Part. 25

1.6K 118 0
                                    

siang itu suasana rumah aland tampak sepi. Dia membuka pintu rumah dan mendapati bu sami, salah satu pembantu rumahnya membersikan meja dengan menggunakan lap basah. Aland meletakkan tas oleh-oleh di atas meja makan.

"Mas aland baru datang.." sapa sami yang terlihat senang dengan kehadiran aland.

"Mm ini untuk bu sami" aland mengeluarkan sebuah bingkisan dari ranselnya.

"Kain batik dari jogja" aland menyodorkan kain itu kepada sami. Membuat sami tersenyum merekah dengan banyak garis keriput di wajahnya.

"Terima kasih banyak mas aland" kata sami sambil mendekap pemberian aland.

"Papa dinas juga?" Tanya aland sambil melihat sekirar.

"Bapak ada dihalaman belakang mas,"

Aland lalu berjalan menuju ke halaman belakang. Dia melihat surya membaca koran. Surya menyadari kehadiran aland. Tapi dia hanya melirik sejenak anaknya kemudian kembali membaca. Tak ada sambutan, sapaan seorang ayah seperti biasanya.

"Darimana aja kamu seminggu nggak ada kabar" kata surya yang mengambil secangkir kopi lalu menyeruputnya.

"Aku di jogja pa. Dan sekarang aku mau mengambil barang-barangku. Besok aland tidak akan tinggal disini lagi" aland memalingkan badanya pergi.

"Tunggu" surya melipat koranya. Aland menghentikan langkahnya.

"Papa dengar seminggu ini kamu pergi ke jogja bersama gadis itu"

Aland menggenggam erat tanganya. Yusa sialaaan.. pikirnya. Entah kenapa dia menceritakan semuanya kepada surya. Aland berfikir jika surya memanfaatkan kekuasaanya untuk mengintrogasi yusa.

"iya" jawab aland.

"Kenapa kamu berteman dengan orang yang hampir membuatmu mati. Gara-gara dia kamu tidak sadar selama hampir satu bulan! Dan kamu juga kehilangan pasienmu." sahut surya sambi menaikkan suaranya.

Aland menghela sesal, bisa-bisanya dia mementingkan dirinya daripada anaknya. Surya masih ingin aland tetap melanjutkan pekerjaanya.

"Pa.. jangan bahas itu lagi. Kejadian itu kami berdua yang salah. Malam itu aku mengemudi dalam kecepatan tinggi. Jadi tolong jangan sepenuhnya menyalakan latifa" kata aland

"Oh.. jadi kamu membela gadis itu" kata surya jengkel. Dia lalu menghampiri aland.

"Iya.. memang seperti itu kejadianya kan. Dan juga, dia akan menjadi orang yang akan kunikahi" jawab aland mantap. Dia lalu meninggalkan surya dan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Aland!!! Papa benar-benar ga ngerti jalan pikiran kamu!" Teriak surya dari bawah.

Aland mendengar jelas dari kamarnya. Dia menutup keras pintu kamar dan duduk bersandar di balik pintu.

"Pertengkaran keluarga?"

Daeh memecahkan fikiran aland. Dia terbelalak melihat daeh duduk diatas tempat tidurnya sambil melambung-lambungkan dua bola batu mustika hitam.

"Tu-tunggu itu.." aland menunjuk dua mustika yang dimainkan daeh. Dia lalu meraba saku celananya. Dan tidak mendapati mustika itu di sakunya.

"Itu.. milikku" aland lalu berdiri dan merebut mustika iti dari daeh. Namun secepat kilat malaikat maut itu berada di pojok ruangan.

"Jadi.. kamu menginginkan ini" daeh melihat batu itu kemudian melepaskanya. Sehingga batu itu menggelinding di tanah.

Aland memungutinya dengan tergesa-gesa. Baginya, mustika itu jauh lebih berharga dari apapun. Yang membuatnya tetap hidup setidaknya sampai beberapa bulan.

Love after die [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang