Terima kasih semua udah nemenin cerita Nabean selamat setahun!
Enjoy the last chapter!🥰
Menjadi kuat terkadang itu menyakiti diri sendiri. Karena bukan benar ia kuat. Tetapi dibuat menjadi kuat.
Menjadi kuat juga bukan suatu hal yang harus kalian lakukan. Semua orang pasti mempunyai waktunya untuk menjadi lemah. Karena lemah juga adalah salah satu yang melengkapi dari sifat manusia.
Jujur, ketika Donghae menelpon Nabila untuk segera pergi ke ruang ICU, pikiran sudah dipenuhi dengan perkiraan buruk. Untuk memikirkan Jeno meninggalkan dirinya membuat Nabila sudah meneteskan air kembali.
Kalau memang akhirnya ia harus ditinggal oleh Jeno, ia ingin meminta terhadap Sang Pencipta agar ia diberi waktu untuk mengucapkan kata terima kasih dan mengungkapkan betapa sayang dirinya terhadap adiknya tersebut.
Ketika sampai di lantai tempat dimana Jeno berada, ia langsung memasuki ruang ICU tersebut. Melihat bagaimana Dara, Donghae juga Dokter Byungman mengelilingi bangsal Jeno membuat Nabila takut melangkah. Sampai pada akhirnya Donghae menghampiri anak perempuannya dan membawanya untuk mendekat dengan Jeno.
Rasa syukur, bahagia yang sudah tak bisa perempuan itu ungkapkan lagi seakan membuncah di dalam dirinya.
Melihat Jeno sudah membuka matanya dan melayangkan senyumannya membuat Nabila tak bisa menahan rasa bahagianya. Ia segera memeluk adiknya yang paling ia sayang. Memeluknya dengan sangat bahagia juga diiringi air mata yang turun.
Jeno mencoba menggerakan tangannya ketika Nabila selesai memeluknya. Untuk menghapus air mata kakaknya.
"Makasih Jen. Makasih udah bangun. Ya Tuhan terima kasih," ucap Nabila dan Jeno hanya bisa tersenyum.
"Dalam kasus Jeno ini sangat langka. Biasanya, keadaan yang dialami Jeno ini dapat membuat seseorang lewat. Akan tetapi, sepertinya Jeno berjuang keras untuk bangun," ucap Dokter Byungman.
Tangan Jeno beralih ke bagian dimana wajah Nabila yang diperban. Jeno seakan menunjukan kekehawatirannya. Nabila mengerti hal tersebut langsunh memberitahu adiknya bahwa ia baik-baik saja.
"Aku gapapa. Ini cuma luka kecil. Badan kamu gimana? Apa yang kamu rasain? Sakit? Pusing? Atau apa? Kasih tau aku."
Jeno menjawabnya dengan gelengan. Nabia masih setia mengenggam tangan adiknya dengan erat.
"Sebaiknya kita biarkan Jeno beristirahat," saran Dokter Byungmas dan mereka semua menyetujui.
Sebetulnya Nabila sedikit tak rela meninggalkan adiknya sendirian. Tetapi, ketika ia mengingat adiknya baru saja berjuang untuk kembali hidup membuat Nabila mengerti bahwa Jeno harus beristirahat.
"Kalau kamu ngerasain sakit dan segala macem, langsung panggil aku atau suster. Oke?" Nabila mengatakannya sambil mengelus kepala Jeno.
Jeno yang medengarnya hanya mengangguk dan tersenyum. Akhirnya mereka semua keluar meninggalkan Jeno.
Hatinya sedikit merasakan lega setelah melihat Jeno bangun dari komanya. Pikiran buruknya perlahan menghilang. Tak hanya Nabila, tetapi Donghae juga Dara merasakannya.
"Dan sekarang, kamu kembali ke kamar kamu. Jeno sudah melewati masa kritisnya. Jadi kamu bisa istirahat dengan sedikit tanpa beban," kali ini Dara yang berbicara.
Melihat pergerakan Nabila yang akan menolak permintaan Dara membuat Donghae langsung meliriknya. Untuk memberikan kode agar mengikuti apa yang Dara katakan. Akhirnya Nabila hanya bisa mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabean ; Kai
FanficIf there's bunch of reason people to leave me. I'll make you stay, for one reason.