aira yang tahu apa yang akan Taehyung lakukan selajutnya memejamkan matanya.
Taehyung mengecup dari dahi turun kedua kelopak mata, kedua pipi dan berakhir lama dibibir manis Aira.
Ia menciumnya lembut. Dibalas oleh Aira, dan tangan Aira mendorong dada Taehyung menjauh.
"Maaf Tae, aku manggil kamu buat ngomong serius." ucapnya menatap mata Taehyung.
"Ngomong apa?"
Aira mengalihkan pandangannya kesembarang arah, tak sanggup menatap langsung bola mata Taehyung. Jantungnya hampir copot saat ia mengingat kembali kalimat yang sudah ia siapkan.
Ia beranikan diri mengangkat kepalanya. Menatap mata Taehyung.
"Dulu kita saling mencintai. Nggak mau sampe pisah. Kamu sayang sama aku, aku juga sayang sama kamu banget malah."
"Iya aku tahu."
"Tapi sekarang aku udah jadi milik orang lain, Tae. Aku sekarang sadar.."
Taehyung sudah tegang, ia menatap Aira tajam, menajamkan pendengarannya. Firasatnya tidak baik. Tapi ia meyakinkan dirinya bahwa ia salah.
"Maaf." Aira menundukkan wajahnya. "Aku mau kita berakhir sampe disini." air matanya membasahi rok yang dipakainya.
"Nggak. Coba ulang lagi." bentak Taehyung.
"Aku mau kita berakhir." Aira memandang kesegala arah.
Taehyung mengguncang bahunya. "Tatap mata aku kalau ngomong, Aira." dengan suara yang lebih keras.
"Aku mau berakhir, Tae. Kita udahin aja sampe sini. Makasih buat semuanya." kini Aira menatap mata Taehyung.
"Kenapa?" lirih Taehyung dengan suara serak.
"Karena aku cinta sama Yoongi."
"Bohong!"
"Aku serius, Tae. Maaf aku harus pulang, Yoongi udah nunggu."
Taehyung mencegat tangan Aira. Namun Aira tak berbalik sekalipun.
"Makasih buat semuanya. Aku harus pergi." Aira melepas tangan Taehyung dari pergelangannya dan melangkah pergi.
"Argh!"
To be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
MYG or KTH?✅
Fanfic°Kau kembali saat aku sudah menjadi miliknya.° - Seo Ahira (OC) - Min Yoongi (BTS) - Kim Taehyung (BTS) - Jeon Jungkook (BTS) - Yoon Yena (OC) mariagelife, sad, hurt, loyal, promise, choice. yesterday, now and tomorrow.