Bagian satu
“Pernah Jatuh? Sakit kan? Gak sakit, Tolong bangun dari mimpi mu.”
Tulisan ke 436 selama cinta ini masih bisu 5 tahun.
***
Aira menahan napas nya sambil menatap soal kuis yang hampir merontokkan semua rambutnya ini.
Bahkan hanya baru melihat soal ini disalin Pak Sitorus—guru matematika — di papan tulis saja, matanya sudah panas.Beberapa kali dia menggaruk kepalanya, menoleh ke kanan kiri, mengetuk-ngetukkan kepalanya kemeja bahkan berusaha mencari jawabannya lagi lalu menggaruk kepalanya lagi.
Tapi apa mau dikata jika jangkauan otaknya hanya sebatas mengerjakan 1 soal dari 8 soal limit,6 soal integral, dan 1 soal fungsi di depan matanya. Dan yang dikerjakannya adalah soal fungsi. Sudah bisa ditebak.
Setelah sibuk menatap soal dan mengerjakan tidak sampai selesai hampir setiap soal akhirnya aira bernapas lega. Beberapa soal dikerjakan sampai batas kemampuannya, berharap setidaknya gurunya itu mau memberi poin setidaknya karena ia berusaha. Bukan, bukan berusaha menyontek karena bagaimana pun guru berdarah batak ini seperti punya indera keenam. Tanpa melihat, dia sudah tau siapa yang kerjasama dan langsung mencoret lembar jawabannya.
“Gimana, ra?” tanya Lita. Lita ini adalah satu-satunya teman Aira yang dipercayainya. Satu-satunya teman dekatnya, walau tak terlalu sering berbagi cerita tentang masalah romansa remaja, tapi setidaknya Lita itu pengertian. Sayangnya, mereka berbeda jurusan. Aira IPA dan Lita IPS.
Aira mengangkat kepalanya yang ia telungkupkan diatas tangannya dan memandang Lita yang ternyata sudah berkunjung ke kelasnya.
“Gimana Apanya?” tanya Aira tak mengerti. Lita terkekeh. Dengan melihat keadaan temannya ini, dia sudah pasti sangat pusing menghadapi pelajaran yang suka membunuh dan cocok dinamakan MATE-MATI-KA itu. Temannya ini saja telmi karena ini.
“Kantin?”
Aira mengangkat kepalanya lagi, “Beli es krim, kepala gue rasanya udah panas, bentar lagi saraf gue bakal putus.”
“Serah. Yaudah, ayok”
Aira berjalan berdampingan dengan Lita dan ke Kantin bersama.
“Bu, Ada Es krim yang bisa cairnya lama gak?”Si ibu mengernyit tak mengerti. Bagaimana bisa dia menyediakan es krim sementara yang dijualnya hanya nasi goreng, mi goreng dan gado-gado. Lita mendengus dan menarik Aira yang sepertinya otaknya sudah korslet.
Lita mendudukkan Aira di sebuah kursi di kantin dan membelikan es krim untuknya dan untuk Aira.
“Nih” Lita menyerahkan es krim Aira lalu duduk di kursi di depan Lita. “dasar Guguk dah lo.”
Aira menjauhkan es krim yang ditempelkannya di pipinya, menatap tak suka pada lita.
“Lo bilang gue ibuk-ibuk, sialan. Gue masih muda gini dibilang emak-emak.”
Lita mengusap wajahnya malas, “Sabodo ra.”
“betewe, lo liat gak cowok yang lagi makan di dua meja dibelakang kita. Ganteng gak sih?”
Aira menegakkan tubuhnya lalu melirik cowok itu sebentar lalu menatap Lita sambil membuka es krimnya.
“gak. Gantengan Nick yang di film my true friend noh.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]
Novela Juvenil[COMPLETED] ATTENTION : don't copy my story! Use your own head! ••• "Saya bukan cerita fiksimu" ⏺️⏺️⏺️ Tenggelam dalam rasanya cinta pertama, Cinta diam-diam, Cinta cerita fiksi bahkan cinta pada Idola itu sakit. Apalagi bila salah satu dari kisa...