I love you after i die...
Sinopsis :
Sebuah kecelakaan tragis menimpa Latifa dan Aland, dua anak manusia yang tak saling mengenal. Mereka bertemu dengan Dmitri, sang malaikat kematian.
Dmitri memberi mereka 40 hari untuk kembali kedunia. Tapi dibali...
laki- laki itu meletakkan buket bunga tulip putih di meja kecil samping latifa. dia lalu duduk dan menggenggam tangan latifa dan menempelkan di dahinya. momen manis itu disaksikan aland dari seberang tempat tidurnya. aland melihat raut penyesalan yang jelas terpampang di wajah laki-laki itu, aland menyadari bahwa laki-laki tersebut adalah Ryan, mantan kekasih latifa.
aland tak memperdulikan sebuah momen manis yang ada di hadapannya. dia kemudian mengalihkan wajahnya dan kembali membuat sketsa lukisan yang sempat terhenti ketika melihat ryan memasuki kamar. Lalu aland memoles kanvas tersebut dengan cat biru muda
ryan mendekati aland yang fokus menggoreskan kuasnya,
"kamu.. korban kecelakaan selain latifa" ryan membuka pembicaraan.
"saat itu, hanya aku dan latifa"
"atas apa yang dilakukan latifa, aku meminta maaf"
ryan menunduk di hadapan aland, tapi aland tak menghentikan kuasnya memoles kanvas. dia tak memperdulikan ryan yang menunduk meminta maaf.
"lalu.. kenapa kamu memutuskanya?" tanya aland sambil memoleskan kuasnya ke dalam palet cat minyak.
ryan menaikkan kepalanya,
"darimana.. kamu tau?"
"aku.. sedikit mengenalnya" jawab aland singkat.
ryan mengambil posisi duduk di samping aland. sambil memperhatikan lukisan aland yang hampir selesai. ryan menatap lama lukisan aland.
"kenalkan, namu ryan" ryan mengulurkan tanganya.
"aland.." aland menjabat tangan ryan
"aku.. ingin menjadi kurator hebat seperti pak wirawan.."
aland menghentikan tanganya, lalu menoleh ke ryan.
"kurator? profesi apa?"
"kurator itu profesi seni.. menilai sebuah karya seni.. termasuk lukisan. layak atau tidaknya ditampilkan di galeri seni"
aland terdiam, sepertinya dia menemui seseorang yang tepat untuk menilai karyanya yang selama ini dia sembunyikan.
"termasuk lukisanku ini? bagaimana kamu menilainya?" tanya aland.
ryan merapatkan mulutnya, dia sedikit memiringkan kepalanya sambil menatap kembali lukisan aland.
" apa kamu seorang pelukis?"
aland menggelengkan kepala,
"bukan.."
"untuk seorang pemula sepertimu, tidak begitu buruk.."
"aku seorang dokter" jawab aland lirih
"hah?" ryan terkejut mendengar jawaban aland.
"iya.. kamu nggak salah dengar" jawab aland datar. dia kembali memoles kuas dengan cat berwarna coklat
ryan masih terkejut mendengar pernyataan aland. baginya ini adalah hal yang baru. seorang dokter yang lukisanya mampu bersaing dengan pelukis lain. dia lalu mengeluarkan dua buah tiket berwarna coklat dengan tulisan emas di dalam tasnya, lalu menyerahkan kepada aland.
"untukmu.. aku kira kamu juga harus datang ke beberapa galeri seni. untuk menambah pengalaman juga. aku yakin, kamu belum pernah datang ke galeri seni kan?"
"oh.. em..." alan mengangguk dan menerima tiket itu.
" ajaklah latifa.. dia juga pandai dalam menilai karya seni"
"mungkin baginya.. aku adalah orang paling realistis yang pernah ada. tapi sebenarnya, aku adalah orang paling berambisi"
ryan lalu berdiri, memasangkan tas ransel di tangannya.
"apa kamu mau kembali? " tanya aland.
"iya.. besok pagi aku harus berangkat ke jakarta, pak wirawan mengajakku menilai seni di galeri nasional"
"ooh.." aland mengangguk
ryan lalu berjalan perlahan menuju pintu, lalu menoleh ke arah aland.
"oiya.. bisakah aku berpesan satu hal kepadamu, aland"
"apa.. ?" tanya aland
"hiduplah bebas seperti yang kamu inginkan lan,.." ryan tersenyum
aland menatap bingung ryan, dia tak mengerti bagaimana ryan bisa mengerti maksud lukisan itu.
"Apa maksudmu?" Tanya aland
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ryan lalu menunjuk hasil lukisan aland bergambar anak kecil yang sedang melompat,
"Anak yang ada di lukisan itu, sebenarnya adalah kamu,bukan?"
"aku seorang kurator seni, kamu mengerti kan? aku bisa menilai arti lukisanmu."
ryan menggerakkan telunjuk tanganya sembari tersenyum lalu keluar dari pintu kamar
Aland hanya tertergun mendengar pernyataan ryan. Dia benar-benar akan menjadi kurator seni yang hebat,pikirnya.