6-Perjalanan yang Menyebalkan

4.6K 243 1
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS..!!

______________________________

"Kereta tandu sudah siap. Dan Pangeran Mahkota sudah menunggu anda!" panglima Min menunduk dan memberikan jalannya untuk Kwang. Kwang hanya diam dan berjalan ke arah panglima Min.

"Kyoena..!" Kwang menghentikan langkanya

"Hamba Putri!" Kyoena segera mendekat pada Kwang.

"Apa kau tahu dimana panglima Bon? Sedari tadi aku belum melihat pangeran sialan itu!" Kwang mengedarkan padangan ke sekitarnya.

"Panglima Bon?? Maaf hamba tidak mengetahuinya!" sahut Kyoena yang juga mengedarkan pandangannya ke sekitarnya.

"Panglima Min..!" panggil Kwang lagi pada panglima setia milik putra mahkota yang menyebalkan itu.

"Hamba Putri?" panglima Min segera mendekat dan menundukkan kepalanya. Berbeda dengan Kim Hyun Ching, panglima Min cukup sopan dengannya.

"Apa kau mengetahui dimana panglima Bon?" tanya Kwang semberi memilirik panglima Min melalui ekor matanya

"Panglima Bon sedang menunggu anda di gerbang utama!" sahut panglima Min datar.

"Baiklah..!" sahut Kwang datar dan kembali melangkahkan kakinya lagi menyusuri halaman Kerajaan Selatan menuju gerbang utama.

Setelahnya tak ada lagi percakapan di antara mereka.

Hening

Itulah yang dapat gambarkan atas suasana saat ini. Hanya deru langkah dan hembusan angin yang mendominasinya.

Langkah demi langkah terasa begitu berat. Kwang menyusuri paviliunnya dengan gontai ia terus berjalan tanpa suara dan memasang ekspresi datar di wajahnya. Rasanya sudah berjam-jam ia menyusuri halaman gerbang utama namun tak kunjung sampai. Langkahnya begitu berat seakan ada ratusan kilo biji besi yang menindih kakinya.

Setelah cukup lama melangkah akhirnya Kwang sampai di gerbang utama di sambut beberapa pengawal yang berjaga-jaga.

"Silahkan masuk Yang Mulia Putri..!" tutur panglima Min seraya mempersilahkan Kwang Hye Jeong masuk ke kereta tandu yang sudah terlebih dahulu di siapkan untuknya.

"Tunggu dulu dimana iblis bedebah itu!!?" tanya Kwang yang mulai curiga dengan Ching karena sedari tadi ia belum melihat batang hidung pria bajingan itu.

"Yang Mulia Pangeran Mahkota sudah di dalam Yang Mulia!" sahut panglima Min mengulas senyum mengejek pada Kwang.

"A..apa? Aku tak ingin satu kereta dengannya?" teriak Kwang Hye Jeong keras. Matanya sedikit terbelalak. "Apa tak ada kereta lain?? Aku hanya ingin satu kereta dengan Kyoena!" lanjutnya lagi membara. Kwang menjauh dari keretanya bersama Ching untuk mencari kereta lain namun panglima Min menghadangnya. Itu membuat Kwang semakin marah.

Mendengar keributan di luar membuat tidur nyenyak Kim Hyun Ching terganggu. Perlahan-lahan ia membuka matanya dan segera keluar dari tandunya.

"Hey ada apa ini? Kalian mengganggu tidurku?" ucap Kim Hyun Ching seraya mengosok-gosok mata tajamnya. Saat ini ia terlihat begitu lucu seperti seorang balita ketika baru bangun tidur. Bagitu cute..!!

"Maaf Yang Mulia!" panglima Min menunduk.

"Apa kau sengaja?"tunjuk Kwang Hye Jeong pada Kim Hyun Ching yang terlihat masih ngantuk terbukti mata tajamnya masih merah.

"Apa maksudmu sengaja?" sahut Kim Hyun Ching tak mengerti dan mengerutkan dahinya.

"Mana mungkin kau tak sengaja!" cemooh Kwang Hye Jeong. Kim Hyun Ching hanya diam dan memikirkan ucapan Kwang. Ia segera sadar bahwa wanitanya ini tak ingin satu tandu dengannya. Sesaat Kim Hyun Ching menyeringai pada Kwang itu membuat sedikit bergetar.

"Kalau anda tak ingin masuk. Hamba akan mencium anda disini sekarang juga!" Kim berbisik dan menyunggingkan senyum liciknya pada Putri Kwang. Sontak Kwang bergidik dan langsung masuk ke dalam tandu yang sama dengan Kim Hyun Ching.

Hening kembali menderu, hanya suara hentakan kuda dan suara keributan para pengawal yang berjaga di luar sana yang membuat perjalanan sedikit memiliki kehidupan.

Berbeda dengan keadaan di luar sana. Di dalam tandu yang di tumpang Kwang Hye Jeong dan Kim saat ini sangat hening. Tak ada suara yang keluar dari salah satu di antara dua insan yang berekspresi sama datarnya, sama-sama memiliki wajah triplek.

Kwang Hye Jeong mengenyahkan pandanganya keluar tandu menganggap tak ada seorangpun disana selain dirinya.

"Apa kau bosan?" ucap Kim Hyun Ching mulai membuka suara namun tak ada sahutan.

"Apa kau mendengar? Ah aku lupa bahwa kau tuli!" lanjut Kim Hyun Ching lagi namun tetap sama seperti sebelumnya tak ada sahutan bahkan Kwang Hye Jeong berani sekali menganggapnya tak ada disini.

"Apa anda ingin bermain-main Putri?!" Kim Hyun Ching memajukan tubuhnya ke arah Putri Kwang namun

Kwang Hye Jeong tetap tak menyahut dan mencoba menutup kedua matanya.

"Baiklah kalau begitu jika anda ingin bermain-main. Hamba siap melaksanakannya dengan senang hati!" seringai Kim Hyun Ching pada Kwang.

Kwang tahu jika Kim berujar dengan suara sopan akan menimbulkan sesuatu yang berbanding terbalik dengan cara berbicaranya. Sungguh Kwang tidak suka jika Kim Hyun Ching berbicara padanya seperti itu ia lebih suka jija Kim Hyun Ching berbicara dengan nada kasar padanya. Ia segera membuka mata cantiknya dan menatap nanar ke arah Kim Hyun Ching.

"Apa maumu?" tanya-nya kemudian.

"Sedikit bermain-main Putri!" sahutnya santai dan itu membuat Kwang sedikit menjauhkan tubuhnya dari Kim Hyun Ching.

"Apa maksudmu?" wajah Kwang Hye Jeong membara tangan mungilnya sudah mengepal erat di balik hanfu biru lautnya. Bukannya menjawab Kim Hyun Ching hanya mengedipkan matanya dam membuat lengkungan manis berbentuk bulan sabit di bibirnya.

"Keluar kau!!" teriak Kwang penuh amarah.

"Apa hamba sedang salah dengar? Bukankah anda hanya menumpang disini!" sahut Kim Hyun Ching sakratis. Kwang terdiam dan merutuki segala ucapan yang keluar dari mulutnya. Ia menyesal sekarang.

"Baiklah kalau begitu hamba akan keluar!" Kim segera keluar dari tandunya membiarkan Kwang bingung dengan wajah sesalnya.

Sekarang ia harus bagaimana??

Apakah Kim Hyun Ching marah padanya??

Lalu mengapa ia terlihat khawatir??

Bukankah itu berarti ia akan bernafas tenang sekarang!?

Tapi tetap saja Putri Kwang merasa bersalah mengusir empunya tandu. Ia begitu gusar namun jika keluar dari tandu untuk meminta maaf pada Kim Hyun Ching terasa enggan.

Lalu ia harus bagaimana sekarang?!

______________________________

Bersambung ..

Bagaimana reader ceritanya?? Pleash tekan 💬 berikan kritik dan saran yang membangun agar saya lebih semangat untuk menulis.

Tekan juga 🌟 ya..
Terima kasih untuk reader yang masih bertahan pada cerita saya.

@syafaah_rahmi

Banjarmasin, 24/05/18/13:43

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang