part. 12

1.9K 156 1
                                    

Aland memutar pergelangan tangan kirinya. Melihat jam menunjukkan pukul 9 pagi. Dia melihat sekeliling, menunggu kehadiran latifa.

"Lan.."

Aland menoleh, melihat latifa yang tampak rapi dengan setelan blazer navy dengan celana panjang.

"Sori nunggu lama.."

"Eng... enggak kok" jawab Aland.

Mereka berdua lalu berjalan melakukan boarding pass dan masuk ke dalam pesawat.

tak lama kemudian datang seorang laki-laki tua dengan banyak garis keriput di wajahnya dengan kacamata bulat dia melihat Latifah sembari tersenyum lalu duduk di samping Latifah.

"Udah lama sekali nggak ke jogja" kata Latifah

"Kamu udah pernah ikutan sebelumnya?" Tanya Aland.

"Iya.. dulu, di galeri bienalle dua tahun lalu bersama ryan"

Raut wajah latifa mendadak lesu, tapi aland terus memandanginya.

"Tolong.. tolong suami saya!!" Teriak salah satu penumpang pesawat.

Seketika itu aland dan latifa menoleh. Aland melihat daeh yang berdiri disamping seorang laki-laki yang nafasnya kembang kempis tak karuan disamping seorang wanita yang tampak cemas memegangi lenganya.

"Daeh.." ucap aland

"Lan.. orang itu.. yang ada di limbus.. bukan??" Suara latifa gemetar, berbisik di telinga aland.

"Ehm..." aland mengangguk kecil dan langsung berdiri mendekati daeh.

Daeh tersenyum sinis. Aland lalu mengalihkan pandangaya dan memecah kerumunan orang2 yang ingin tahu kondisi pria tua itu.

"Aku seorang dokter, biarkan aku menolongnya" aland mengangkat tanganya, dan memecah kerumunan.

"Tolong suami saya.." istri pria itu menangis.

"Penumpang lain harap tenang, silahkan kembali ke tempat duduk anda" pramugari melerai kerumunan penumpang yang menonton.

"Apakah anda punya oksigen portable? Jika ada,tolong bawa kesini" kata aland kepada salah satu pramugari itu.

Aland lalu merebahkan pria itu diantara kursi penumpang, lalu melepas bajunya. Dia mengeluarkan stetoskop dan memeriksa dadanya.

"Ini dokter.." Pramugari itu memberikan oksigen portable kepada aland. Dan aland langsung memasangya ke hidung pria itu.

"Brapa lama kita akan mendarat?" Tanya aland

"Setengah jam lagi. Apa aku harus melaporkan kepada pilot untuk pendaratan darurat dokter". Kata pramugari

"Tidak.." aland lalu memgeluarkan alat tensi dan melilitkanya ke lengan pria itu.

Daeh perlahan mundur dari dari aland. Dia tahu betul bahwa aland berusaha keras menyelamatkan penumpang yang nyawanya sedikit dia pegang.

Baginya, tidak ada alasan lagi untuk menganggu aland,

Setelah memeriksa pasien, dan pernafasanya kembali normal, aland mendongak, mencari daeh yang sudah tidak ada di depanya lagi. Dan penumpang itu sedikit membuka matanya.

"Syukurla.. terima kasih dokter" istri pria tua itu menggenggam tangan aland.

"Sama-sama bu.. apakah ini penerbangan pertama bapak?"

"Iya.. kami akan mengunjungi saudara kami di semarang"

"Bapak mengalami syok. Selain itu, tekanan darahnya sangat rendah. Saya akan membuatkan resep yang bisa ibu tebus nanti"

Aland lalu mengeluarkan buku resep dan menuliskan beberapa obat. Dia lalu memberikanya kepada istri penumpang itu.

Aland lalu kembali ke tempat duduknya.

"Kamu benar-benar hebat,lan"

puji latifah. Aland hanya mengangguk sedikit dan tersenyum.

"Berada diantara kehidupan dan kematian,sangat berat bukan?" Kata seorang pria berkaca mata bulat disamping latifa

"Ya.. memang begitulah tugas tenaga medis pak. Kami berhadapan dengan kehidupan atau kematian di rumah sakit setiap hari" jawab aland santai.

Pria itu mengangguk sedikit dan tersenyum. Dia lalu membenarkan posisi kacamatanya. Latifa menaruh sedikit curiga kepada pria itu.

Love after die [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang