22-Yang Sebenarnya

2.9K 154 2
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS

______________________________

"Itu karena Ching adalah anak seorang selir"

"Selir??"

Bukan. Bukan Kwang yang mengulang ucapan Kaisar barusan namun, sosok kokoh bersurai gelap yang kini telah berdiri di ambang pintu itu yang berucap. Kwang maupun Kaisar segera berpaling dengan raut wajah terkejut.

"Ching!"

"Pangeran!"

Ucap mereka bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kaisar dengan wajah pucat.

"Apa yang telah Kaisar rahasiakan pada hamba?" tanya Ching tanpa menjawab pertanyaan Kaisar.

"Apa yang kau ucapkan Ching?" sahut Kaisar berusaha setenang mungkin. Sedang Kwang hanya terdiam di posisinya dengan bergetar. Belum tuntas masalah pertama sekarang datang lagi masalah yang lebih rumit. Jika berani Kwang pasti sudah pergi saja dari sini. Ia takut akan keadaan Ching yang sekarang ini menyerupai sosok iblis. Mengerikan!

"Jadi selama ini kalian menyembunyikan sesuatu?" tanya Kwang semakin mendesak, ia menggeram dan mengepal erat tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

"Tenang dan duduklah. Ayah bisa menjelaskannya padamu Ching"

"Ya memang seharusnya seperti itu" sahut Kwang dengan suara tegarnya. Walaupun begitu Kwang tahu, perasaan Ching sangatlah terkoyak.

"Kalau begitu hamba akan keluar" kesempatan bagus untuk menjauh pikir Kwang. Walaupun sebenernya Kaisar masih berhutang banyak pada Kwang tetang masa lalunya tapi, sekarang ia harus pergi.

"Tak perlu Kwang"

"Tapi,.."

"Duduk dan dengarlah" ucap Kaisar tak ingin di bantah dan mau tak mau Kwang kembali ke tempatnya. Sedang Ching ikut duduk di samping Kwang dengan bersedekap. Ia menatap tajam ke arah Kaisar. Kaisar mengerti sifat Ching seperti ini merasa telah di khianati. Kaisar menatap Ching dengan raut wajah yang teramat sedih. Sebenarnya Kwang tak tega melihat Kaisar seperti itu namun, mungkin inilah waktu yang tepat untuk mengungkap tabir.

Sesaat Kwang melirik kearah Ching yang sedari tadi terdiam dengan air muka datar yang tak menampilkan perasaan apapun selain pias.

"Jelaskan semuanya!"

"Baiklah. Jadi begini.." sahur Kaisar semberi mengembuskan nafas dengan kasar.

"Tunggu sebentar. Ayah harap setelah mendengar semua ini kau dapat menerima dengan lapang dada dan berjanjilah untuk memaafkan semua yang telah terjadi"

Ching mengangguk dengan mantap walaupun ia tak yakin memaafkan semuanya.

"Apa kau tahu dulu permaisuri sangat menginginkan seorang anak..?" Kaisar tersenyum pias semberi menarawang masa-masa itu.

"... Sudah 5 tahun lebih kami menikah namun, permaisuri tak sedikit pun memiliki tanda-tanda kehamilan" tutur Kaisar

"... Lalu karena sangat ingin memiliki seorang putra, Permaisuri memaksaku mencari seorang selir. Awalnya aku tak peduli dengan semua kecemasanya" lanjut Kaisar datar. Ching maupun Kwang sama-sama bungkam dengan menjadi pendengar terbaik.

"... Namun, karena ibu suri yang katanya terus menerus meminta seorang pangeran akhirnya aku menuruti permintaanya"

"... Permaisurilah yang memilih seorang selir untukku"

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang