11-Suasana baru

3.8K 164 1
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS

______________________________

Seluit merah merembas melalui tirai kamar baru Kwang dan Kyoena yang tersingkap. Itu membuat tubuh mungil yang meringkuk di atas ranjang sedikit bergerak. Sesekali kwang mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam manik gelapnya. Namun sesaat kemudian Kwang kembali merapatkan matanya dan terbang ke alam mimpi.

"Putri!" panggil Kyoena terlihat risau seraya menarik selimut Kwang.

"Hmm..!" Kwang hanya bergumam di balik selimutnya karena sungguh Kwang sangat lelah setelah perdebatan panjangnya dengan Kyoena yang mempersalahan tempat tidur mereka. Kwang menginginkan Kyoena tidur bersamanya namun ia menolak karena merasa tak pantas tidur bersama Kwang. Dan setelah melalui perdebatan panjang akhirnya Kyoena mau tidur bersamanya.

"Putri.!" Kyoena semakin mendesak Kwang untuk bangun.

"Tunggu sebentar saja!" Kwang mengeratkan selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh.

"Tapi..!" Kyoena semakin risau dan sesekali menatap ke arah pintu yang tertutup rapat entah apa yang ia khawatirkan.

"Kyoena!" seru Kwang penuh penekanan dan itu membuat Kyoena menghentikan aksinya membangunkan Kwang.

Brakk

"Maafkan hamba Putri tadi..!" ucapan Kyoena terhenti ketika pintu terbuka dengan kasar dan menampilkan sosok yang gagah nan perkasa berdiri di depan pintu.

"Jadi kerjamu hanya bermalasan heh!" suara bariton menyeruak membuat Kwang membuka matanya di balik selimut.

"Suara itu? Tak mungkin!" Kwang menepis pikirannya dan kembali menutup mata.

"Hey seharusnya sedari dulu aku memang harus memanggilnya puteri yang tuli!" suara indah itu lagi-lagi berubah menjadi suara yang menakutkan bagi Kwang.

"Ku kira dia tetapi ternyata bajingan itu!" Kwang tak peduli dan tetap mengeratkan selimutnya. Ia juga malu kalau bertatapan muka dengan Ching atas kejadian kemarin yang membuatnya malu setangah mati.

"Hey gadis tuli!" Kim Hyun Ching mendekat ke arah ranjang di samping Kyoena yang berdiri seraya menunduk takut.

"Maaf yang Mulia Pangeran ada apa ini!?" tanya kepala pelayan Yun yang terengah sepertinya habis berlari sontak Kim menghentikan langkahnya dan berbalik pada pelayan Yun.

"Kau lihat aku baru saja berkeliling melihat keadaan istana dan ternyata di kamar pelayan ini ada seseorang yang sedang bermalas-malasan!" tunjuk Kim pada tubuh yang berbalut selimut tebal yang sedikitpun tak bergerak sepertinya Kwang segaja tak memperdulikan keributan yang baru saja di mulai olehnya.

"A..aa Maaf yang Mulia dia pelayan baru disini dan mungkin belum mengetahui peraturan istana!" sahut pelayan Yun menunduk.

"Aku tak mau tahu itu! Sekarang urus dia!" tegas Kim seraya menjauh dan kemudian menghilang di balik pintu. Kwang hanya mencibir mendengar langkah kaki Kim yang semakin menjauh dari kediamannya.

"Kwang!" pelayan menyingkap selimut yang di gunakan Kwang. Ia hampir saja melontarkan sumpah serapihnya namun melihat keadaan Kwang yang sedikit mencengangkan membuat pelayan Yun mengunci mulutnya sebentar.

"Maaf pelayan Yun a..ku.. Akkhhh!" Kwang meringis dengan air muka yang di buat-buat.

"Ada apa denganmu Kwang! " sahut pelayan Yun khawatir ia segera duduk di samping tubuh Kwang.

"Sepertinya saya sedang tak enak badan!" sahut Kwang semberi menggetarkan tubuhnya agar terlihat seperti menggigil.

"Baiklah kalau begitu tunggu sebentar aku akan memanggilkan tabib untukmu" pelayan Yun segera berdiri dari tempatnya namun Kwang menyanggahnyam

"Tak perlu pelayan Yun! Saya hanya kelelehan!" ucap Kwang seraya meringis.

"Aku mengkhawatikanmu Kwang!"

"Tak apa! Saya hanya butuh istirahat sekarang!"

"Baiklah beristirahatlah aku akan memberikanmu izin untuk hari ini!"

"Terima kasih pelayan Yun! Dan maaf!" batin Kwang karena baru saja membohongi pelayan Yun.

Kepala Yun mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan kamar Kwang. Setelah pelayan Yun pergi, Kwang menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan bangun dari peraduannya. Kyoena yang melihat tingkah Putrinya hanya mengeryitkan keningnya bingung dan tersenyum.

" Putri! Jadi tadi itu hanya.."

"Berhenti Kyoena! Aku hanya menghindari tugasku hari ini!" ya hari ini adalah hari pertama dimana Kwang akan menjadi pelayan di kediaman Kim Hyun Ching. Ia tak sanggup menolak dan tentunya jalan dari yang paling ampuh agar tak mengerjakan pekerjaannya Kwang pura-pura sedang sakit. Padahal tentu saja tak begitu Kwang takut jika ia pergi ke kediaman Kim akan terjadi sesuatu padanya. Membayangkannya saja tubuh Kwang berkeringat dingin.

Kyoena hanya tersenyum dan membiarkan Kwang melangkah ke pemandian untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Setelah selesai Kwang mengenakan hanfu pelayan yang sudah sediakan oleh Xixi. Walaupun hanfu yang ia kenakan adalah hanfu biasa tanpa motif tetapi tidak menghilangkan kecantikannya.

Setelahnya Kwang merapikan peraduannya karena ini bukanlah tugas Kyoena lagi.

"Putri..!" panggil Kyoena pada Kwang Hye Jeong yang terlihat sibuk membenahi peraduan barunya.

"Kyoena berhenti memanggilku putri. Bukankah sekarang derajat kita sama seorang 'Pelayan'" Kwang menekankan suaranya pada saat berucap pelayan semberi menyunggingkan senyum penuh lukanya.

"Bagaimanpun keadaan anda bagi hamba anda tetaplah Putri Kwang Hye Jeong, Putri Kerajaan Selatan!" sahut Kyoena seraya menatap punggung ringkih yang membelakanginya.

"Terserahlah!" Kwang tak peduli dan mulai melanjutkan pekerjaannya.

"Putri! Biarkan hamba yang melakukan semua pekerjaan ini! Silahkan anda istirahat!" Kyoena segera mengambil alih pekerjaan Putri Kwang namun dengan cepat Kwang menepisnya.

"Kyoena sudah ku katakan aku bukanlah Putrimu lagi. Derajat kita sama seorang pelayan!" entah mengapa akhir-akhir ini ia mudah sekali meninggikan suaranya. Mungkin karena kesdihannya sudah begitu mendalam hingga sekarang pun Kwang sangat sulit untuk melengkungkan bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Maafkan hamba Putri. Hamba juga sudah mengatakan bagaimanpun keadaan anda, anda tetaplah Putri hamba!"

"Terserahlah!" Kwang menghembuskan nafas kasar. Ia tak menyangka jika Kyoena begitu setia padanya.

"Kyoena ..!"

"Ada apa Putri?" Kyoena segera mendekat kearah Kwang.

"Terima kasih..!" ucap Kwang tulus. Matanya mulai berkaca-kaca.ia segera membawa tubuh Kyoena kepelukannya dan terisak disana.

"Putri..!" panggil Kyoena lirih ia dapat merasakan betapa pilunya sekarang keadaan Kwang hingga dengan tak sadar ia juga ikut menitikkan air matanya.

______________________________
Bersambung..

Thank u all sudah berkenan mampir dan membaca cerita saya yang typo's and gak beraturan.

Vote sebanyak-banyak, kritik yang bawel bikin gemes dan saran yang membuat author semangat 45!!😒😁😂💪

Terima kasih😘

@syafa'ah_rahmi

Banjarmasin,11/06/18/9:31

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang