40. Akhirnya

4.1K 254 21
                                    

Bagian
Empat Puluh

“Aku telah mencoba mengatakan ini,
Aku seharusnya mengatakan ini,
Ini semua untukmu.
Rasa ku yang tersisa.”

Nata Admadika

***
Mainkan lagu di Mulmed untuk part ini.
I totally get the feeling this time.
[Calum scott-You are the reason]

Yang suka korea, bisa putar lagu
[BTS- The truth untold]

Happy reading!

***

Hari ini pembagian Nilai selama semester kedua. Aira baris di paling depan, ingin mendapat motivasi dari mereka yang berprestasi. Berbeda dengan tahun lalu, Aira merasa teman-temannya begitu lemas hari ini. Tahun lalu, mereka sibuk menghina kelas sendiri karena tak ada yang berprestasi—juara class meeting ataupun juara umum.

     “Kok lemes banget sih?” Tanya Aira pada seryl yang menunduk di sampingnya. Seryl mendongak, menatap Aira mulutnya kaku. Ia tercekat seolah ingin menangis. Benar-benar ingin menangis.

    Seryl menggeleng pelan, “Masih ngantuk.” Jawabnya singkat dengan suara yang terdengar lirih entah kenapa mengirimkan rasa ke Aira bahwa Seryl sedang bersedih.

     Aira menepuk bahu Seryl pelan, “Jangan pendam masalah sendirian terlalu lama atau pura-pura kuat, itu nyiksa diri sendiri.” Ujarnya. Aira lalu menghadap depan, “Nata pernah ngomong gitu ke gue.” Tambahnya.

    Seryl yang mendengar itu hanya menunduk, merasakan dadanya yang semakin sesak. Tentu, Seryl sudah membaca chat Nata dan Pasti dari mereka semua hanya Aira yang belum tahu.

    “Dan untuk Juara 3 Umum Kelas Sebelas jurusan IPA diraih oleh...” Pak Ridwan menggantung di sana, menunggu raut menebak dari mereka semua, “dengan total nilai 2190, Kelas XI IPA 2 Nata Admadika.”

    Aira segera mengangkat kepalanya. Terkejut mendengar Nama Nata dipanggil, Ia segeta menoleh, memperhatikan orang yang berbaris dibelakangnya sama terkejut, “Nata mana? Juara 3 umum,  gak nyangka gue. Nata mana? Absen?” tanya Aira beruntut dan dijawab dengan anggukan.

    Tiba-tiba, Bobi berteriak Dari barisannya, “Nata gak datang pak! Biar Bu Evi aja yang wakilin. Biar nunjukin Nata sudah buat kelas kami tidak diolok lagi.”

   Lalu semua berseru heboh atas keberanian bobi menyerukan rasa yang dialami IPA 2 selama ini. Rasa tertekan dibanding-bandingkan, Dihina, diolok, diragukan dan Tak dipedulikan.

   Disisi lain, Aira masih kecewa mengapa disaat seperti ini, Nata tak hadir. Kenapa Jantungnya berdetak begitu cepat.

***

Seminggu setelah hari pembagian rapor dan Aira begitu bosan di rumah. Ia uring-uringan dan perasaanya terus tak enak. Ia membuka ponsel, Dan membuka grup kelas. Sebenarnya agak marah sih kenapa Aira dikeluarkan tiba-tiba dari Grup kelas lalu saat dimasukkan kembali, Aira tak bisa membaca chat unfaedah milik mereka sebelum-sebelumnya.

Aira memandangi rapor Nata disebelahnya, sesekali tertawa melihat wajah kaku Nata di Pas poto rapor milik cowok itu. Aira memperhatikan nilai cowok itu, Tak disangka Nata itu pintar. Kemana saja Aira bisa tak tahu. Sebenarnya, Aira bingung kenapa Teman-temannya menitipkan Rapor itu pada Aira selain dalih bahwa Nata suka padanya.

Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang