eps. 19

5.4K 1.2K 65
                                    


Tangan mereka masih bertautan walaupun mereka sudah di persilahkan untuk duduk di ruang tunggu. Beberapa kali Nabila mencoba melepaskan genggaman mereka karena ia merasa banyak orang yang melihat mereka dengan tatapan kesal?

Lain halnya dengan Kai yang tetap mengenggam tangan Nabila. Ia pun tahu bahwa perempuan di sampingnya mencoba untuk melepaskan.

Salah satu staff butik menyuruh mereka untuk segera pergi ke ruang fitting. Kai dan Nabila pun mengikuti apa kata staff tersebut.

"Silahkan Pak Kai untuk mencoba tuxedo-nya."

Kai berdiri dan mau tidak mau ia melepaskan genggaman tangan mereka berdua.

"Aku ganti baju dulu. Kamu jangan kemana-mana, oke?" Ucap Kai yang dijawab dengan anggukan oleh Nabila.

Kai diberikan tuxedo yang akan ia pakai saat pernikahannya nanti. Memang terlihat simpel, tapi saat di pakai oleh Kai, Kai terlihat sangat gagah dan juga tampan. Kai melihat tampakan dirinya di kaca dan sangat percaya diri bahwa tuxedo yang ia pakai ini akan membuat para wanita menginginkan dirinya.

Kai sudah siap untuk menunjukkan apa yang sedang ia pakai sekarang. Dengan tuxedo berawarna hitam yang melekat di badannya.

Lelaki itu membuka tirainya dengan cepat karena ia tahu bahwa Nabila menunggu dirinya. Tapi dirinya salah, ia tidak menemukan perempuan yang menunggunya. Tidak ada siapa-siapa yang membuat Kai melongo ke kanan, kiri untuk mencari calon istrinya.

"Bean?" Kai memanggil Nabila tapi tidak ada jawaban.

"Bean?" Kai memanggil lagi tetapi tetap tidak ada jawaban. "Gak usah ngumpet gitu. Gak lucu, Bean."

Kai masih mencari dan memanggil nama calon istrinya. Tapi lagi-lagi tidak ada jawaban.

"Serius ini gue ditinggal?" Kai bermonolog sambil berjalan keluar dari ruangan untuk mencari calon istrinya tersebut.

Sesaat Kai ingin membuka pintu, pintu terbuka menampilkan perempuan yang ia cari-cari.

"Bean! Aku kira kamu ninggalin aku tau gak sih!" Kai berbicara dengan nada suara yang agak tinggi. "Kamu abis darimana Nabean??"

"Kamar mandi. Kenapa?" Nabila menjawab seadanya yang membuat Kai menghembuskan nafas nya seakan lega bahwa Nabila tidak tiba-tiba pergi begitu saja —mengingat bagaimana sifat Nabila yang susah untuk di tebak.

Tadi, Nabila hanya menunggu Kai sambil memainkan tangannya. Semenit kemudian ia ingin pergi ke kamar mandi dan membuang air kecil. Dengan cepat ia menanyakan dimana kamar mandi berada oleh staff yang berada di sana dan langsung menuju ke kamar mandi.

"Ada apa?" Nabila kembali bertanya dan Kai menjawab dengan gelengan kepalanya.

Kai menarik tangan Nabila untuk lebih masuk ke dalam ruangan. Nabila disuruh untuk duduk di sofa yang seharusnya ia berada di saat Kai membuka hordeng tempat penggantian bajunya.

"Duduk di situ. Aku mau ulang adegan pas aku buka hordeng. Kali ini kamu jangan kemana-mana ya." Kai berucap sambil berjalan kembali ke dalam hordeng.

Nabila tidak mengerti apa yang ada di pikiran Kai. Dirinya hanya mengikuti apa yang Kai minta. Setelah itu, Kai masuk ke dalam tempat penggantian baju.

Tirai terbuka cepat dan menampilkan Kai dengan tuxedo yang ia pakai. Jujur, Nabila mendapati Kai sangat... tampan.

Kai merentangkan tangannya seakan dia akan membuat Nabila terpanah melihat dirinya sekarang. Matanya terbuka setelah beberapa detik ia pejamkan dan hal yang pertama ia lihat adalah Nabila dengan muka datarnya.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang