eps. 8

5.4K 1.4K 78
                                    



Seketika Nabila merasa panik.

Bertemu dengan Bundanya Kai? Dengan keadaan seperti ini?

Dirinya memang tidak pernah memperhatikan penampilannya. Tapi entah mengapa dia merasa panik.

"Jangan sekarang. Nanti aja." Nabila bersuara sambil mengigiti kukunya.

Nabila hanya memakai ripped jeans dan kemeja sedikit lusuh. Kai yang melihat Nabila panik itu hanya tertawa kecil. Perempuan itu terlihat lucu.

"Sumpah, jangan sekarang," ucapnya lagi.

Ternyata jika sedang panik, Nabila akan banyak berbicara. Dan kebiasaannya mengigiti kuku juga mencuri perhatian Kai.

"Sump—"

"Apa salahnya sih? Orang ketemu Bunda doang. Bunda malah suka orang yang santai. Kamu jangan panik," ucap Kai memberi tahu.

"Ya tapi kan tetep aja!"

"Tetep apa?" Timpal Kai tapi Nabila hanya diam.

Mereka sampai di rumah Kai. Sebelum mereka turun dari mobil, Kai sempat menepuk tangan Nabila untuk sekedar menenangkan.

"Gak usah kaku. Bunda gak gigit kok. Udah ayo turun," ajaknya dan mau tak mau Nabila juga ikut turun.

Kai dan Nabila masuk ke dalam rumah Kai dengan Nabila yang mengintil di belakang badan Kai. Kai yang menganggap itu lucu ia jadikan sebagai lelucon.

"Kai! Mana Nabilanya?" Suara Kahi terdengar yang membuat Kai makin tersenyum.

"Kai gak bawa Nabila. Bawanya anak curut," jawab Kai sambil tertawa. Nabila yang mendengar hanya memukul punggung Kai.

"Curut?" Tanya Kahi dan Kai langsung menarik Nabila dari belakang badannya ke arah Bundanya.

"Ha-halo Tante." Nabila menyapa Kahi malu-malu dan di sambut pelukan oleh Kahi.

"Ya ampun! Cantik gini kamu bilang curut?! Suka aneh memang kamu ya. Maafin Kai ya sayang. Suka begitu memang dia," ucap Kahi sambil membawa Nabila masuk ke dalam rumah mereka.

Nabila hanya tersenyum kikuk dan mengikuti arah langkah Kahi. Kai juga mengikuti mereka berdua. Sejujurnya Nabila agak canggung, karena dia tidak seperti ini dengan orang lain.

"Udah kalian istirahat di kamar Kai. Bunda mau masak buat makan malam," ucap Kahi.

"Aku bantu Tan."

Perkataan Nabila membuat Kahi tersenyum dan langsung menarik dirinya lebih dekat dengan Kahi.

"Kamu bantuin Tante siapin makan malam gapapa?" Tanya Kahi dan dijawab anggukan oleh Nabila.

"Kai kamu mandi sana. Bau." Kahi mengucapkannya dengan tangan yang menutupi hidungnya..

"Nabila juga mandi dong Bun. Kan dia juga belum mandi," jawab Kai yang langsung mendapat pelototan oleh Kahi.

"Nabila wangi. Gak kayak kamu. Udah sana. Hush hush," usir Kahi yang membuat Kai mempoutkan bibirnya.

Nabila di ajak ke dapur untuk membantu menyiapkan makanan. Kahi tidak berhenti tersenyum mengingat bahwa ada seseorang yang membantu dirinya di dapur selain Jungah -Kakaknya Kai.

Nabila mulai memotong sayuran dengan Kahi yang sedang menumis daging. Demi meninggalkan kesan baik, Nabila harus mengebelakangkan ketakutannya.

Tangan Nabila sebenarnya bergetar dan rasa takut seakan mendatangi dirinya ketika ia masuk ke dalam dapur.

Dia mempunyai pengalaman buruk dengan tempat itu. Bukan hanya buruk. Bahkan menyiksa dan menyedihkan.

"Kamu suka masak?" Tanya Kahi.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang