9-Takdir

4.1K 200 3
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS

18+
______________________________

"Baiklah kita lihat saja nanti siapa yang akan menohon!" Kim Hyun Ching tersenyum sinis dan meninggalkan Kwang di lorong istana. Kwang tak peduli dan tetap melangkah mengikuti panglima Min.

****
Setelah sampai Kwang tak sedikit pun berbicara. Ia segera meringkuk di sudut penjara bawah tanah yang begitu gelap. Namun ketika panglima Min ingin pergi dari sana, Kwang menyelanya.

"Apa kau tahu dimana yang lain?? Bukankah tadi mereka berada di rombongan yang sama denganku?"ucap Kwang mengeryitkan dahinya bingung semberi mengedah kesekitar penjara yang terlihat kosong.

"Mereka.." entah mengapa setelah mendengar pertanyaan Kwang panglima di buat pucat olehnya.

"Kenapa pengawal?" Kwang semakin di tambah bingung dengan tingkah panglima yang terlihat sangat berpikir keras untuk menjawab pertanyaannya barusan.

"Akan di hukum mati!" meskipun berat panglima Min berusaha untuk menjawab.

"A..apa? Mereka tidak memiliki kesalahan!" lantas Kwang langsung berdiri dari tempatnya dan menatap tajam pada panglima Min yang menunduk.

"Maaf Putri saya masih memiliki kesibukan" panglima Min pamit. Ia menghindari Kwang Hye Jeong seperti ada sesuatu yang telah di sembunyikannya. Tapi apa?? Entahlah.

Ketika Kwang meneriaki panglima Min-pun terasa sia-sia saja karena ia takkan berbalik dan menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan Kwang. Hingga tenggorokan Kwang terasa sakit tak ada yang menghiraukannya apa lagi para pengawal yang menjaga tembok gelap ini sangat mengerikan. Dengan tubuh besar, berewok panjang dan tentunya wajah sangar mereka. Tubuh mereka juga kaku seperti robot. Apa mereka tak lelah berdiri disana tanpa bergerak sedikitpun?? Kwang juga meragukan apakah mereka bernafas atau sebaliknya. Kwang meringis membayangkan dua pengawal yang menjaga penjaranya.

Kwang sangat ingin keluar dari ruangan pengap ini untuk memastikan keadaan Kyoena, pelayan dan pengawal yang katanya akan di hukum mati oleh bajingan Kim Hyun Ching tapi bagaimana ia bisa terbebas dari sini jika bandit di depan selalu menjaganya.

Lelah berpikir Kwang Hye Jeong kembali meringkuk tak bergeming di antara pagar besi yang mengurungnya. Melaksanakan kembali kegiatan yang akhir-akhir ini menjadi rutinitasnya yaitu menangis dalam diam.

Bukan cinta dalam diam loh ya.!😂

Pelupuk mata indahnya terus di genangi air mata entah mengapa air matanya tak lelah untuk mengalir. Kwang hampir saja terlelap ketika deru langkah kaki terdengar ke arah penjara yang di tempatinya membuat Kwang terperanjat dan sedikit waspada.

"Hey berhenti jalang!" teriak salah seorang pengawal yang sepertinya mengejar seorang wanita. Kwang segera berdiri dari tempatnya dan mendekat ke arah pintu penjara.

"Kyoena!" Kwang membulatkan matanya ketika melihat seorang wanita yang di panggil pengawal sebagai jalang barusan ternyata Kyoena. Kyoena terlihat sangat memprihatin dengan keadaan wajahnya yang penuh luka lebam dan lagi di sekujur tubuhnya juga banyak mengeluarkan darah segar.

"Putri..!" ucap Kyoena lirih ia terlihat menahan rasa sakit pada lukanya. Walaupun para pengawal menahannya namun Kyoena berusaha keras mendekat pada Kwang Hye Jeong.

"Lepaskan dia!" titah Kwang Hye Jeong pada pengawal sangar yang menghalangi tubuh Kyoena. Mereka segara pergi dengan ekspresi datar.

"Kenapa denganmu?" tanya Kwang khawatir.

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang