part. 31

1.4K 94 0
                                    

"menikah?" tanya christine sambil  mengerutkan kedua alisnya.

"kamu baru mengenalnya, latifa. apa nggak sebaiknya kalian lebih mengenal dulu satu sama lain. menurut ibu itu lebih baik"

emilia mengangguk setuju dengan pernyataan ibunya.

"emilia setuju dengan ibu kak"

"kami sudah mendaftarkan pernikahan kami bu. dua minggu lagi, kami aan melakukan perberkatan pernikahan."

"Kenapa secepat itu?" Tanya christine menatap latifa.

Dia tampak terkejut mendengar pernyataan latifa kepada ibunya. Setelah putus dari ryan, latifa memutuskan untuk menikah kepada seseorang yang ia kenal lebih dari satu bulan.

"Kak.. kamu.. nggak.. hamil kan?" Tanya emilia perlahan dan ragu. Dia khawatir karena kakaknya ingin cepat menikah karena hamil duluan.

Latifa terkekeh mendengar pertanyaan adiknya yang sangat berterus terang. Dia menepuk-nepuk bahu adik kesayanganya.

"Nggaklah sayang.."

"Oh.. mungkin kakak pengen cepet move on dari kak ryan."

"Hahaha.. bisa aja kamu." Senggol latifa, diiringi dengan tawa christine.

"Sabtu malam besok keluarga aland mengundang kita untuk makan malam bersama" kata latifa.

Emilia mendengus kesal,

"Sebenernya emilia nggak suka dengan prof surya. Kakak tau, dia adalah orang yang menyalahkan kakak atas kecelakaan itu. Padahal kak aland juga salah karena ngebut waktu itu"

Latifa tersenyum kecil sambil membelai tangan latifa.

"Sssst.. udah nggak usah bahas itu lagi. Kan yang penting kak latifa sama kak aland yang ngejalanin"

Latifa berusaha tak menanggapi perkataan surya perihal dirinya dan aland. Meskipun dia sebenarnya tahu jika surya tak menyetujui pernikahan yang mendadak ini.

Sebab, mereka tidak tahu kemungkinan yang terjadi setelah empat puluh hari kedepan. Entah dia atau aland yang meninggalkan dunia ini. Atau keduanya yang tetap hidup. Yang pasti, mereka harus menjaga mustika pemberian pak tedjo.

Latifa menghempas tubuhnya di atas kasur di kamarnya. Sambil memeluk bantal berwarna pink dia mengangkat sebuah panggilan telpon.

"Lagi apa?" Suara aland terdengar di balik telfon

"Tiduran.. kamu?"

"Lagi rapat sama teman-teman tentang penyuluhan minggu depan. Bakalan lembur nantinya"

"Oh.."

Latifa terdiam sejenak.

"Land, aku kira papa kamu nggak setuju"

Terdengar aland menghela nafas, "kamu nggak usah pikirin itu latifa. Aku sudah menuruti permintaan mereka"

"Iya.. tapi--"

"Apapun.. akan kulakukan. Aku hanya ingin bersamamu sampai akhir waktu kita. Itu saja"

"Aku ingin memanfaatkan sisa waktu kita dengan baik latifa, denganmu"

Latifa tersipu mendengar pernyataan aland barusan. Dia sungguh mantap ingin bersamanya.

"Aku akan melakukan yang terbaik di penyuluhan kali ini. Setelah itu aku akan pergi ke pantai membuat sketsa"

"Jangan terlalu memaksakan dirimu land" kata latifa.

"Nggak kok" jawabnya.

"Boleh aku menemanimu? Maksudku setelah kamu menyelesaikan semuanya."

Terdengar suara tawa kecil dari aland. Dia benar-benar senang.

"Baiklah.. jam 7 pagi pinggir pantai berbas"

Love after die [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang