B a g i a n
D u a p u l u h"Lo ngemil bohlam ya tiap hari? Kok bisa bersinar banget gitu di mata gue?"
Gombalan unfaedah Nata
.
.
.
.
.
.
.
Selamat Membaca!
.
.
.
.
.
.
.
***Bukan IPA 2 namanya yang gak buat kelas ribut seharian. Bukan IPA 2 juga namanya yang tidak memanfaatkan celah jika bisa digunakan untuk ajang bersenang-senang.
Kalau kata vivi— si ketua kelas sih gini, “Kalo ada celah dimanfaatkan. Kita kan bukan robot, harus belajar belajar terus. Dibawa santai aja juga bisa, kaku amat kayak muka maskeran.”
Nah, karena kalimat Vivi tersebut saat pertama kali masuk dan menjabat sebagai ketua kelas jadilah begini. Terlalu santai. Bagaimana tidak, yang masuk ke unggulan IPA 2 ini ya mereka yang dari kelas IPA Non-unggulan dari kelas 10 dan mereka yang sudah depresi berada di IPA 1 karena terlalu sibuk bersaing, dan belajar tanpa henti.
Seperti kali ini, Pak Sitorus si guru killer itu tidak datang karena anaknya wisuda di Universitas luar negri. Selain berdecak kagum karena anaknya Pak sitorus yang juga genius kayak orangtuanya, XI IPA 2 juga merayakan kebahagiaan yang tiada tara untuk satu hari ini karena
Batal tes kematian dari Pak Sitorus
Kenapa disebut tes kematian? Itu karena soal ulangan matematikanya cuma 2 soal. Dan 2 soal itu formatnya beda.
Soal 1 formatnya menggunakan angka atau aljabar biasa. Bahkan kalo dilihat saja orang langsung ngomong “Hah, bisa nih. Gampang. Gak ribet amat.”itu yang dikatakan Aira waktu Ulangan Pertama. Dan sialnya, soal itu ternyata menjebak. Nanti akan berhenti di pertengahan dan susah menyelesaikannya. Catatannya, Pak Sitorus itu tidak memberi poin karena sudah berusaha, kalau tidak ada jawaban ya salah.
Soal 2 formatnya lebih kompleks. Seperti ulangan pertama soalnya itu soal logaritma yang dicampur aduk ke eksponen. Biarpun itu pelajaran kelas 10, tapi banyak yang tidak bisa. Bisa saja nanti soalnya itu logaritma sebuah angka yang dikalikan dengan pangkat variabel yang berakar pembagian variabel berpangkat lalu angka itu dibagi dengan satu per Logaritma angka berpangkat pengurangan variabel yang berlogartima dengan pembagian angka bervariabel berpangkat. Sakit tuh mata baca soalnya.
Nah, kemungkinan nilainya cuma 100-50-0, kalau dibawah KKM harus remedi dan soalnya lebih kejam dari soal ulangan. Kalau remedinya tidak lulus kena hukuman yang...hahh, susah digambarkan. Nah, ketahuan nyontek,ngopek,nanya google, hukumannya jauh lebih parah dan gak terduga. Kemarin saja hukumannya membuat makalah seperti soal nomor dua.
Itu bukan soal hidup dan mati tapi Langsung Mati.
Balik lagi ke kelas ini sekarang. Karena Pak Sitorus yang tidak hadir membuat seorang guru pengganti masuk. Syukur, guru yang mereka tidak ketahui namanya itu hanya bermain ponsel saja tak peduli apa yang dilakukan murid badung di depannya.
Aira sekarang sedang sibuk. Sibuk menjedot-jedotkan kepalanya ke meja. Selain menghilangkan kejenuhan, dia juga sangat menyesali ujian Fisika nya tadi. Yang diisinya cuma, diketahui dan ditanya saja. Seperti menulis ulang soal. Jika dia bertanya dengan temannya, “Lo bisa jawab gak tadi?” nah, banyak yang jawab, “Lumayan lah..”
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]
Fiksi Remaja[COMPLETED] ATTENTION : don't copy my story! Use your own head! ••• "Saya bukan cerita fiksimu" ⏺️⏺️⏺️ Tenggelam dalam rasanya cinta pertama, Cinta diam-diam, Cinta cerita fiksi bahkan cinta pada Idola itu sakit. Apalagi bila salah satu dari kisa...