Part 17

1.7K 118 0
                                    

"kok bengong sih.."

lambai tangan latifa didepan wajah aland yang daritadi melamun. dia lalu menatap latifa yang hampir menghabiskan setengah nasi gudegnya. sedangkan miliknya masih utuh.

"hehe.. maaf" kata aland

"setelah ini kita jadi kan ke rumah temenmu, narto?" latifa melipat tanganya di atas meja sambil menatap aland serius.

"iya.."

"aku juga penasaran sih sama cerita narto, mungkin dia bisa membantu kita" kata latifa.

"menurutmu, dia bisa membantu kita tetap hidup lebih dari empat puluh hari?"

aland berpangku tangan, dia penasaran apakah latifa memiliki semangat untuk tetap hidup sama seperti dirinya. dia ingin sekali berkenalan dengan teman- teman pelukis lain selain narto, belajar tentang seni, maupun melukis di setiap waktu yang dia punya. latifah mengunyah sendok terakhir dan meletakkanya. lalu menghabiskan es teh yang tersisa.

"yah.. mungkin aja" kata latifa.

aland menghela nafas berat, sambil melihat seorang pria yang menengok ke sekitar melihat tempat  duduk yang kosong. suasana warung gudeg yu sum siang itu memang sedang ramai. aland melihat sisa tempat duduk di samping latifa.

"jadi.. kamu berencana ke rumah narto bersama dia?" tanya aland sambil mengarahkan pandanganya ke arah Ryan.

"hm? siapa maksud kamu?" latifa lalu menoleh, dia melihat ryan yang menghampirinya.

"aku mau ke toilet bentar" kata latifa datar.

aland menggenggam pergelangan latifa yang hampir saja bangkit dari tempat duduknya.

"tidak apa-apa.." bisik aland mencoba menenangkan latifa.

ryan lalu duduk di samping latifa. membuat latifa menjadi tidak nyaman. aland melihat gerak-gerik mereka berdua. tak lama kemudian suasana menjadi canggung.

"kalian rupanya menjadi semakin dekat ya?" kata ryan sambil tersenyum sinis

latifa hanya menghela nafas, tak berani menatap samping kananya.

"itu bukan urusanmu" jawab latifa ketus

"mm.. kita lagi pengen kesini sebenernya." sahut aland

"disini memang gudeng yang paling enak di jogja." jawab ryan.

pramusaji kemudian datang menghidangkan gudeng dan es teh kepada ryan. namun ryan lalu mengambil sambal krecek dan memindahkan ke piring latifa, membuat aland melihatnya.

"kamu suka ini kan.." kata ryan pelan. namun latifa tetap tak menggubrisnya.

"oya, aku duluan ya.." kata aland yang bangkit dari tempat duduknya.

"lan, tunggu.." kata latifa.

aland menatap latifa, lalu ryan. saat ini dia memang tidak ingin mengganggu sepasang kekasih yang baru saja putus. meskipun dia tahu, diantara mereka masih ada kata 'cinta'

"bukankah kamu setelah ini mau membeli oleh-oleh? ryan bisa menemanimu kan?" kata aland.

dasar nggak peka, gumam latifa sambil memasang muka masam.

aland lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

suasana kembali menjadi canggung, tak sepatah kata-pun muncul di bibir latifa. dia hanya menatap sambal krecek pemberian ryan. lalu menatap lalu lalang pengunjung gudeng yu sum yang datang dan pergi.

"maafin aku.." kata ryan. latifa tetap enggan melihatnya.

"mungkin aku nggak pantas mengatakan ini latifa. aku merindukanmu" lanjut ryan

latifa lalu berdiri, dia melihat ryan yang sambil duduk menatapnya.

"bisa minggir dikit ga? aku mau keluar" kata latifa kecut

"latifah, please.. aku nggak ingin kita bertengkar di tempat ini"

ryan lalu menggenggam tangan latifah erat, dan membawanya keluar.

Love after die [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang