eps. 14

4.8K 1.3K 104
                                    


Vomment☀️


Press conference berjalan dengan lancar. Berita pernikahan mereka seketika menjadi headline news di semua berita di TV dan juga sosial media. Setelah press conference tadi, Kai dan Nabila masih diam dengan satu sama lain.

Sekarang mereka sedang makan di salah satu restoran. Nabila hanya mengaduk makanannya tanpa ada keinginan untuk memakannya sama sekali.

Ia baru tersadar, bahwa hubungan ini sudah berawal dari kebohongan. Dari kapan mereka saling mencintai? Mereka saja baru kenal satu minggu lebih dan baru tiga kali bertemu.

"Nabila, dimakan." Suara Yunho membuat Nabila kembali ke dunia nyata. Dirinya baru saja dalam pemikiran yang dalam.

Nabila hanya mengangguk. Tetapi tetap saja ia tidak memakan makananya dengan benar.

"Permisi, aku mau ke toilet," pamitnya.

Nabila memang tidak ingin buang air kecil atau bahkan buang air besar. Dia hanya ingin keluar sebentar dari ruangan tersebut. Dirinya juga ingin menetralkan perasaanya yang kini berubah menjadi sebuah rasa yang asing.

Ketika dirasa sudah lebih baik, Nabila keluar dari kamar mandi. Setelah ia keluar, ia mendapati Kai di depan kamar mandi sedang berdiri di depannya. Lelaki itu tidak menyapa, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Kai bersikap dingin terhadapnya.

"Yah, Pah. Aku harus pergi sekarang. Masih ada urusan yang harus aku selesain untuk sidang nanti." Nabila berniat untuk pergi dari tempat makan ini.

"Tunggu Kai, biar dia nanti yang antar kamu," jawab Yunho.

"Gak usah. Nabila bisa sendiri. Aku pamit," ucapnya lagi sambil berjalan keluar dari restoran tersebut.

Dirinya sedaritadi memang sudah tidak ingin berada di ruangan tadi. Nabila segera ingin keluar dan pergi dari sana.

Ketika Nabila keluar untuk pergi menunggu taksi, ada seseorang yang menghampiri dirinya.

"Nona mau kemana?" Adalah pertanyaan pertama yang ia lontarkan.

Nabila tidak menjawab, lelaki yang bertanya tadi adalah lelaki yang menjemputnya tadi di kampus.

"Saya antar," ucapnya lagi.

Bukannya menanggapi, Nabila berjalan untuk memasuki taksi yang ia pesan tadi lewat telpon.

Kini dirinya sudah masuk ke dalam taksi. Tujuannya adalah satu, Taman. Dimana ia bisa menyendiri tanpa ada yang menganggu.

"Maaf Mbak, tapi kayaknya kita di ikutin," kata Bapak Supir.

Nabila menengok ke belakang dan benar saja terdapat mobil yang menjemputnya pada saat ia di kampu.

"Kita gak jadi ke tempat tadi, Pak. Ke perumahan Raffles."

Nabila memilih untuk pulang ke rumah.

***

Sudah dua hari setelah terjadinya press conference itu. Dirinya juga selama dua hari hanya berada di kamar tanpa ada keinginan untuk keluar rumah. Yang dilakukannya di dalam kamar hanya diam dan mempelajari skripsinya, karena sidang sebentar lagi.

Ponsel Nabila berbunyi dan nama Gong Yoo tertera.

Pak Gong Yoo
Saya tunggu kalian semua di Kintan, malam ini.
Semua harus datang. Ada yang ingin saya sampaikan.

Tadinya, Nabila akan menolak dan lebih memilih untuk berdiam diri di kamarnya. Tapi melihat pesan kedua dari Gong Yoo membuat dirinya mau tidak mau keluar dari kamar ini dan menemui dosen pembimbingnya tersebut.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang