Mendengar nama tedjo, latifa tampak sedikit geram "pada akhirnya mustika pemberianmu hanyalah sebuah batu yang tidak ada gunanya."
Tedjo tertawa kecil, "Aland tidak membawa mustika itu di hari ke empat puluhnya. Dia yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Itu pilihanya." jawab tedjo santai.
Latifa lalu berdiri, membersikan sisa tanah yang menempel di bajunya, alisnya mengkerut, dia tidak mengerti kata-kata tedjo barusan.
"Bukankah dia memberikan semua mustika itu?" Tunjuk tedjo di depan latifa. Latifa pun mengiyakan.
"Ya.. lalu?"
"Aku sudah memberitahunya latifa, siapa yang tidak membawa mustika itu di hari ke empat puluhnya, dia akan mati"
Latifa tercengang, dia memutar bola matanya mengingat segala sesuatunya tentang aland. Pada awalnya aland memang membawa semua pemberian tedjo, tapi pada akhirnya diberikanlah kepada latifa tanpa tahu sebabnya.
"Aku kira dia egois, tapi pada akhirnya dia memilih mati untuk jiwa baru yang bersemayam di tubuhmu?" Tedjo menatap perut latifa
"Jiwa baru? Apa maksudmu aku hamil?" Latifa mengusap perutnya dan melihatnya.
"Kamu benar.. latifa"
Latifa terduduk lemas di tanah. Dia tidak mengira bahwa aland akan mengorbankan dirinya sendiri agar latifa dan anaknya tetap hidup. Aland tidak pernah memberitahu latifa jika dia mengandung anaknya. Aland selalu menyiapkan makanan sehat untuk latifa dan melarangnya minum obat.
"Seharusnya, dialah yang seharusnya mati saat kejadian itu" jawab tedjo.
Latifa mendongak menatap tedjo. "Siapa kamu sebenarnya?"
"Kenapa kamu ingin tahu banyak tentangku, latifa.. memberitahumu tentang kenyataan, itu sudah cukup" tedjo menundukkan kepalanya kemudian memalingkan badanya dan berjalan pergi meninggalkan latifa.
**********
"latifa.. cobalah sedikit saja makanan buatan ibu"
christine mengusap tubuh latifa yang masih beringsut di atas tempat tidur aland. rambutnya acak-acakan, tubuhnya semakin kurus dengan perut yang sedikit membesar. wajahnya pucat dengan kantung mata yang sedikit menghitam dan sembab, karena dia selalu menangis sejak kematian aland dua minggu yang lalu
"ayolah sayang.. ini demi kesehatan bayimu" kata martha sambil menarik kursi di sampingnya lalu duduk.
latifa membuka sedikit selimutnya, tangannya mencengkeram sebuah keertas yang sudah tampak lusuh. dia menatap martha dan christine yang cemas melihat kondisinya yang semakin hari semakin memprihatinkan.
"seharusnya.. aku juga mati bersama anak ini. " kata latifa dengan tatapan kosong.
"apa yang kamu bicarakan latifa, tolong.. jagalah baik - baik anak ini. dia adalah pemberian terakhir dari aland" martha menggenggam tangan latifa
"mama sama papa cuman ingin anak ini kan?" latifa tersenyum sinis, dia lalu menepis tangan martha.
christine menggenggam lengan martha sambil mengisyaratkan untuk keluar dari kamar aland sebelum emosi latifa memuncak, martha menghela nafas berat kemudian pergi keluar kamar. kini tinggallah latifa berdua dengan ibunya.
"Emilia akan menjemputmu sore ini.. pergilah keluar dengan dia" christine mencoba menenangkan latifa.
"bagaimana.. dengan galerinya" latifa bangkit dari tubuhnya perlahan, christine dengan cepat meraih tubuh latifa dan membantunya duduk.
"kamu nggak usah khawatir, ryan dan emilia melakukan dengan baik. sekali-sekali tengoklah galeri aland. pengunjung semakin bertambah sejak lukisanya terpampang di bienalle london"
"Aku masih belum bisa ibu.." kata latifa lirih "itu adalah tempat kenangan terakhir kami"
![](https://img.wattpad.com/cover/132085912-288-k191981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love after die [COMPLETE]
Misterio / SuspensoI love you after i die... Sinopsis : Sebuah kecelakaan tragis menimpa Latifa dan Aland, dua anak manusia yang tak saling mengenal. Mereka bertemu dengan Dmitri, sang malaikat kematian. Dmitri memberi mereka 40 hari untuk kembali kedunia. Tapi dibali...