21. Jadi Aneh

4.2K 231 12
                                    


B a g i a n
D u a  p u l u h  s a t u

Biasanya, Suatu kata itu akan sangat menyakitkan bila yang mengatakannya adalah orang yang berarti bagi kamu.

Teruntuk Pesawat Kertasku,2018

*

.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca!
.
.
.



Sabtu ini, Tanggal terakhir di bulan Maret dan Hujan deras diikuti petir membuat Anak-anak yang terlibat dalam ekskul, Organisasi dan Malas pulang ke rumah terjebak di sekolah.

   Aira duduk di kelasnya sendirian sambil menatap keluar jendela, melihat anak organisasi Pramuka yang bermain hujan-hujanan dan berlari terbirit-birit ketika petir menyambar dengan keras. Tentu Hiburan yang menarik.

    Aira juga melihat semua orang yang berlalu lalang dari depan kelasnya dengan keadaan basah kuyup. Bahkan Aira melihat Anak Marching Band yang sedang berlatih tadi untuk Pensi dan Perpisahan kelas 12 sudah tertawa cemas (?) Karena Alat musiknya ada yang basah. Aira bahkan melihat mereka berlari-lari dari lapangan yang jauh dari bangunan sekolah untuk meneduh. Aira tertawa sendiri melihat cara mereka menyelamatkan diri dan Alat musik masing-masing. Terutama, Dia yang membawa drum besar itu. Tampak sekali bahwa cowok itu kesulitan berlari dengan Alat sebesar itu. Mereka semua meneduh di depan kelas Aira dan berusaha mengeringkan Alat musiknya. Termasuk terompet dan saxophone yang kemasukan Air hingga bersuara Aneh. Melengking berat seperti kentut.

     Pandangan Aira bertemu dengan Lita yang juga sedang mengeringkan dirinya. Lita itu sebagai orang yang mencampakkan bendera ke atas lalu memutar-mutar nya dan Aira tak tahu itu disebut Apa, Yang penting di mata Aira lita cukup keren. Pantas Ega suka. Eh(?).


      Aira tersenyum canggung membalas sapaan Lita yang begitu heboh, bahkan cewek itu berjalan mendekati nya yang bersender di jendela. Jadilah mereka berbicara diantarai jendela.

    “Oi, Ra? Gak pulang?”

  Aira menggeleng, “Males ah. Entaran Aja.” Lita yang paham Atmosfir kecanggungan diantara mereka yang sudah jarang sekali bersama pun mulai mencari-cari topik  pembicaraan.

   “Lo tau gak perihal group dance cowok sekolah yang mau tampil Entar Pensi.” Ujar Lita sambil melirik teman organisasinya yang sudah frustasi bakal dimarahi pembina dan juga senior perihal Alat musik.

    “Gak Tuh, emang ada group gitu?”

    Lita mengernyit, “Lo gak tau? Padahal Gilang sama Alan dari kelas lo anak group dance itu deh. Mereka diincer anak IPS, tapi banyak yang ilfeel waktu dekat sama mereka.”

    Aira membelalak, “Gilang si bokepers dari kelas gue? ah, masa sih. Dia taunya cuman dangdutan tuh di kelas.” Ujarnya sambil terkekeh mengingat kelakuan Gilang yang tak tertebak dengan Bobi-soulmate nya. “Kalo Alan sih wajar Aja diincer, tapi ya gitu rada sengklek gak waras gitu.”

    Lita tersenyum lebar, “Lo udah mulai terbuka ya!. Siapa nih yang udah  berhasil ngerubah seorang Aira yang cuek, pengen ketemu gue. Oh..Jangan-jangan cowok yang kemaren itu ya, siapa? Nathan? Naka? Oh...Nata.”

    Aira menggeleng cepat dengan tangan yang mengibas-ngibas kedepan, tapi ia merasa pipi nya panas. Jangan-jangan dia blushing.

    “Ciee...Blushing . Ah, Sat lah. Kok rada geli jijik gimana Gitu liat lo merah gitu.” Ujar Lita tak bisa menahan senyumnya.

Teruntuk Pesawat Kertasku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang