Tiga puluh
“Mau bilang sama Ibu lo aja kalau anaknya suka nyuri. Nyuri Sedih gue, Nyuri Perhatian gue, nyuri hati gue dan gak dikembalikan.”
Nata Admadika, Di Rahasia Sore
***
Sekali lagi, Setelah Aira membereskan Barang-barangnya dan memakai sling bag nya—Ia turun dan mendapati Alex dengan Seragam kerjanya sedang tertidur di Sofa dengan ponsel yang sudah jatuh dan masuk ke kolong Sofa.Aira melewati Kakak Tirinya itu dan meletakkan sebuah selimut di atas tubuhnya lalu berlalu ke luar, sebelum Alex memanggilnya dengan suara yang serak khas bangun tidur.
“Mau kemana, Ra?”
Aira mendelik sebal kemudian berbalik dengan berkacak pinggang, “Bisa gak sih lo Nganggap gue Adek?”
Alex menghela nafasnya dan terdiam lama. Alex menutup kembali matanya dengan tangannya membiarkan Aira Terdiam dengan kesal. Aira mengumpat lalu pergi keluar dengan membanting pintu.
Aira berdiri di luar rumahnya dan menunggu ojek daring yang ia pesan mengantarnya ke rumah Nata. Tapi sekali lagi, Di hari liburnya yang begitu tenang harus diganggu oleh 2 orang berengseknya minta ampun.
“Mau kemana Ra?”
Aira memincingkan matanya lalu tersenyum sinis, “Lita Gak ada disini. Rumannya disana, 4 rumah lagi dari rumah gue.”
Ega menghela nafas kasar, “Gue mau liat lo kok, sebagai adek.”
“Cih...”Aira kemudian menumbuk perut Ega dengan kuat, “Lo belum lulus seleksi jadi abang gue. Dan yang paling penting—Maaf gue kasar tapi perasaan lo itu jang—ih ngapain liatin gue segitunya sih?!”
Ega terkekeh dan mengusap surai Aira, “Hati-hati, Aira sayang.”
Lalu Ega masuk ke dalam rumah Aira, Dan Aira mengumpat kasar kembali ke mode menunggu gojek yang tak kunjung datang.
***
“Nata!!! Nata!!! Anybody home?”
Aira mendesah kasar, Ini sudah sejak 30 menit yang lalu dan tak ada yang kunjung keluar. Aira terduduk di lantai Teras Nata, sekali lagi menyender di dinding—spot baru Favorit Aira.
Aira diam saja, tidak bersuara bahkan tenggorokannya sudah kering. Hingga suara Mobil yang berhenti di luar gerbang Nata mengalihkan atensinya. Ia berdiri dan menatapi mobil itu terus karena tak ada yang keluar dari dalam mobil itu.
Apa mobilnya jalan sendiri?
Aira mengetukkan kepalanya lagi merasa bodoh. Ia berusaha tak peduli tapi ia merasa ada yang menatapinya. Aira melengos lalu kembali duduk di lantai dengan kaki di selonjorkan, “Bodo ah.”
Setelah mencoba diam dengan kesunyian Rumah Nata, Aira tiba-tiba merasakan kantuk yang begitu dalam. Matanya seperti ingin terpejam tapi tetap menahannya.
“Aih..” Aira menggaruk kepalanya dan mengambil ponselnya lalu mendial nomor Nata. “Gak diangkat ish...”
Aira kemudian menatap dinding itu lagi lalu dengan perasaan yang bodo amat, mau dikirain gembel kek, Aira gak peduli. Aira bersender dan memejamkan matanya dengan sangat tidak Elit. Tak selang beberapa menit, Aira benar-benar terlelap dengan mulut sedikit terbuka. Tasnya entah sudah kemana, dan Aira sepenuhnya sudah berbaring di lantai dengan tangan ditempelkan ke Dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]
Fiksi Remaja[COMPLETED] ATTENTION : don't copy my story! Use your own head! ••• "Saya bukan cerita fiksimu" ⏺️⏺️⏺️ Tenggelam dalam rasanya cinta pertama, Cinta diam-diam, Cinta cerita fiksi bahkan cinta pada Idola itu sakit. Apalagi bila salah satu dari kisa...