23-Ternyata Perih

3.2K 137 0
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS

______________________________

"Ching"

"Pangeran"

Panggil Kaisar Kim dan Kwang bersamaan. Namun, Ching tak sedikitpun menghiraukan mereka. Sesaat Kaisar Kim menghembuskan nafas dengan lelah.

"Semua ini salahku"

"Kaisar.."

".. Tidak ada yang perlu di salahkan. Semua ini telah menjadi takdir bagi kalian. Dan semuanya harus kita perbaiki bersama-sama"

"Terima kasih Kwang"

"Kaisar.."

"Hmmm"

"Mengapa kerajaan Utara dan Kerajaan Selatan tak memiliki hubungan yang baik. Bukankah saat pesta lentera dulu dua kerajaan saling bersahabat?"

"Kwang maaf aku tak bisa menjelaskannya sekarang"

"Mengapa?"

"Tubuh rentaku sudah teralu lelah untuk menceritakansemuanya"

"Baiklah, maafkan hamba yang Mulia"

"Tak perlu. Sekarang kejarlah Ching dan jelaskan kepadanya"

Kwang mengangguk dan ia segera beranjak dari kediaman Kaisar Kim. Dengan langkah setengah berlari Kwang menuju kediaman Ching. Ia sesekali mengatur nafasnya yang hampir habis karena terlalu terburu-buru.

Mungkin Ching perlu sendiri setelah mendengar semua tutur Kaisar Kim tentang Selir Lingling yang terbunuh karena panah, Ching pergi dari sana dengan raut wajah yang begitu menyeramkan.

Setelah beberapa saat Kwang sampai di depan pintu kediaman Ching. Ia ragu untuk melangkah masuk, takut kalau-kalau Ching marah padanya. Namun, suara dentuman yang berasal dari dalam kediaman Ching membuat Kwang mau tak mau masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu karena rasa khawatir telah menyergapnya.

"PANGERAN!" pekik Kwang. Ia segera berhambur kepada Ching yang terkulai lemah di samping peraduan dengan darah yang merembas di sekitar dadanya.

"Apa yang anda lakukan?" Kwang mengangkat separuh tubuh Ching kepangkuannya. Ia menatap wajah sendu milik Ching dengan prihatin.

"Hidupku sudah tak berarti Kwang!" ucap Ching di sela-sela nafasnya yang tersenggal.

Rapuh.

Itulah satu hal yang dapat di gambarkan untuk Ching saat ini. Kwang tak pernah sekalipun melihat Ching dalam keadaan yang semenyedihkan ini.

"Selama 25 tahun hidupku. Aku tak pernah berjumpa dengan seorang ibu. Ku kira permaisuri Sun adalah seorang ibu yang sesungguhnya untukku. Tapi, nyatanya ia selalu memperlalukanku dengan kasar" tutur Ching semberi tersedu.

"Pangeran. Hamba rasa permaisuri Sun hanya berbeda dalam menyampaikan kasih sayang pada kalian berdua"

"Tidak Kwang! Kau tak tahu betapa menderitanya aku ketika Chun selalu mendapat perhatian lebih dari permaisuri Sun sedangkan aku.."

"Masih ada Kaisar yang menyayangi anda pangeran" sanggah Kwang seraya mengusap dengan lembut tangan Ching. Entah mengapa saat melihat Ching seperti ini Kwang merasa iba dan perlu memberi perhatian pada Ching.

Ia segera memapah tubuh Ching ke atas peraduan.

"Ketahuilah orang-orang di sekitar anda sangat menyayangi anda.."

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang