Aku senang liat komen-komen kalian heuheu terimkasih ya🧡!Makan malam itu berjalan dengan hangat. Canda tawa juga menghiasi suasana makan malam tadi. Kai yang sedari tadi melihat calon istrinya itu pun cukup dibuat terkejut, ternyata Nabila bisa tersenyum juga.
Pasalnya, jarang dirinya melihat perempuan di sampingnya ini tersenyum.
"Udah, kamu gak usah bantuin Bunda beresin piring kotor. Ada pembantu nanti yang beresin. Kamu sama Kai ngobrol aja," ucap Kahi dan Nabila hanya bisa mengangguk.
Nabila mencari Kai tapi tidak ketemu. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk di taman belakang rumah Kai. Nabila duduk dengan kepala yang melihat ke arah langit malam.
Matanya dipejamkan dan perlahan membuang nafas secara teratur. Seperti tidak ada masalah sedikit pun.
Entah mengapa, dirinya malam ini merasa senang. Dirinya merasa tidak ada yang harus di khawatirkan. Dirinya merasa bahwa sudah lama tidak merasakan hal seperti hari ini.
"Aku kira kamu pulang duluan." Suara Kai terdengar dan di ikuti dengan Kai yang duduk di sebelah Nabila. Nabila hanya diam sambil membalas ucapan Kai dengan senyuman kecilnya.
Mereka berdua tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Jika Nabila sedang menikmati udara dan kesunyian yang ada, tetapi Kai, ia sedang menyuruh dirinya untuk berbicara perihal kejadian kemarin.
"Aku gak tau," ucap Kai yang membuat Nabila menengok ke arah dirinya. "Kalau kamu kemarin yang bikin makanan." Lanjutnya.
Nabila seperti biasa, dia akan hanya diam.
"Kemarin makanannya kamu kasih siapa?" Tanya Kai dan dijawab gelengan oleh Nabila.
"Jawab.. kamu kasih siapa?" Tanya Kai lagi tapi yang ditanya hanya diam saja.
"Kamu makan sendiri...?" Tanya Kai lagi pelan dan ternyata wanita itu mengangguk.
"Maaf." Adalah kata selanjutnya yang Kai ucapkan.
Nabila hanya menatap ke arah Kai dengan wajah penuh dengan tanda tanya.
"Maaf karena kemarin gak makan bekal dari kamu." Lanjutnya.
"Gapapa," jawab Nabila setelah Kai berbicara beberapa kalimat.
Dirinya memang tidak mempermasalahkan hal kecil seperti itu. Meskipun awalnya dia merasa sedikit sedih, tapi itu tidak bertahan lama.
Karena Nabila menanamkam satu prinsip pada dirinya.
Don't think about anything to much. It's just gonna hurt yourself.
"Beneran?" Tanya Kai yang di angguki oleh wanita di sebelahnya.
"Besok bawain aku bekal lagi. Nanti aku abisin makananya," kata Kai yang membuat Nabila menceletuk cepat.
"Gak bisa."
"Loh? Kenapa?"
"Skripsi ku belum selesai."
"Aku bantu," saut Kai dengan cepat. "Ya kurang lebih lah aku bantu. Pokoknya besok kamu ke kantor bawa makanan. Deal?"
Kai merasa bersalah, dirinya merasa tidak boleh memperlakukan seseorang yang sudah berusaha tapi tidak di hargai. Kai pernah merasakan itu. Maka dari itu dirinya ingin menebus kesalahannya.
"Ya?" Tanya Kai lagi.
"Liat nanti," jawab Nabila.
Kai tanpa sadar mengelus kepala Nabila. Yang di elus pun cukup terkejut karena perlakuan Kai.
"Gapapa kan?" Tanya Kai karena mendapati Nabila sedikit mengelak.
Nabila hanya menjawab dengan senyum kecilnya. Melihat itu, Kai kembali mengelus kepala calon istrinya.
Kai mengantar Nabila pulang ke rumah. Sebetulnya, Nabila tadi di minta untuk menginap di rumah Kai. Tapi sesuai ekspetasi, wanita itu pasti menolaknya secara halus dengan alasan skripsi.
Keadaan di mobil sama saja seperti kemarin-kemarin. Hanya terdengar suara mesin mobil dan suara kendaraan dari luar. Tapi kali ini Kai menyalakan radio mobilnya. Agar tidak terlalu merasa sepi.
Nabila hanya melihat ke arah jalanan dan Kai berusaha untuk menghargai apa yang menjadi keputusan dari Nabila. Yaitu menjadi diam.
"Mak—" ucapan Nabila terhenti karena Kai segera keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah pintunya.
Kai membuka pintu mobil dimana Nabila berada dan mengulurkan tangannya untuk membantu perempuan itu keluar dari mobilnya.
"Aku mau anter kamu pulang sampai dalam rumah," ucapnya sambil membawa Nabila untuk masuk ke dalam rumah Nabila sendiri.
Mereka berdua berjalan dengan Kai yang berjalan di sebelah Nabila. Nabila masuk ke dalam rumahnya dan mendapati Donghae dan Dara sedang di ruang tamu dengan tamu mereka.
"Malam." Kai mengucapkan salam yang membuat mereka semua mengalihkan atensinya ke arah Kai dan Nabila.
Donghae dan Dara segera berdiri dan menatap mereka berdua dengan senyuman di wajahnya.
"Om, Tante, maaf ya Nabila saya baru pulangin malam-malam seperti ini," kata Kai ketika mereka berdua sudah sampai di depan orang tua Nabila.
"Gapapa, kalau sama kamu, Nabila juga tidak pulang ya tidak apa-apa," jawab Donghae dengan senyumannya.
"Memang kamu berdua abis darimana?" Tanya Dara terhadap Kai dan Nabila.
Kai kira, kali ini Nabila yang akan menjawab. Tapi dirinya lagi-lagi mendapati Nabila hanya diam dengan wajah yang tidak senang dalam keadaan seperti ini.
"Tadi abis dari rumah saya Om. Bunda tadi suruh Nabila untuk main ke rumah."
"Ooh begitu. Kai mampir dulu?" Tawar Dara.
"Gak usah Tan. Kasian Nabila capek. Saya juga harus pulang. Permisi Tan," kata Kai dan dirinya sempat mengelus punggung Nabila sebelum pergi.
Kai pergi dan Nabila segera naik ke kamarnya. Tidak memperdulikan tamu yang ada di ruangan tersebut.
***
Di jalan ke arah mobilnya, Kai sempat berpikir.
"Kenapa ada Om Changmin disana tadi?"
Kai memang berpikir ada apa Changmin berada di rumah Donghae. Tapi ia tidak terlalu ingin memikirkannya. Ia segera ingin pulang dan beristirahat.
***
Sesampainya Nabila di kamar, ia langsung merebahkan badannya di kasur. Dengan baju Kai yang ia pakai. Memang bajunya kebesaran, tapi nyaman di pakai.
Dirinya tanpa sadar seakan baru saja mendapatkan udara segar. Entah berapa lama ia membaringkan badannya sampai ponselnya berbunyi. Mau tidak mau dirinya bangun untuk mengambil ponsel tersebut.
Pesan yang datang membuat dia tersenyum.
Kai
Besok aku tunggu di kantor. Good night.Ia genggam ponselnya dan sebuah senyuman terukir di wajahnya. Dan dengan itu Nabila tidur dengan pakaian yang sama dan juga sedikit euforia di dalam hatinya.
Karena ada satu lelaki lagi yang keberadaanya membuat Nabila nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabean ; Kai
FanfictionIf there's bunch of reason people to leave me. I'll make you stay, for one reason.