3. Puisi

8.5K 405 22
                                    

"Cinta diam-diam harus berani ngambil resiko disakiti Terang-terangan. Dijamin, Nyesek. "

Dari 'Aku yang masih mencintaimu'

***

Aira menatap kesal jalan yang agak sepi dihadapannya. Mengabaikan suara ribut-ribut dari orang di sebelahnya yang masih ribut perihal

Kalau air putih yang dicampur gula itu disebut teh manis juga atau enggak.

Gak berfaedah.

"Udah Gue bilang, Teh manis itu ya Teh yang warna cokelat itu, yang udah pake bubuk teh yang katanya dari teh hijau" Ujar Seryl sambil menatap Sebal Alan di sampingnya.

"Tapi kan, Kalo udah dicampur Gula tuh Air putih bakal manis. Jadi teh manis." balasnya sama ngotot nya.

Seryl berdecak, "Emang itu dicampur sama bubuk Teh? Kalo gak kan disebutnya air manis. Kan gak ada unsur teh nya."

Dan respon dari yang lain yang sibuk menonton perdebatan mereka seperti

Iya juga sih

Lah, tapi kan

Bener sih

Dan Aira tidak mau ambil pusing akan hal itu karena kepalanya pun sudah hampir pecah karena memikirkan,

Kenapa dia bisa sampai memikirkan Dan membayangkan bahwa Ega meminta supaya Aira jadi pacarnya hanya karena baru saja membaca cerita dari wattpad.

Aira sangat mengutuk tingkat baper tanpa dibaperin miliknya ini yang sudah semakin akut. Bahkan sampai bisa membuatnya merasakan bahwa Apa yang dikhayalkan nya itu nyata.

Itu sama saja, Dia mulai menyakiti dirinya sendiri.

Tanpa disadari, Aira mencengkram kuat ponselnya ketika melihat Ega dan seorang kakak kelas yang entahlah siapa namanya pulang bersama diantar oleh Ega.

"I wish One of them will die."

Saking kesalnya ia bahkan mengatakan hal itu dengan gumaman yang agak keras, hingga nata yang duduk di halte dibelakangnya mendongak.

"Who?" tanya Nata datar tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

Tak disadari, Aira duduk tiba-tiba disamping Nata dan menatap lurus ke depan.

"I wish That girl, but I wish that boy first. He always-eh?" Aira menatap heran ke Nata lalu ke depan secara bergantian, membuat Nata meliriknya sekilas.

"Siapa?"

"ha?"

Nata mendengus, "Siapa yang lo doa-in mati?"

Aira menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sembari melirik ke sana kemari lalu mendesah kecil, "I..tu, Tokoh di cerita yang gue baca."

Bersyukurlah karena Nata tampak percaya saja. Kalau tidak, Cinta diam-diamnya akan terbongkar.

Suasana hening. Tapi antara mereka berdua saja. Karena Tiba-tiba gilang menyeletuk,

Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang