eps. 20

4.8K 1.1K 58
                                    


Bunda - Potret
🤰🏻❤️



Hari ini Nabila berencana untuk mengunjungi seseorang yang sudah lama ia tidak kunjungi. Begitu lama karena ada satu dan hal lainnya yang meghalangi dirinya untuk mengunjungi seseorang tersebut.

Besok adalah hari pernikahannya. Nabila pikir, ini adalah waktu paling tepat untuk mengunjungi Mamanya. Nabila sudah terlalu rindu oleh Mamanya.

"Kamu mau kemana, Kak?" Suara Jeno terdengar ketika Nabila sedang memakai bedak dan sedikit lip balm agar penampilannya tidak terlalu pucat.

Nabila berjalan ke arah Jeno yang sedang duduk di kasurnya. Nabila mengawali jawabannya dengan senyuman.

"Aku mau ke Mama."

"Kamu jangan macem-macem, Kak. Gak usah." Jeno melarang Nabila untuk pergi. Karena ia tidak mau kakaknya tersebut mendapat makian.

"Besok hari pernikahan aku, Dek. Memang karena perjodohan. Tapi setidaknya aku kasih tau Mama," jawabnya sambil memegang tangan adiknya itu.

"Mama pasti udah tau."

"Tapi akan lebih baik kalau aku kasih tau langsung." Nabila masih bersikukuh untuk menemui Mamanya.

Jeno hanya menghela napas mendengar keinginan Nabila. Kakaknya ini memang jika menginginkan sesuatu tidak ada yang bisa menghalanginya. Walaupun dia terlihat diam, dia juga tidak mau ada yang menghalangi keinginannya sedikit pun.

Selama ini Nabila sudah cukup hidup dalam kekangan yang ada. Dan Jeno memilih untuk mengiyakan dan tentunya dengan persyaratan.

"Oke, tapi jangan sampai Papa tahu. Kamu kesana sama siapa?"

"Aku? Sendiri. Tapi kayaknya gak mungkin. Karena Kai udah nyuruh Jonghyun untuk mengikuti aku kemanapun aku pergi."

"Aku lebih baik kamu pergi ditemani sama Jonghyun daripada kamu sendiri. Setidaknya ada yang jagain kamu," ucap Jeno dan ditanggapi oleh senyuman dengan Nabila.

Nabila kembali berdiri untuk memasukan keperluannya ke dalam tas. Jeno hanya bisa melihat kakaknya bersiap. Tapi ada satu pertanyaan yang ingin Jeno tanyakan.

"Kamu kenapa gak sama Mas Kai?"

Nabila menghentikan akitivitasnya. Ia berpikir sejenak, apakah ini waktu yang tepat untuk membawa Kai ke hadapan Mamanya?

Nabila masih berpikir sampai Jeno kembali mengajukan peertanyaanya.

"Kalau memang mau ke Mama, sekalian ajak Mas Kai. Biar dia kenal."

Nabila akhirnya mengangguk dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Kai.

Untuk ke-dua kalinya Nabila mencoba menghubungi Kai, tapi yang dituju tidak mengangkat telponnya sama sekali. Hari ini memang hari sabtu, jadi Nabila menyimpulkan bahwa Kai masih dibawah alam mimpinya. Mengingat bagaimana lelaki itu seperti orang mati kalau sudah tidur.

"Aku sendiri aja, gapapa. Aku bisa ajak Kai nanti buat ketemu Mama," ucap Nabila terhadap adiknya.

Jeno hanya mengangguk mengerti. Dirinya tahu bahwa Nabila sedikit takut mengajak Kai untuk bertemu Mamanya. Karena apabila Donghae tahu, Nabila akan mendapatkan makian.

"No? Wajah kamu kok pucet?" Nabila bertanya setelah melihat wajah Jeno yang berubah pucat dan juga bibirnya.

"Hah? Gak apa-apa." Jeno menjawab dengan suara yang sedikit menahan rasa sakit.

"Serius? Ayo ke Rumah Sakit. Kamu pucet banget.." Nabila semakin takut melihat Jeno.

"Gak apa-apa, Kak. Udah jalan. Nanti kalau Papa tahu kamu kena marah. Aku gak apa-apa," ucap Jeno.

Nabean ; KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang