eps. 23

4.1K 1.1K 112
                                    

Vomment jan lups all🔆

Matahari kini sudah siap untuk menyinari dunia hari ini. Secercah cahaya yang di pantulkan oleh matahari masuk ke dalam kamar seseorang melalui celah yang ada. Si empunya pun baru saja membuka matanya setelah tidur selama beberapa jam.

Wanita itu bangun dengan keadaan mata yang cukup sakit. Matanya masih menyesuaikan dengan cahaya sekitar, kini ia sadar lalu mencoba untuk duduk di kasurnya.

Matanya terasa sakit, ia baru saja ingat bahwa dirinya tadi malam adu cekcok dengan Papanya. Nabila menunduk dan sedikit meremas rambutnya. Setelah itu dirinya ingat bahwa dia menangis kencang di pelukan Kai dan berakhir tertidur.

Nabila melihat baju nya yang kini sudah berganti dengan baju yang biasa ia pakai untuk tidur. Sekelibat pemikiran berdatangan ke kepala Nabila, siapa yang mengganti bajunya? Bagaimana dia sudah sampai di kasurnya?

Pintu kamar terbuka dan mendapati Dara yang memakai baju rapih menghampiri dirinya. Dara duduk di pinggir kasur.

"Siap-siap, kita akan ke tempat pernikahan kamu," kata Dara yang sukses membuat Nabila kembali tersadar bahwa hari ini adalah hari pernikahannya dengan Kai.

Nabila segera masuk ke dalam kamar mandi dan bergegas untuk membersihkan diri setelah Dara berkata seperti tadi. Ia lihat wajah nya yang tercermin di depannya. Matanya bengkak karena menangis tadi malam. Bagaimana ia menjawab pertanyaan yang akan di lontarkan orang-orang nanti?

Apa dia harus menjawab kalau dirinya terlalu bahagia sampai menangis karena hari ini adalah hari pernikahannya?

Tentu saja tidak, dirinya hanya bisa tertawa apabila benar-benar memberi pernyataan seperti tadi. Nabila memutuskan untuk tidak memikirkan dan memilih untuk segera membersihkan diri lalu pergi ke tempat pernikahannya.

***

Perjalanan dari rumah Nabila ke tempat pernikahnnya memakan waktu kurang lebih dua jam. Tentunya dengan pengawalan yang ada, keluarga mereka sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Pada saat Nabila dan keluarganya turun, mereka sudah tak heran bagaimana melihat bunga ucapan selamat sudah berjejer banyak di lobby tempat pernikahan.

Nabila yang sedari tadi diam hanya di temani Jeno. Sedangkan Donghae tetap dengan muka datarnya, tetapi Dara, dia mencoba untuk tersenyum sedikit. Sebelum Nabila masuk ke dalam ruang rias, Nabila bertemu dengan Kahi dan Yunho.

"Halo sayang!" Kahi menyapa Nabila dengan semangat lalu memeluk wanita yang sebentar lagi menjadi menantunya itu -meskipun tidak tahu akan terjadi atau tidak.

"Halo Bun, Yah." Nabila kembali menyapa kedua orang di depannya dengan senyuman lalu membalas pelukannya.

"Bagaimana keadaan kamu hari ini? Baik?" Kahi kembali bertanya yang di jawab dengan anggukan dengan Nabila.

"Ya sudah, Nabila kamu segera pergi bersiap, karena pernikahan sebentar lagi," ucap Yunho dan akhirnya Nabila pamit lalu berjalan ke arah ruang rias.

Alasan Yunho menyuruh Nabila untuk segera masuk ke dalam ruang rias adalah satu, tidak mau Nabila mengetahui bahwa Kahi dan Yunho sekarang dilanda gelisah perihal Kai yang belum pulang sama sekali dari kemarin.

***

Nabila sudah di dandani sekitar beberapa jam lamanya. Dirinya hanya diam ketika penata rias dengan lihai memakaikan bedak dan segala tetek bengek yang di perlukan untuk mempercantik dirinya, untuk memanglingkan wajah yang Nabila punya.

Pintu terbuka dan yang membuka pintu tersebut adalah Miu -sekertaris Kai. Miu masuk dan langsung duduk di sofa yang tersedia di dalam ruangan tersebut. Sekitar setengah jam kemudian Nabila selesai dengan segala riasannya.

Miu langsung berdiri dan memberi dress yang akan Nabila pakai untuk acara pernikahannya. Miu juga ikut masuk ke dalam ruang ganti untuk membantu Nabila memakai dress nya.

"Saya mau bantu anda untuk memakai dress ini," ucap Miu.

"Bisa gak usah formal?" Nabila bertanya, karena dirinya mendapati sangat merasa tidak nyaman.

"Oke, gue akan ngomong sesuka gue. Gimana?"

"It's better."

Akhirnya Miu membantu Nabila untuk memakai dress yang sudah di pesan semenjak persetujuan atas perjodohan Kai dan Nabila terjadi. Miu dengan apik membantu Nabila.

Setelah selesai dengan dress yang Nabila pakai, yang sekarang Nabila lakukan hanya satu, menunggu acara di mulai. Nabila juga sudah pindah ke ruangan dimana mempelai wanita menunggu untuk di panggil. Dan lagi-lagi Miu menemani Nabila.

Nabila sedari tadi hanya diam sambil memegangi bunga. Sedangkan Miu hanya memainkan ponselnya. Suara ketukan kaki di lantai membuat Miu mengalihkan atensinya ke arah Nabila. Miu tau, bahwa wanita itu sedang di landa keresahan.

"Nab," Miu memanggil Nabila yang membuat wanita itu langsung mendongakkan kepalanya ke arah Miu. "Mata lo kenapa bengkak gitu? Nangis lo tadi malem?"

"Hah?" Nabila menjawab pertanyaan Miu tanpa takut kalau Miu akan memberi tahu semua orang dan berteriak bahwa Nabila tadi malam menangis yang menyebabkan matanya sedikit bengkak hari ini.

"I bet you cried it's not because this wedding. Just because another shit, right?" Miu bertanya to the point terhadap Nabila yang dijawab dengan kekehan dari Nabila. "So, am I right?"

"Hahah," Nabila hanya tertawa menanggapi yang Miu sudah juga tahu bahwa pernyataan nya adalah benar adanya. "Kok bisa tau?"

"Pernikahan lo ini karena perjodohan. Bukan karena saling mencintai or whatever the reason is," jawab Miu dengan kalem.

"Kelihatan ya?"

"Bagi orang yang gak kenal salah satu dari kalian mungkin enggak. Tapi bukan dengan gue, gue udah kerja sama.. let's call your soon to be husband, stupid. Gue udah kerja sama dia sekitar tiga tahun?" Jawab Miu.

"Berarti lo kenal Kai banget?"

"Kurang lebih."

"Kenapa lo panggil dia bodoh?" Tanya Nabila setelah mendengar pernyataan dari Miu.

"Karena dia memang sebodoh itu. Apalagi urusan cinta, dia bego, bukan bodoh lagi."

Mendengar perkataan Miu yang menyebutkan kata cinta membuat Nabila terdiam dan tidak mau bertanya lebih. Miu juga tidak melanjutkan pembicaraanya, karena dia juga tahu, topik yang di angkatnya akan membuat suasana memburuk.

Nabila bolak-balik melihat jam, dan ini sudah dua puluh menit lewat dari jam acara yang seharusnya. Miu juga sadar akan hal itu dan Miu langsung berdiri untuk mencari tahu apa yang terjadi. Tapi selagi Miu keluar, Miu mendumalkan sesuatu yang masih bisa terdengar oleh Nabila.

"Kalau dia bertingkah bodoh lagi karena cinta, I will kick his dick."

Setiap Miu mengucapkan cinta, Nabila semakin takut.

N.n :

Jadi nikah gak ye?

Kainya gak pulang gitu wkwk

Ig : Jaelips

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang