eps. 12

5K 1.2K 96
                                    



Kai memang menyuruh dirinya untuk langsung pulang. Tapi daripada pulang, Nabila memilih untuk ke taman seperti biasa dan menyelesaikan skripsinya. Jika sudah dirumah, ia tidak bisa mengerjakan skripsinya sama sekali.

"Pak, ke Taman di Jl. Menyendiri ya Pak."

"Tapi Pak Kai suruh saya anter Non pulang," tukas supir itu.

"Nanti bilang aja saya sudah sampai rumah. Kai gak bakal tau kok, Pak. Oke?"

"Tapi Non..."

"Ayo dong Pak... atau gak Bapak berhenti disini aja biar saya lanjutin pake taksi." Tawar Nabila.

"Enggak Non. Saya anter aja," jawab supir itu dengan cepat.

"Hehe makasih ya Pak."

Wanita itu akhirnya sampai di taman yang sering ia kunjungi. Tadi sebenarnya Pak Supir meminta Nabila untuk menghubungi Kai kalau ia tidak pulang ke rumah melainkan ke taman. Tapi dirinya tidak menggubris perkataan Pak Supir.

Disinilah dirinya lagi. Duduk dan mengerjakan skripsi yang harus di beri ke Dosen Pembimbing 2 hari lagi.

***

Hari ini adalah dimana hari Kai dan Nabila harus melakukan fitting baju untuk pernikahan yang akan dilakukan dua minggu lagi. Sebetulnya sedari tadi malam Nabila dengan sering memeriksa ponselnya. Tapi beberapa kali dia periksa juga, beberapa kali dia tidak mendapatkan notif apa-apa.

Dirinya mencoba memaklumi dan tidak bersikap berlebihan.

Kalau kemarin Kai bilang akan menjemput Nabila untuk melakukan fitting. Tapi kenyataanya Nabila berangkat dengan Dara.

Tidak ada kabar dari Kai sama sekali.

Mereka sampai di toko desaigner ternama di kota mereka. Nabila dan Dara segera masuk ke dalam toko tersebut. Ketika mereka masuk, sudah terdapat Kahi yang menunggu.

"Siang besan dan calon menantuku!" Sapa Kahi dengan semangat lalu memeluk mereka satu-satu.

"Siang juga Bu Kahi!" Jawab Dara tak kalah semangat.

Nabila hanya diam dan hanya mengembangkan senyumannya. Mereka bertiga di bawah oleh salah satu staff untuk berjalan ke tempat mereka seharusnya melakukan fitting.

Di perjalanan yang membutuhkan tiga menit itu hanya di isi dengan suara obrolan dari Kahi dan Dara. Sedangkan Nabila seperti biasa hanya diam.

Ia tidak tahu kenapa suasana hatinya kembali seperti dulu.

Sesampainya di ruangan tersebut Kahi dan Dara mencoba baju yang akan mereka kenakan di hari pernikahan Nabila dan Kai.

Setelah mencoba dan mencoba, mereka sangat puas dengan hasilnya. Nabila jika ditanya bagaimana pendapat tentang baju yang dikenakan oleh kedua perempuan itu hanya bisa tersenyum dan mengangguk.

"Ayo Nak, sekarang kamu cobain baju pernikahan kamu," ucap Kahi yang membuat Nabila berdiri mengikuti arah staff yang akan membantu dirinya mengenakan baju tersebut.

Aneh rasanya, sekarang ia sudah ingin menikah. Melihat dirinya yang sedang memakai baju pernikahan yang tentunya ia idamkan membuat dirinya tersadar bahwa bebannya akan bertambah.

Pernikahan ini memang terjadi karena perjodohan. Dan Nabila sebisa mungkin memakai baju pernikahan yang sangat ia idamkan. Karena kalau bukan perjodohan ini, mungkin dirinya akan selalu sendiri.

Karena ia tidak terbuka dengan siapapun. Bahkan teman pun ia tak punya.

Ia lebih suka sendiri.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang