16. Kelabu

3.9K 233 4
                                    

B a g i a n
e n a m   b e l a s

emangnya kalau lo berhenti maju dan noleh ke belakang bakal ada yang berubah? Enggak kan?

Nata Admadika
________

.
.
Happy Reading!
.
.
.
.
.
.
***

13.50

   Hari ini awan begitu gelap, beberapa tetes hujan perlahan jatuh ke bumi seolah dirinya begitu rindu dengan bumi.

    Aira yang tadinya tertidur samar-samar mendengar suara Nata berbicara padanya ditambah ia merasa ditatapi sehingga ia cukup merasa terganggu. Tapi, entah kenapa matanya sulit untuk dibuka seolah jiwanya masih mengambang antara mimpi atau tidak.

    “...Gue sayang sama lo ra..., Se-sejak...”

    Aira tiba-tiba terbangun dengan mata terbelalak lebar. Suara yang samar-samar didengarkannya tadi terakhir kali terdengar begitu jelas. Aira duduk tegak dan melihat Nata yang tertidur disampingnya.

    “Hanya mimpi...”Aira memegang dadanya yang terasa sesak dan membuatnya sulit bernapas, “Tapi kok sakit ya?”

    Aira menghela nafasnya pelan sebelum akhirnya menyibak gorden biru dihadapannya dan menatap keluar jendela. Menatap keluar lama dan penuh penghayatan hingga tak menyadari bel pulang sudah berbunyi.

     “Huh...Hujannya sudah lebat.” Aira menatap kosong ke luar jendela dengan perasaan serta pikirannya yang begitu berkecamuk. Jantungnya berdegup begitu kencang dan menyebabkan sakit yang begitu luar biasa. Entah karena Apa.

Perlahan ia melirik teman-temannya yang sudah terbangun dan mengumpulkan nyawa masing-masing lalu melirik ke sekeliling. Beberapa dari mereka berdiri lalu meregangkan tubuhnya.

    “Lo gak tidur, Ra?” tanya Gilang sambil mengambil tas nya di kursinya. Aira menoleh pada Gilang lalu menggeleng, “Tidur kok tadi. Sebentar.”

    Gilang mengangguk, “Udah bel pulang kan?”  dan Aira menjawab dengan anggukan kecil dan diikuti pekikan kecil ketika gilang berteriak.

   “WOI KEBO! BANGUN LO PADA! EMAK LO NYARIIN TUH! PULANG! PULANG!”

    “BRISIK!!” Vivi melemparkan novel yang ia baca tadi asal hingga tidak mengenai Gilang. Gilang terkekeh kecil dan mulai tersenyum jahil.

   “BANGUN BANGUN! PAK SITORUS DILUAR MAU NGUNCIIN KITA ANJIR!”

     Serempak mereka bangun terduduk dengan mata membelalak tak percaya, “Halah! Bohong lo! Anjing!!”

    Gilang hanya nyegir terus perlahan lari menuju pintu ketika melihat tatapan membunuh dari siswi di kelas, apalagi Alexandara. Kayak Sandy di spongebob yang dibangunin waktu hirbenasi bung.

   “Sayonara teman!!!”

  Gilang berlari dengan kecepatan maksimal. Hingga sialnya, Dia tergelincir di lantai yang becek dan Jatuh terlentang karena hujan di depan cewek-cewek yang lagi duduk neduh di depan kelas. Disangkanya dia modus ngintipin ya terjadilah sumpah serapah.

Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang