eps. 3

6.2K 1.4K 50
                                    

Pagi datang dan ini waktunya Kai kembali ke kegiatannya seperti biasa. Ia akan ke kantor dan mengurus berkas yang dibutuhkan dan memikirkan perusahaanya sehingga bisa maju.

Kai kira, berita ia dan Nabila akan terpampang di TV hari ini sebagai headline news. Tapi ternyata tidak.

"Permisi Pak, ini ada berkas yang harus ditanda tangani," Ucap sekretaris Kai.

Umur Kai memang baru 26 tahun. Tapi dia sudah menjadi seorang CEO dari Kim Company yang didirikan oleh Ayahnya. Dia sudah diajari bisnis sedari ia kecil. Dan sekarang di umur yang muda sudah memegang sebuah perusahaan besar. Ayahnya lebih memilih memantau kinerja anaknya.

Pada saat Kai sedang membaca berkas yang harus ia periksa untuk tender selanjutnya, handphone Kai bergetar dan menandakan bahwa ada pesan masuk.

Ayah
Jangan lupa untuk selalu komunikasi dengan calon istrimu.

Sial, Kai lupa meminta nomor Nabila kemarin. Mau tidak mau dia meminta ke Ayahnya walaupun itu akan membuat Ayahnya sedikit marah.

Kai
Bagi nomor telponnya.... aku lupa kemarin.

Balasan dari Ayahnya tidak berupa pesan. Malah berupa sebuah telpon yang membuat Kai harus siap mendengarnya.

"Kenapa kamu bisa sebodoh itu? Ngapain aja kamu kemarin selama di mobil mengantar Nabila pulang? Kamu sudah besar tapi kok masalah seperti ini bodoh."

"Malu kemarin." Kai memberikan alasan meskipun ia tahu, alasan yang ia buat tidak mempengaruhi Ayahnya.

"Nanti Ayah kirim pesan. Jangan malu-malu! Nanti kanu malu-maluin!"

"Yaa."

Setelah sambungan telpon tertutup, tidak lama dari itu Yunho mengirim pesan yang berisi nomor Nabila. Kai segera melihat dan langsung menyimpannya.

Makan siang telah tiba dan Kai seperti biasa akan makan di ruangannya sendiri dengan memesan makanan online. Tengah menunggu makanan datang, Kai terpikir untuk menghubungi calon istrinya itu.

Kenapa Kai mau berkomunikasi dengan Nabila? Karena Ayahnya akan mengecek ponselnya apakah dia berhubungan atau tidak.

"Kirim pesan apa ya?" Kai bermonolog sambil menggaruk kepalanya.

Kai
Hai, kamu udah makan siang?

Akhirnya Kai mengirim pesan seperti itu. Tetapi pesan tidak kunjung di balas yang membuat Kai heran. Kalaupun dia memang tidak mengenal nomornya, apakah setidaknya mengirim pesan dan menanyakan siapa?

Kai tidak ingin berbelit dengan pikiran tentang perjodohan ini. Dia memang tidak mengambil pusing dengan hal perjodohan ini. Dia sedari dulu sudah menyiapkan mental untuk sekarang. Atau tepatnya dua tahun yang lalu dia sudah mulai belajar menerima kalau dia harus di jodohkan.

Pesan yang Kai kirim benar-benar tidak dibalas oleh Nabila. Dan ini malam sudah tiba. Kai seketika kesal dengan hal ini.

"Terserahlah."

***

"Gimana kamu kemarin sama Kai?" Donghae bertanya di saat Nabila sedang bersiap untuk berangkat.

"Gak gimana-gimana." Jawab Nabila sekenanya.

"Pastikan hubungan kalian berdua baik. Dan jangan sesekali berbuat hal tolol yang menjelekkan nama baik keluarga. Ngerti?" Ucap Donghae dan Nabila hanya berakhir mengangguk.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang