Selamat Membaca🔆
Vomment jangan lupa!Matahari sudah tenggelam paska Nabila pulang dari kuburan Yura. Tidak terasa dirinya bercerita selama berjam-jam, hari juga sudah mulai gelap.
Ketika Nabila sedang diam dan memerhatikan jalan, terdengar suara perut yang berbunyi kelaparan. Jelas itu bukan perut Nabila melainkan Jonghyun. Jonghyun melirik Nabila sambil menahan malunya.
"Cari tempat makan dulu aja. Maaf ya daritadi saya gak mikirin kamu sudah makan atau belum," ucap Nabila terhadap Jonghyun.
"Gak apa-apa kok, Nab."
"Ada restoran di depan. Kita berhenti terus makan."
Mereka berdua akhirnya turun di restoran yang Mabila tunjuk tadi. Jonghyun dan Nabila menikmati makanan yang ada sampai ponsel Nabila berbunyi.
Nabila segera melihat siapa yang menguhubunginya, ternyata Donghae.
"Pulang atau saya seret kamu sekarang juga?!" Donghae berbicara dengan nada marah yang membuat Nabila ketakutan.
Donghae pasti sudah tau bahwa Nabila pergi ke kuburan Yura. Donghae tidak pernah suka kalau Nabila mengunjungi pemakaman Yura.
Nabila segera berdiri dan membuat Jonghyun melongok, karena mereka belum selesai makan. Nabila menyuruh Jonghyun untuk menyelesaikan makanannya dan segera pulang.
Perjalanan arah pulang Nabila di hantui rasa takut. Ia takut Donghae akan murka. Nabila tahu bahwa dia sangat dilarang. Tapi bagaimana? Rasa rindu sudah menggerogoti hatinya dan memaksa dirinya untuk mendatangi Yura.
Mereka sudah masuk ke dalam gerbang rumah, jantung Nabila semakin berdegup kencang. Dirinya benar-benar takut. Donghae kalau sudah marah seperti di kaluti oleh iblis.
Ketika Nabila masuk ke dalam rumah, hal yang ia dapati adalah Donghae yang berdiri dengan air muka kemarahan yang sangat terlihat jelas. Jeno dengan wajahnya yang khawatir tentang apa yang akan dilakukan Dongahe nanti dan Dara yang hanya bisa diam.
Nabila menundukkan kepalanya ketika sudah sampai di depan Donghae. Helaan napas Dongahe semakin kasar yang menandakan Donghae menahan amarahnya.
"Sudah berapa kali saya ingatkan kamu untuk tidak datang ke tempat jalang itu?!" Donghae memulai pembicaraanya.
Nabila hanya menunduk diam. Ia tak berani menjawab. Memang, sudah berkali-kali Dongahe melarang. Tapi jujur, ia baru melanggar sekali.
"JAWAB!" Kali ini Donghae membentak dengan tangan yang mencengkram lengan Nabila dengan keras.
Nabila merasakan kesakitan, tapi ia tahan.
"Ngapain kamu masih menyambangi jalang itu?! Ingat janji kamu apa dulu?! Mau tempat jalang itu saya gusur dan buang ke tempat yang tidak layak?!"
"Gak Pah.. Jangan.. " Akhirnya Nabila menjawab dengan air mata yang sudah berjatuhan di pipinya.
"Lalu kamu ngapain ke sana?! Dia sudah gak pantas mendapat kunjungan dari kita! Ingat!" Donghae kembali membentak.
Nabila hanya bisa menangis mendengar orang yang melahirkan dirinya ke dunia ini di sebut dengan kata jalang. Sakit hatinya, tapi mengingat apa yang Yura lakukan dulu tentu saja salah dan membuat Donghae marah seperti ini.
"Papa sekali lagi bilang ya sama kamu. Jalang itu, tidak pantas ada dunia ini. Lebih baik dia benar, mati."
"PA! PAPA GAK BISA BERBICARA SEPERTI ITU! BAGAIMANA PUN JUGA DIA MAMA AKU DAN PAPA PERNAH MENCINTAINYA!" Nabila berteriak menanggapi ucapan Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabean ; Kai
FanfictionIf there's bunch of reason people to leave me. I'll make you stay, for one reason.