"Calon istri kamu Ayah dengar lagi pulang malam terus. Kamu mulai sekarang antar jemput dia."Pagi itu Kai sedang memakan sarapannya. Sudah dua hari setelah Kai mengirim pesan terhadap Nabila tetapi tidak dibalas oleh perempuan itu.
"Kerja—"
"Calon istri kamu lebih penting."
"Karena punya pengaruh besar terhadap perusahaan," ucap Kai dalam hati.
Kai mengangguk dan kembali melanjutkan makannya.
Kai kembali mengendarai mobilnya ke arah kantor. Jujur saja ia belum tahu dimana calon istrinya itu bekerja. Jika ia bertanya kepada Ayahnya, dia pasti akan di marahi.
Mungkin Dewi Fortuna sedang dalam pihaknya. Ia melihat calon istrinya itu sedang berjalan di perempatan jalan sambil membawa kertas yang cukup tebal.
"Pinggir ke arah perempuan itu, Pak." Pintanya terhadap supir.
Kai membuka kaca dan benar saja itu Nabila.
"Nabila!" Panggilnya.
Gadis itu menengok dan mendapati Kai yang berada di mobilnya. Tidak lama kemudian Kai keluar dan menghampirinya.
"Kok jalan?"
"Kenapa?" Tanya Nabila sambil melihat calon suaminya itu.
"Aku anter."
"Udah mau sampe."
"Emang dimana?"
"Gak jauh." Jawab Nabila.
"Aku anter." Kai tetap bersikukuh untuk mengantar Nabila. Tetapi ketika Kai ingin menyuruh Nabila masuk ke dalam mobil, Nabila melengos jalan tanpa memberitahu Kai.
Kai yang bingung langsung menyamakan jalannya dengan Nabila. Dilihatnya Nabila dari samping, wanita itu terlihat lelah tapi wanita itu tetap berusaha untuk terlihat semangat.
"Udah sampe."
Tak terasa mereka sudah sampai di kantor yang dijadikan tempat magang oleh Nabila. Kai sedikit terkejut karena memang hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk berjalan.
"Cepet ya." Balas Kai lalu Nabila hanya melihat Kai dengan mata seperti menyuruh pergi.
"Semangat magangnya. Nanti malam aku jemput."
Sebelum Nabila menjawab, Kai sudah pergi dan memasuki mobilnya. Padahal wanita itu ingin menolak karena dia harus lembur sampai pagi untuk persidangannya besok.
Wanita itu tidak akan janji untuk pulang dengan Kai. Terkecuali lelaki itu ingin menunggu dirinya.
Tapi siapa yang mau menunggu dirinya?
Kai kembali ke mobil untuk pergi ke kantor. Dia tidak tahu, kenapa setiap bertemu dengan Nabila, wanita itu hanya akan menjawab pertanyaan dengan seadanya.
***
"Sudah sampai mana kamu mempersiapkan data untuk pengadilan besok?" Suara Lay terdengar ketika Nabila sedang membaca kertas kasus.
"Sedikit lagi selesai."
"Data dan keperluan yang lain sudah disiapkan? Kamu juga udah baca dengan benar kasusnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabean ; Kai
FanfictionIf there's bunch of reason people to leave me. I'll make you stay, for one reason.