"Kai?"Di saat itu bukan hanya Lay yang kaget melihat Kai. Nabila juga, tapi mau apapun yang terjadi wajah perempuan itu hanya menunjukan wajah datar.
"Ngapain lo?" Lay bertanya dengan Kai yang masih berdiri di hadapan mereka berdua.
"Gue? Ya makan lah. Tapi gue sendirian, boleh bareng kan?" Ucap Kai sambil bertanya terhadap Lay dan Nabila. Tapi Nabila hanya melihat Kai tanpa memberi jawaban.
Tanpa aba-aba pun Kai langsung duduk di sebelah Nabila dan menunjukkan senyumannya yang menawan.
Nabila kembali makan dengan suasana yang cukup canggung. Lay yang tadinya bersemangat untuk bercerita berbagai hal kini hanya melihat Kai yang sedari tadi makan dengan senyuman di wajahnya.
Ketika Lay ingin menaruh daging di atas nasi Nabila, Kai duluan yang menaruhnya. Nabila hanya melihat mereka heran. Pasalnya tidak hanya sekali dua kali. Tapi berkali-kali samapi dirinya berkata.
"Saya bisa ambil dagingnya sendiri."
Karena walaupun dirinya mendapati seperti diperhatikan oleh kedua lelaki ini, tetap saja dia tidak terlalu suka. Mereka sedang makan bukan sedang bertanding siapa yang paling banyak menaruh daging di piringnya.
Acara makan mereka selesai, ketika Lay ingin membayar, Kai duluan yang membayar semua makanan mereka.
"Kok jadi lo yang bayar Kai?"
"Ya gapapa. Kan gue udah nimbrung sama kalian. Kalian pulang kan abis ini?" Tanya Kai yang diangguki oleh Lay.
"Iya gue nganter Nabila ke rumahnya," ucap Lay yang membuat Kai menyeringit.
Dia tidak paham. Kenapa orang-orang belum tau kalau dia dan Nabila akan melakukan pernikahan kurang lebih dua minggu lagi?
Kai hanya melihat Nabila yang sibuk memutar sedotan di gelasnya tanpa memikirkan sekitar.
"Kamu pulang sama aku," ucap Kai terhadap Nabila yang membuat orang di sampingnya pun menengok.
"Nabila pulang sama gue," sela Lay dan Kai melihat Lay yang ada di hadapannya. "Lagian emang lo kenal sama Nabila?"
Kali ini Kai tidak menjawab. Dia hanya kembali menengok ke arah Nabila seakan mau tau apa calon istrinya itu akan menjawab atau tidak. Nyatanya, perempuan itu hanya diam seolah tidak mendengar yang membuat Kai teertawa kecil.
"Yuk Nab. Udah malem," ajak Lay yang membuat Nabila berdiri dan segera meninggalkan Kai.
Kai tidak hanya diam. Dia menarik tangan calon istrinya itu dan membawa perempuan itu ke sampingnya.
"Mau lo apa?" Tanya Lay cukup geram.
"Mau gue? Gue mau anter Nabila pulang," jawab Kai tak kalah geram yang membuat Lay sedikit tersulut emosi.
"Lo siapa emangnya?"
"Gue calon suaminya," Jawab Kai yang membuat Lay terkejut dan juga membuat Nabila menggelengkan kepalanya.
Tanpa menunggu reaksi dari Lay pun Kai menarik Nabila untuk bergegas ke mobilnya.
Nabila tidak menolak. Dia hanya memilih diam sedangkan Kai tersulut emosinya. Secara tiba-tiba dia tidak suka dengan Lay tadi.
Kai melajukan mobilnya dan Nabila hanya menaruh atensi ke jalanan seperti biasa.
"Kenapa kamu gak kasih tau aku kalau tadi kamu sama Lay?" Tanya Kai setelah mereka terdiam selama beberapa menit.
"Buat apa?"
Buat apa katanya? Dalam hati Kai berbicara.
Kai juga tidak tahu apa motif dia bertanya seperti tadi. Dia hanya ingin bertanya. Mendengar apa jawaban dari Nabila, dia kembali diam dan memikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabean ; Kai
FanfictionIf there's bunch of reason people to leave me. I'll make you stay, for one reason.