"manusia itu makhluk yang rapuh"
dmitri tersenyum kecut melihat apa yang di lakukan aland di dunia. bayangan aland tampak tersirat di hadapan dmitri. aland tampak tersenyum bahagia ketika menutup telponya dari latifa. aland merasa bersemangat kembali kemudian dia berkumpul kembali untuk memulai rapatnya bersama rekan-rekan
dmitri berdiri diatas singgasananya, dia berjalan dan melebarkan cape.nya yang menjuntai ke tanah. daeh muncul tak jauh dari belakang dmitri. dmitri yang menyadari kehadiran daeh menghentikan langkahnya. dia memutar bola mata merahnya ke samping, enggan menatap daeh.
"kenapa kau selalu mencampuri urusanku, daeh?' tanya dmitri.
"maafkan aku,dmitri.. aku hanya tidak mengerti kenapa kau melakukanya" jawab daeh sambil menatap punggung dmitri. dia tak bisa menatap kekesalan dmitri padanya saat ini.
"bukankah itu sudah jelas,.." dmitri membalikkan badanya, mata merahnya menatap daeh, tersenyum sinis.
*******************
latifa melebarkan jaketnya dan menangkupkan ke punggung aland yang tampak serius menggambar sketsa pantai beserta burung yang berterbangan diatas pantai. latifa duduk di samping aland dan menyandarkan kepalanya di bahu aland. aland tersenyum.
"kamu.. nggak kedinginan, pagi-pagi ke pantai pakai kaos?" tanya latifa.
"nggak" jawab aland. tanganya tak berhenti menggambar sketsanya yang hampir selesai.
"melihat pemandangan matahari terbit membuatku tenang. suara camar, deburan ombak, gemersik pasir itu hiburan yang menyenangkan,menurutku" lanjut aland
"dan lagi, kamu juga disampingku latifa"
aland kemudian mencium lembut bibir latifa, latifa meraih tengkuk aland dan mendekatkan wajahnya kepada dirinya. dia menyambut ciuman lembut aland.
Aland perlahan melepaskan ciuman mereka. Ini bukan tempat yang pas, menurutnya. Karena hari sudah mulai siang dan satu persatu pengunjung mulai berdatangan. Mereka akan menjadi pusat perhatian
"bukankah aku sudah pernah bilang padamu, aku tak bisa mengendalikan diriku saat bersamamu" bisik aland lembut di telinga latifa
"kalau begitu,biarkan saja aku yang mengendalikanmu" latifa mengerlingkan matanya. Membuat aland tersenyum gemas.
Aland memasukkan buku sketsanya ke dalam tas. Tas perseginya terlihat berat. Sebab penuh dengan barang-barang.
Latifa melirik ke dalam tasnya. Dilihatnya stetoskop, alat tensi dan perlengkapan emergency memenuhi tas aland. Dia mengernyitkan dahinya
"Kamu.. masih bawa itu? Terakhir aku melihatmu di jogja juga bawa satu set alat kesehatan"
Aland meringis, seolah dia tertangkap basah melakukan sesuatu.
"Oh.. iya. Ini udah kebiasanku."
Mendengar itu latifa berdecak. Ia menggelengkan kepala tak habis fikir apa yang dilakukan aland.
"Rupanya jiwa seorang dokter sudah melekat padamu, land"
Aland tak menjawab pernyataan latifa. Dia bangkit dari duduknya. Kemudian merentangkan tangan ke arah latifa untuk membantunya berdiri.
"Ayolah.. kamu tidak bisa fokus jika melakukan dua hal sekaligus" kata latifa.
Aland menghela nafas berat. Baginya menolong seseorang adalah kebiasannya sejak dulu.
"Aku memang telah melepaskan gelar dokterku. Tapi biarkan aku mengobati seseorang yang aku temui"
"Aku bangga sama kamu land" latifa melingkarkan tanganya ke lengan aland. Membuat aland menatap lembut matanya.
"Kau tau, menjadi dokter tidak membuat kita mendapatkan pekerjaan tapi jika membuat kita mendapatkan rasa peduli yang tinggi" aland mengusap lembut rambut latifa lalu menciumnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Love after die [COMPLETE]
Mystery / ThrillerI love you after i die... Sinopsis : Sebuah kecelakaan tragis menimpa Latifa dan Aland, dua anak manusia yang tak saling mengenal. Mereka bertemu dengan Dmitri, sang malaikat kematian. Dmitri memberi mereka 40 hari untuk kembali kedunia. Tapi dibali...