Di lain tempat"Liang Mo" teriak seseorang pria berbadan gempal yang sedang berlari ke arah seorang lelaki yang sedang sibuk menggarap lahannya di sebidang tanah yang cukup luas. Musim semai telah datang hingga para penduduk terlihat tengah ramai menggarap lahannya seperti pria yang di panggil Liang Mo itu.
"Mengapa?" tanyanya tanpa sedikitpun menoleh pada orang yang memanggilnya itu. Pria bertubuh gempal itu meletakkan bejana air yang ia bawa di samping Liang Mo. Ia berdiri berdiri tegap menghadap Liang Mo yang menghiraukannya.
"Apa kau tidak haus?" tanyanya kemudian.
"Tentu saja" sahut Liang Mo seraya meraih bejana air tadi dan meminum isinya hingga tandas. Rupanya cuaca terik cukup membuat kerongkongannya kering seperti terbakar hingga air sebanyak itu masih terasa sedikit. Lalu setelah itu ia kembali berkerja tanpa menghiraukan pria tadi.
"Liang Mo" panggil pria tadi mulai kesal dengan teman barunya itu karena tidak sedikit pun berminat mendengar ceritanya hari ini.
"Hmmm.." sahutnya pelan. Itu semakin membuatnya memberengut. Teman yang baru ia temui beberapa bulan lalu di pasar itu memang sedikit berbeda dari penduduk lain. Ia terlihat seperti seorang bangsawan tapi, kalau dipikir-pikir tidak mungkin seorang bangsawan ingin bekerja sendiri sawah.
"Pu Ming, apa kau tidak melihat bahwa aku sedang sibuk?" tanya Liang Mo sedikit kesal. Teman yang dipanggilnya Pu Ming itu memang sangat gemar bergosip seperti para wanita.
"Cobalah dengarkan aku sebentar" mohonnya dengan memberengut.
"Baiklah sekarang ceritakan padamu apa yang kau dengar hari ini?" ucap Liang Mo tanpa menghentikan kegiatannya.
"Kudengar akan ada pesta pernikahan di kerajaan utara?" Pu Ming mulai bercerita dengan bersemangat sedang Liang Mo saat mendengar ucapan Pu Ming , ia menghentikan kegiatannya.
"Bisa kau ulang?" pintanya dengan menatap Pu Mingtajam.
"Apa yang kau ucapkan?" tanyanya kemudian dengan sedikit cemas.
"Ya. Kau tahu setelah Pangeran mahkota pergi dan tidak kembali tahta berpindah kepada Pangeran kedua dan kaisar akan menikahkannya pada puteri yang dulu menjadi tawanan Pangeran mahkota" bukannya mengulang Pu Ming yang berbadan gempal itu malah bercerita lebih lanjut tentang apa yang ia dengar semberi menyeka keringatnya. Sedang Liang Mo hanya terpaku di temaptnya ketika suatu cerita tentang kehidupannya dulu diu ngkit kembali. Lalu Kwang..
Deg
Menikah..
Kwang Hye Joeng..
Dengan Kyun Chun??
Cerita itu seakan membuat dunianya hancur berkeping-keping. Bagaimana bisa Kwang menyetujui dikrit itu? Apa ia benar-benar telah mencintai Kyun Chun.
Tidak mungkin!
"Ada apa denganmu Liang Mo?" tanya setelah melihat raut wajah liang yang memucat.
"Lalu apakah puteri dari selatan itu menyetujuinya?"tanya Liang Mo memastikan keraguannya.
"Tentu saja ia menyetujui kalau tidak mana mungkin perayaan akan di laksanakan"sahut Pu Ming dengan terkekah pelan. Ia berpikir sejenak mengapa temannya itu terlalu penasaran dengan berita ini. Padahal biasanya ia sungguh acuh.
"Aku harus pergi" ucap Liang Mo kemudian semberi membersihkan alat garapnya.
"Kemana?"tanya Pu Ming dengan bingung atas tingkah Liang.
"Istana"sahut Liang Mo semberi berjalan meninggalkan Pu Ming. Pu Ming lantas berdiri dan mengikuti langkah Liang yang tergesa.
"Untuk apa?"tanyanya lagi semakin perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]
Historical FictionPLEASH DONT COPY MY STORY..!! WARNING..!! 18+ Semuanya penyerangan itu berawal dari di tolaknya lamaran Putra Mahkota Kerajaan Utara, Kim Kyun Ching terhadap Putri Kwang Hye Joeng yang tak lain puteri mahkota dari kerajaan Selat...