I love you after i die...
Sinopsis :
Sebuah kecelakaan tragis menimpa Latifa dan Aland, dua anak manusia yang tak saling mengenal. Mereka bertemu dengan Dmitri, sang malaikat kematian.
Dmitri memberi mereka 40 hari untuk kembali kedunia. Tapi dibali...
Pagi itu suasana poli tampak ramai, jam sembilan pagi pasien sudah mulai memenuhi bangku ruang tunggu panggilan di setiap poli.
Poli penyakit dalam merupakan poli yang selalu ramai di kunjungi pasien rumah sakit umum bontang.
"Dokter Aland... !!!"
Suara pintu tiba-tiba terbuka oleh seorang anak laki-laki berusia delapan tahun yang lari menghampiri Aland.
"Halo dean.. " aland tersenyum, menghampirinya dan menyambutnya dengan pelukan.
"Selamat siang dr.aland. si dean ini langsung aja minta ke rumah sakit" sahut ibu dean yang berdiri di belakang dean
"Whaaa.. dean. Udah sembuh nih. Masih diare sayang?" Aland mengusap rambut dean
"Enggak dokter.. soalnya dean udah enggak jajan sembarangan. Dean sekarang selalu makan beal buatan mama" jawabnya manja.
Risa, ibu dean tersenyum mendengar jawaban lugu dean.
"Gitu dong.. itu baru anak jagoan!" Aland mengacungkan jempol
"Dean kalo udah besar pengen kayak dokter aland. Cakep, pinter, baik hati"
Aland dan ibu risa sontak tersenyum dan tertawa.
"Dean bisa kok jadi dokter. Asal rajin belajar dan makan bekal sehat buatan mama" jawab aland lembut
"Siap dokter !!" Dean langsung memasang sikap hormat
Aland mengusap rambut dean lembut sembari menatapnya dan tersenyum.
Bu Risa menatap aland
"Terimakasih dr.aland.. dokter memang dokter terbaik di bontang" puji bu Risa
"Tidak juga bu.. banyak dokter terbaik disini." aland tersenyum kecil. Mencoba merendahkan diri.
Dean oktario adalah salah satu pasien Aland dengan kunjungan lebih banyak daripada pasien lain, ini dikarenakan tubuh dean yang rentan terhadap alergi sejak kecil.
Namun selain itu, alasan lain kenapa aland sangat disukai oleh dean adalah karena dia selalu menggambarkan sesuatu di akhir konsultasi untuk menyenangkan hati dean. Karena dean adalah pasien tetap aland sejak dia menjadi resident (dokter muda)
Bagi aland, tidak ada hiburan yang lebih menyenangkan selain melukis. Berkutat dengan buku kedokteran, praktikum, studi kasus dan praktek di rumah sakit adalah rutinitasnya.
Aland lalu mengambil set pensil warna di dalam tasnya. Lalu mulai menggores-goreskan di atas kertas kosong membentuk sebuah gambar. Dean tampak sumringah, mendekati aland hingga kepalanya menempel di lengan jas dokter aland.
"Taraaa... selesaii" aland menyodorkan kertas ke dean. Lalu dean mengambilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.