Tiga puluh satu
“You know that I can't show you me,
Give you me
I can't show you a run down part of myself
But I wear a mask again and come to you
But i still want you.”The truth untold
***
Nata menatap lurus pada Aira. Satu rahasianya terbongkar begitu saja. Apa yang ia simpan begitu apik, terbongkar sore ini. Nata menghela nafas ketika melihat Aira yang tak bereaksi. Hanya diam dengan mata yang terbelalak.
“Lo boleh pulang sekarang.” Ujar Nata dingin lalu bangkit berdiri.
“Ha?”
Nata menggerakkan kaki palsunya, “Lo udah tau tentang kaki palsu gue. Gue cacat. Lo boleh pulang.” Nata kemudian berjalan santai ke pintu rumahnya,“Lo bisa pergi.”
Aira memandang Nata tak mengerti,“Kenapa sih?” Aira bergerak maju menatap nata tajam, “Kenapa sih lo berubah Nat?”
Nata diam tak bersuara. Ia menatap Aira tak terbaca, “Lo bisa pulang gak?!” sulut sudah emosinya. Tiba-tiba tangannya bergetar hebat, membuat Nata menyembunyikan tangannya dibelakang.
“Kaki gue satu.” Nata menahan napasnya, “Lo boleh cari teman kelompok yang lain.”
Aira menatap Nata kecewa, “Dangkal!.” Jeda 2 detik, “Lo pikir gue berteman itu pilih-pilih. Jadi karena gue tau lo cacat gue menjauh? Drama!”
Nata menggeram kesal, “Lo gak paham!”
Aira memandang Nata tajam,“Lo yang ngeribetin masalah. Tinggal ngomong aja! Yang gampang disusahin.”
Nata merasakan tangannya bergetar semakin kuat. Di saat yang bersamaan, Aira merasakan pandangannya mulai berkunang. Aira segera menghela nafas kasar dan mulai berbalik pergi.
Tak peduli Nata yang membanting pintu di belakangnya, Aira mulai berjalan lambat berusaha sekeras mungkin bertahan. Ia tak tahan dan segera mendial nomor seseorang.
Nata memperhatikan dari atas, Aira dari belakang tampak bergetar. Tapi yang Nata tak lihat, Aira yang tiba-tiba mengeluarkan cairan laknat itu seminggu terakhir ini dari hidungnya. Cairan merah berbau anyir dari hidungnya. Nata tak bisa melihat itu.
Aira mengusap kasar hidungnya yang berdarah, Yang dipikir Nata adalah Aira yang menangis. Hingga nafasnya tercekat ketika Ega datang, merangkul Aira Erat lalu memapah Aira ke motornya.
Pandangan Nata memburam, dengan senyum tipis ia memegang pergelangan tangannya yang mulai mengeluarkan darah, diikuti kaki aslinya yang mulai goyah hingga jatuh ke lantai.
“Ini lebih baik” Lirihnya.
“n-GOBLOK” sekali lagi, Alan datang diwaktu yang tidak tepat.
***
Aira sangat pucat, tapi ia memaksakan diri untuk masuk sekolah. Dia sudah berulang kali menanyakan temannya yang lain tentang siapa yang belum dapat teman sekelompok bahasa inggris, tapi tak ada.
Sementara hari penilaian dimajukan jadi hari senin, yang seharusnya hari kamis dan ternyata hari kamis libur sekolah maka Jam kosong dipakai untuk mengambil nilai pra-ujian.
![](https://img.wattpad.com/cover/130476665-288-k538697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]
Teen Fiction[COMPLETED] ATTENTION : don't copy my story! Use your own head! ••• "Saya bukan cerita fiksimu" ⏺️⏺️⏺️ Tenggelam dalam rasanya cinta pertama, Cinta diam-diam, Cinta cerita fiksi bahkan cinta pada Idola itu sakit. Apalagi bila salah satu dari kisa...