eps. 32

3.7K 982 76
                                    


Setelah kejadian ramen tadi Kai pergi ke ruang kerjanya, ia sempat pamit dan tentu saja tidak ada penolakan sama sekali dari Nabila.

Kini Nabila sudah mandi dan merebahkan badannya di kasur mereka. Kai sedari tadi siang tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Serentetan pertanyaan terhadap sikap Kai masih memenuhi kepala wanita tersebut. Semakin Nabila pikir, semakin Nabila tidak menemukan jawabannya. Apa karena mungkin mereka belum terlalu saling mengenal sampai Nabila tidak menemukan jawabannya?

Tadinya Nabila ingin menunggu Kai kembali dari ruang kerja tersebut tapi Kai tak kunjung datang dan berakhir dengan wanita itu ketiduran.

***

Pagi ini Nabila bangun dengan harapan Kai tidur di sampingnya, ternyata ketika ia membuka mata ia hanya tertidur sendirian di kasur berukuran King Size ini. Wanita itu bangun dan mencari keberadaan Kai. Jika dilihat kasur yang terlihat seperti dua orang yang menggunakannya akan terlihat berantakan, tetapi yang Nabila lihat tempat di sampingnya itu seperti tidak tersentuh sama sekali.

Mengedarkan pandangan dan menyusuri setiap sudut Penthouse membuat Nabila yakin bahwa Kai tidak keluar sama sekali dari ruang kerjanya. Dengan keberanian yang ia punya, Nabila membuka ruang kerja Kai dan benar saja dugaannya, Kai tertidur di ruang kerjanya dengan kepala yang berada di atas meja.

Nabila bergerak mendekati suaminya tersebut, melihat wajah lelaki itu dengan seksama. Wajah tidur yang pernah Nabila lihat kemarin adalah dimana wajah orang yang pulas dan menikmati waktu istirahatnya. Sayang, yang Nabila lihat sekarang adalah raut wajah orang kelelahan.

"Kai..," panggila Nabila sambil menggoyangkan badan suaminya. "Kai..," panggilnya lagi, tapi yang diapanggil tidak bereaksi sama sekali.

Agak geram dengan Kai yang tidak mengindahkan suaranya, kini Nabila akhirnha mencubit pipi gemas Kai.

"Aw!" Kai meringis karena cubitan yang Nabila beri bukanlah kasih sayang, melainkan seperti sebuah cubitan peringatan. "Apa Bean? Ada apa? Kok nyubit?!"

"Bangun. Kerja." Dan dengan begitu Nabila keluar dari ruang kerja.

Kai yang baru saja bangun tidak hanya meraskan sakit di pipinya, melainkan di lehernya juga yang terasa sangat pegal. Badannya juga remuk dan ia baru tersadar bahwa dirinya tertidur di bangku kerjanya. Lelaki itu melihat jam dan ternyata sudah waktunya ia harus mandi dan berangkat kerja.

Ketika Kai keluar dari ruang kerjanya, ia tidak menemukan istrinya dimanapun. Kai bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan diri. Setelah membersihkan diri Kai berniat membuka walking closetnya untuk mencari baju apa yang akan ia pakai, tapi ternyata tidak perlu susah-susah, karena baju kerja sudah tersedia dan Kai yakin bahwa istrinya yang menyiapkannya.

Sebelum berangkat kerja Kai pikir ia akan menemukan istrinya sedang masak atau apapun. Ternyata tidak, ia tidak menemukan istrinya sama sekali.

***

Hari ini seperti hari yang melelahkan untuk Kai, pikirannya terasa penuh dengan segala hal. Dari mulai masalah pekerjaan sampai masalah pribadi yang menimpanya kemarin. Kai pulang dan agak terkejut mendapati seorang wanita berada di ruang tv menyaksikan sajian hiburan yang ditayangkan oleh salah satu channel.

"Bean?" Kai memanggil dan yang dipanggil langsung menengok.

"Mandi."

"Oke."

Kai membersihkan dirinya dengan air hangat, mungkin dengan air hangat bisa melunturkan apa yang ada di kepalanya. Setelah memakai baju yang disiapkan oleh istrinya ia keluar dari kamar, lagi-lagi menemukan Nabila di ruang tv sedang berdiam diri. Kai menghampirinya dan mengelus kepala istrinya.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang