1-Prolog

14.9K 433 32
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS

-----------------

Pagi ini terasa begitu damai. Angin pagi begitu lembut membelai pipi halus wanita cantik berhanbok merah jambu yang sedang berada di taman kediamannya. Ia sudah sedari tadi setia menatap bunga plum yang berjatuhan di danau buatan yang cukup besar. Ia tak sendirian melainkan bersama Kyoena, pelayan yang selalu setia bersamanya.

"Kurasa musim gugur memang telah tiba. Benarkah begitu Kyoena?" tanyanya lembut tanpa memalingkan wajah dari danau yang sedikit beriak oleh ikan koi.

"Hamba rasa memang begitu Puteri" Kyoena hanya tersenyum melihat pundak putri Kekaisarannya yang mungil dari belakang.

Setelah pembicaran singkat itu tak ada lagi suara yang terdengar dari bibir merah Kwang Hye Jeong. Ia terlalu asyik menikmati hidangan untuk matanya pagi ini hingga sangat sayang jika sedetik saja ia berpaling. Kwang Hye Joeng memang sedari dulu menyukai bunga plum makanya Kaisar sengaja memanam pohon bunga plum di kediaman puterinya.

Kwang Hye Joeng terus menatap bunga plum yang berjatuhan namun suara keributan di luar sana membuat waktu bersantainya jadi terganggu. Ia mencoba terus menghiraukan keributan itu tapi, semakin lama semakin terdengar kacau.

"Ada apa!?" tanya Kwang Hye Jeong berbalik ke arah Kyoena yang tertunduk.

"Yang Mulia Kaisar sedang memiliki tamu dari kerajaan Utara" sahutnya lagi masih menunduk.

"Ada urusan apa mereka datang kemari?!" tanya Kwang Hye Jeong seraya mengeryitkan keningnya bingung. Rasanya ada yang janggal dengan pertemuan ini. Karena sudah sejak dahulu kerajaan Utara dan Kerajan Selatan dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Maaf Putri saya tidak mengetahuinya" sahut Kyoena menyesal. Kyoena memang tak tahu apa yang sedang terjadi di ruang utama karena Kaisar memerintahkannya tetap tinggal di kediaman Kwang Hye Joeng tanpa memperbolehkan Puterinya ini keluar. Entah apa yang di rencanakan Kaisar hingga Kwang Hye Joeng tak noleh mengetahui semua itu.

Sesaat Kwang Hye Jeong berdecak kesal dengan situasi seperti ini karena berani sekali orang-orang di luar sana mengusik ketenangannya.

"Puteri ke mana Anda akan pergi?" tanya Kyoena ketika melihat Kwang Hye Joeng melangkah. Dan rasa khawatirnya tiba-tiba saja muncul.

"Puteri inu akan melihatnya sendiri" sahut Kwang Hye Jeong dan mulai melangkah.

"Putri Kekaisaran tahanlah diri Anda untuk tidak pergi keluar. Hamba rasa keadaan di luar sedang tidak baik" Kyoena bergetar, ia takut jika kaisar akan memenggal kepalanya karena tak melaksanakan tugasnya namun, terlambat! Kwang Hye Jeong tak menghiraukan ucapan Kyoena dan melangkah pergi. Kwang Hye Jeong segara berjalan menyusuri paviliun menuju ruang utama. Dan benar saja saat ini memang keadaan di Aula utama sedang kacau.

Ketika Kwang Hye Joeng memasuki Aula utama banyak para pengawal yang menghadang dan menyuruh Kwang Hye Joeng untuk segara kembali ke kediaman Puteri Kekaisaran tetapi, Kwang Hye Joeng bersikukuh untuk melangkah dan masuk dengan tergesa-gesa semberi mengangkat gaun hanfu cantiknya yang cukup berat.

Dengan langkah cepat Kwang Hye Jeong menerobos para pengawal yang sedang melawan pengawal dari kerajaan Utara tersebut. Sesaat tubuhnya tak cukup kuat untuk melawan arus hingga tak sengaja beberapa pedang menggores tubuh mulusnya. Walaupun sayatan-sayatan kecil itu sedikit perih namun ia tak menghiraukannya dan tetap melangkah untuk menggapai Aula utama.

Saat beberapa langkah memasuki pintu gerbang Kwang Hye Jeong terperangah dengan mata membola, tubuhnya pun tiba-tiba saja merosot tak berdaya di selingi air mata yang mulai tumpah membentuk anak sungai di pipinya. Bagaimana tidak?? Kwang Hye Jeong melihat apa yang telah dilakukan pria iblis dari utara kepada Ayahanda Kaisar dan Permaisuri Kekaisarab kerajaan Selatan. Ia membantai seluruh anggota kerajaan dengan bengis. Hanya tersisa panglima Soon Bon yang hampir sekarat.

Kyoena yang sedari tadi mengejar putri junjungannya heran dan lantas menopong tubung Kwang Hye Joeng yang melemah.

"Putri apa yang terjadi?!" tanya Kyoena bingung ia mengeryit lantas menatap ke dalam ruang utama kerajaan. Sesaat hatinya mencolos. Pantas saja putrinya terduduk seperti ini.

Saat hampir saja iblis terkutuk itu menghanuskan pedangnya pada panglima Kekaisarab Bon. Kwang Hye Jeong berdiri dengan tenaganya yang mulai pulih. Rahangnya mengeras menatap ke arah tubuh kekar di hadapanya dengan wajah merah padam.

"Cukup! Kau iblis terkutuk!" teriak Kwang Hye Jeong pada pria yang berani sekali melenyapkan kedua orang tuanya. Lantas orang yang di panggil iblis itu berbalik ke arah Kwang Hye Jeong dengan seringaian yang tak bisa di artikan.

"Yang Mulai Putri...!" ucap panglima Bon tersenggal sambil memegangi dadanya. "Hamba mohon lari dari sini sebelum semuanya terlambat" sambungnya lagi seraya meringis menahan luka-lukanya.

"Apa kau bercanda panglima Bon? Bagaimana bisa aku pergi dari sini. Sedangkan saat ini iblis yang terkutuk itu sedang membuat keributan di istana!" teriak Kwang Hye Jeong lantang semberi menunjuk wajah Kim Hyun Ching dengan gemetar. Mendengar ucapan Kwang Hye Jeong, Kim Hyun Ching hanya tersenyum datar tanpa ekspresi.

"Sudah selesai berbicaranya yang Mulia Putri!" sahut Kim Hyun Ching dengan nada yang di buat-buat dan itu membuat Kwang Hye Jeong semakin murka. Dengan kekuatan yang tersisa Kwang Hye Jeong mendekat pada Kim Hyun Ching.

Ingin sekali ia menampar wajah tampan putra mahkota dari kerajaan Utara ini. Jika saja rencana untuk belas dendam itu terlambat datang menghampiri pikirannya ia pasti akan menampar atau bahkan membunuh Kim Hyun Ching dengan keji seperti apa yang telah ia lakukan pada kaisar dan permaisuri.

"Kenapa berhenti?"tanya Kim Hyun Ching mendelik ketika melihat langkah Kwang Hye Jeong terhenti.
_____________________________
Bersambung..

Selamat berpuasa bagi yang menjalankanya..!!

Jangan lupa tekan bintangnya ya readar ..!!

#😆😘
Syafa'ah_rahmi

Banjarmasin, 20/05/18/ 14:50

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang