“Gue 'ada apa-apa' atau 'gak apa-apa' gak ngaruh juga kan buat lo? ”
Dari
-mereka yang hatinya hancur, lagi-
***“Aku belum mandi,tak tun tuang, tak tun tuang tapi masih tetap ganteng tak tun tuang.... Apalagi kalau sudah mandi tak tun tuang ... Asekkkk—adaww”
Gilang mengusap kepalanya yang baru saja jadi sasaran lemparan penghapus dari Vivi—ketua kelas XI IPA 2—Yang sedang asik nobar bersama teman-temannya.
Umumnya tipikal kelas unggulan apalagi jurusan IPA, selalu dipandang merupakan kumpulan anak-anak rajin dan teladan, selalu memanfaatkan waktu untuk belajar dan rajin membahas soal,apalagi di jam kosong, tidak ribut dan tertib.
Tapi, Kelas XI IPA 2 tidak. Mereka yang katanya sudah habis masa alim dan jaim nya di kelas sepuluh malah berulah di kelas Sebelas.
Berulah bukan berarti mereka ikut tawuran atau merokok.
Tapi mereka menghancurkan ekspetasi para guru yang masuk ke kelas ini walaupun kelas ini merupakan unggulan kedua.
Mereka bisa jadi kompak disaat yang bersamaan. Dan mungkin guru-guru yang masuk akan mulai membandingkan mereka dengan anak IPA 1 Seperti, “Ini kelas yang disebut kelas unggulan? Lihat Ipa 1 itu, itu baru kelas unggulan. Ruangan rapi,muridnya aktif”
Shit.
Jangan harapkan itu ada setiap hari di Ipa 2.
Seperti sekarang, entah karena guru sibuk atau memang mereka malas masuk ke IPA 2, maka kelas Yang paling sering mendapatkan free less ini mendapatkan free less kembali.
Di dalam kelas sudah ada lima perkumpulan.
Perkumpulan pertama, murid cewek dan cowok yang duduk lesehan di lantai sambil nobar film horor dari proyektor.
Perkumpulan kedua, geng cewek yang buat lingkaran di satu meja sambil bahas sesuatu entah itu drakor terbaru atau sekedar membahas cogan di sekolah atau bahkan menggosipi temannya.
Perkumpulan ketiga, ada cewek yang menuhin satu meja buat nonton film lain dari streaming. Kelompok ini adalah kelompok yang usul filmnya kalah untuk nobar.
Perkumpulan keempat adalah cowok-cowok di sudut kelas yang sibuk main gitar sambil nari-nyanyi dan nge remix lagu apa aja jadi satu. Faktanya, jika Satu murid dari sini disuruh nyanyi di depan kelas, suaranya bisa tidak terdengar atau memilih menolak disuruh nyanyi. Tapi, jika sudah bersama teman-temannya, suaranya bisa yang paling kuat hingga urat malunya putus.
Perkumpulan lima dan perkumpulan yang gak terlalu ribut, kumpulan cowok gamers.
Aira?
Ia ada di kumpulan pertama bersama Vivi dan Yang lainnya. Gilang yang jahil tadi berhasil membuat Vivi emosi dan melemparkan penghapus, tapi tetap saja dia tidak berhenti.
Gilang mengikuti ritme dari petikan gitar teman-temannya di belakang dan bernyanyi lagi sambil menutupi layar proyektor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]
Ficção Adolescente[COMPLETED] ATTENTION : don't copy my story! Use your own head! ••• "Saya bukan cerita fiksimu" ⏺️⏺️⏺️ Tenggelam dalam rasanya cinta pertama, Cinta diam-diam, Cinta cerita fiksi bahkan cinta pada Idola itu sakit. Apalagi bila salah satu dari kisa...