eps. 22

4.6K 1.1K 170
                                    

Sebelum baca, visual Nabila di pikiran kalian siapa sih?

Vomment jan lups beb!🔆


Malam itu, Kai membawa Nabila pulang dengan keadaan Nabila yang tertidur dan Kai yang menggendong Nabila sampai mereka mendapatkan taksi untuk pulang ke rumah Nabila.

Sesampainya Kai di rumah Nabila, Kai kembali menggendong calon istrinya tersebut. Satu rumah di buat terkejut dengan kedatangan Kai.

Donghae yang tadi duduk gelisah langsung berdiri, Jeno yang sedang mengira-ngira kemana Nabila pergi pun sudah lega melihat Nabila berada di gendongan Kai, Dara yang sedari tadi hanya bisa diam sambil memainkan tangan pun cukup terkejut.

Jeno tanpa basa basi menyuruh Kai untuk membawa Nabila ke kamarnya. Kai mengikuti Jeno sedangkan Donghae dan Dara hanya bisa duduk kembali.

Kai merebahkan Nabila ke kasur dan menutupi badan Nabila dengan selimut.

"Kak Nab—"

"Kakak mu tidur. Dia kecapean," ujar Kai yang memotong pertanyaan Jeno. Jeno dengan jelas memperlihatkan bagaimana lega dirinya mendengar pernyataan Kai.

"Jen, boleh minta air hangat, handuk kecil?" Kai bertanya dan tentu saja Jeno jawab dengan anggukan.

Jeno keluar dari kamar Nabila dan meninggalkan mereka berdua. Dilihatnya lagi wajah perempuan yang ada di depannya tersebut. Berantakan, maskara yang sudah luntur dan juga wajahnya terlihat kacau. Tapi tetap terlihat cantik. Dengan pipi yang masih terdapat cetakan tangan Donghae yang berwarna merah membuat Kai melihatnya nyeri.

"Pasti sakit," ucap Kai dalam hati sambil mengelus pelan pipi tersebut.

Kai berdiri dari tempat duduknya dan segera mencari dimana meja rias Nabila. Kai mengambil kapas, make up remover lalu kembali duduk di tempat awalnya.

Kai membuka kapas dan meneteskan air make up remover lalu ia pakai untuk wajah calon istrinya. Dengan pelan dirinya membersihkan wajah Nabila. Walaupun Nabila sedikit risih, ia tetap melakukannya. Jika tidak di bersihkan, akan ada kemungkinan jerawat tumbuh di wajah Nabila. Dan besok adalah pernikahannya, Kai tidak mau Nabila tidak percaya diri.

Kai masih membersikan wajah Nabila ketika Jeno masuk dengan membawa apa yang Kai minta tadi. Jujur saja, Jeno merasa lega melihat bagaimana Kai memperlakukan Nabila seakan dia benar-benar mencintai kakaknya. Jeno semakin yakin bahwa Kai bisa menjaga Nabila lebih dari dirinya.

"Ini, Mas."

"Makasih Jen," ucap Kai

Selesai membersihkan dengan make up remover, Kai membersihkan lagi wajah Nabila dengan handuk yang sudah di basuh dengan air hangat. Kai pikir dia melakukan ini juga agar Nabila tidurnya nyaman. Setelah itu Kai menyingkirkan anak rambut yang berada di wajah Nabila.

Kai mengelus kepala Nabila yang sedang tidur dan setelahnya langsung berdiri untuk pulang. Karena ini sudah jam satu pagi yang seharusnya Kai sedang tidur di kasurnya.

"Tolong gantiin baju kakak mu, Jen. Supaya dia tidurnya enak, Mas Kai pulang dulu," ujar Kai yang Jeno jawab dengan anggukan.

Ketika Kai ingin pergi dari kamar Nabila, dirinya terhenti karena suara Jeno.

"Mas makasih. Sekarang Jeno makin yakin bisa ninggalin Kak Nabila dengan Mas Kai," ucapnya.

Kai hanya melengkungkan senyumnya ke atas sambil menepuk pundak Jeno.

Ketika Kai sampai di ruang tamu, Donghae dan Dara seketika refleks untuk berdiri. Wajah Donghae seakan takut, Kai menghampiri Donghae.

"Nabila hanya kecapekan, saya kebetulan tadi melihatnya lalu mengikuti Nabila secara diam-diam. Jadi Om Donghae dan Tante Dara gak usah khawatir. Kai memang gak tahu apa yang terjadi dengan keluarga kalian. Tapi, Kai harap gak ada kejadian seperti ini lagi. Kai permisi, Om, Tante, sampai ketemu di gedung pernikahan nanti siang."

Kai yang setelah mengatakan itu langsung bergegas pergi dari rumah Donghae. Kai memasuki mobilnya dan menyandarkan dirinya di jok mobil. Setelahnya Kai segera menyalakan mobilnya dan melaju keluar dari rumah Nabila.

Bayangan Nabila di tampar keras oleh Donghae masih teringat jelas di pikirannya. Bagaimana Nabila terjatuh dan langsung menangis. Kai rasanya ingin menghajar Donghae saat itu juga, tapi hal itu tidak mungkin terjadi. Kai sudah menahan dirinya untuk tidak terlalu ikut campur dengan permasalahan keluarga mereka. Walaupun nanti ya Kai akan juga terlibat.

Ponsel Kai berbunyi dan menyadarkan Kai dari pikirannya yang masih bergulat dengan Nabila di dalamnya. Ketika Kai melihat nomor siapa yang menelponnya pagi-pagi buta seperti ini, Kai jelas tidak tahu, karena tidak tersimpan di ponselnya.

Kai akhirnya mengabaikan telpon itu, tapi si penelpon tidak ada hentinya menelpon Kai. Dengan terpaksa Kai mengangkat telpon tersebut.

"Kai?"

"Ya? Halo?"

"Bisa kita ketemu?"

"Ini siapa?"

"Bisa kita ketemu?" Bukannya menjawab siapa si penelpon itu, malah dia masih dengan tekadnya meminta Kai dan dirinya untuk bertemu.

Kai berderinyit dan kembali menatap ponselnya sebentar hanya untuk melihat kembali nomor telpon yang sekarang menelpon dirinya. Tapi hasilnya sama saja, ia tidak tahu.

"Saya gak tau Anda. Jad—"

"Aku tunggu di Memories Bar." Dan dengan itu telpon diputuskan secara pihak dengan Kai yang memberhentikan mobilnya seketika.

Untung saja jalanan sepi sehingga tidak ada yang akan protes jika Kai memberhentikan mobilnya. Atau kemungkinan lebih parah terjadinya tabrakan karena ulah Kai.

Dirinya terlalu terkejut mendengar nama tempat tadi. Nama tempat yang sudah ia tak mau datangi lagi semenjak lima tahun yang lalu.

"Apa mungkin dia balik lagi?" Kai bermonolog sendiri dan sedetik selanjutnya Kai menginjak gas mobilnya untuk sampai di Memories Bar.

Hanya memerlukan waktu dua puluh menit dari tempat dimana Kai berada. Kai segera turun dari mobilnya dan masuk ke dalam Bar tersebut. Dirinya berlari ke meja di Memories Bar yang terkahir kali ia datangi. Dan benar saja, orang itu kembali lagi. Setelah dua tahun memilih untuk meninggalkannya.

"Hai Kai! Long time no see, baby."

Wanita itu mengedip dan selanjutnya memeluk Kai dengan sangat erat.

N.n :

Sebelum meraung, biarkan aku memberi tahu kalian dua hal.

Yang pertama, visual Nabila aku ganti ya guys. Bukan yang kemarin tapi yang sekarang yang ini

Muka yang jutek tapi juga terlihat polos dan gayanya persis seperti Nabila di cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka yang jutek tapi juga terlihat polos dan gayanya persis seperti Nabila di cerita ini.

Aku luv mbak ini pake banget o em ji hellaw. Luv u Mbak🤪💕

Tapi kalau semisalnya kalian tidak sependapat dengan visual aku juga gapapa. Karena kalian yang membaca aku hanya menyajikan apa yang bisa aku kasih ke kalian:)

Lalu yang kedua, jadwal update kayak seminggu dua kali hehe yaudin.

Ig : Jaelips
Twitter : Jaelips88

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang