18- Ganjal

2.9K 149 3
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS
_____________________________

Dengan sangat terpaksa Kwang masuk ke dalam kediaman pangeran Ching, mengekori Pangeran Chun yang sedari tadi bungkam dengan wajah datarnya. Saat Kwang masuk ia melihat Kaisar Kim Seung yang sedang duduk di samping Ching. Kwang melihat Kaisar sangat sedih hingga terlihat jejak air mata di pipi tuanya yang sudah keriput.

"Apakah Ching sungguh berharga?" batin Kwang.

Chun yang sedari tadi berdiri tak jauh dari Kwang hanya memperhatikan Kaisar Kim Seung dengan berwajah datar.

"Yang Mulia..!" panggilan Chun kemudian. Mendengar seseorang memanggilnya lantas Kaisar memalingkan wajahnya.

"Kalian lama sekali!' ucap Kaisar Kim Seung ketika melihat Kwang dan Chun yang sudah berdiri di dekat pintu . Kwang hanya diam, ia lebih tertarik menatap seseorang yang berbaring lemah di atas peraduan yang tak jauh dari Kaisar Kim Seung.
 
"Maaf yang Mulia! Wanita ini sungguh keras kepala!" jelas Chun semberi melirik Kwang melalui ekor matanya. Mendengar ucapan Chun, Kwang terdiam dan menunduk.

"Sudahlah Chun..!" sergah kaisar Kim semberi menatap Chun tajam.

"...Dan kau Kwang maaf aku merepotkanmu!" ucap Kaisar mengulas senyumnya pada Kwang.

"Aa.. Emm itu sudah tugas ham..!"

"Kwang!" suara lemah yang sudah kesekian kalinya menyebut nama kwang itu sontak membuat Kwang menghentikan ucapannya. Ia segera menatap Chun yang berada di atas ranjang.

"Kenapa dengannya!"  pikir kwang, ia memicingkan mata untuk memperjelas tatapannya. Yang Kwang lihat saat ini tubuh Chun sedikit membiru dengan bibir yang begitu pucat seperti di taburi tepung, sangat putih.

"Ke.. Kenapa dengan Pangeran mes.. Pangeran Ching?" tanya Kwang kemudian setelah lama memperhatikan keadaan Ching.

"Itulah maksudku memanggilmu ke kediaman Ching!" sahut Kaisar Kim Seung. Ia menatap penuh luka pada Ching. Kwang jadi merasa iba pada Kaisar.

"Apa maksud anda yang Mulia?" tanya Kwang tak mengerti.

"Ching sedari tadi terus memanggil namamu. Seperti yang kau dengar barusan!" papar Kaisar dengan mata sayunya.

"Benarkah begitu??"

"Mungkin Pangeran mesum itu hanya mengigau... !?"

"...Bermimpi sedang ingin mengejarku mungkin. Maka dari itu ia terus memanggil namaku lalu karena ia sedang dalam keadaan lemah, teriakannya menjadi sangat lembut saat keluar dari mulutnya!" pikiran konyol tak masuk akal kwang, membuat dirinya sendiri tersenyum.

Sungguh bodoh.

"Jadi maksud anda, hamba harus..!"

"Syukurlah kalau kau sudah mengerti!" sahut Kaisar kemudian dan lantas Kaisar mengembangkan senyumnya.

"Maksudku mengguyurnya dengan air. Agar ia bangun dari mimpinya itu!"  Kwang menggerutu kesal. Bagaimana bisa Kaisar berpikir jika kwang menyetujui permintaan yang ia tak ketahui apa itu namun melihat kaisar mengulas senyum penuh harap padanya. Kwang jadi tak tega untuk menolak.

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang