27- Ancaman

2.4K 123 4
                                    

Note:

Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS..!!

______________________________
Dengan kasar pengawal yang memiliki tubuh gempal itu menarik tangan Kwang menuju penjara bawah tanah hingga langkah Kwang terseok, nafasnya terengah karena mengimbangi langkah pengawal yang begitu cepat.

"Lepas! Aku bisa berjalan sendiri!" hentak Kwang seraya melepaskan cengkraman tangan pengawal yang mencekalnya. Pengawal itu menurut dan membiarkan Kwang menapaki lorong istana yang begitu dingin dan lembab dengan sendu. Kwang berulang kali menggelengkan kepalanya kerena pikiran tentang tuduhan Kaisar Kim padanya terus saja berputar.

Bagaimana bisa Kaisar Kim tak percaya dengan ucapannya?? Ini mustahil bukan!

Kwang terus melangkah tanpa memperhatikan jalan hingga tanpa sengaja menubruk tubuh seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya muak. Permaisuri Sun!

"Hey jalang!"sapanya dengan nada mencemooh namun, Kwang tak menghiraukannya dan kembali melangkah.

"Berhenti!" titahnya menggeram.

"Hamba tidak memiliki urusan dengan anda" sahut Kwang dengan terus melangkah.

"Kau memiliki urusan denganku"

"Tidak setelah wanita tua berbisa sepertimu menipuku!" sahut Kwang dengan penuh emosi.

"Apa kau bilang!"

"Kau layak menjadi iblis!"

"Hentikan ocehanmu atau kau akan menyesal!

"Hamba akan menyesal jika menuruti perintah anda!"

"Jalang tak berguna!" teriak Permaisuri Sun dengan menggeram lalu dengan cepat ia mendekat pada Kwang. Sesaat Kwang memundurkan langkahnya namun, terlambat karena Permaisuri Sun sudah mencekal lengannya dengan erat.

"Lepas!" hentak Kwang keras namun, cekalan Permaisuri Sun semakin erat di lengannya hingga meninggalkan bekas memar.

"Tidak sebelum kau mendengarkannya!" setelah berucap seperti itu Permaisuri Sun segera mendekatkan wajahnya pada telinga Kwang dan membisikkan sesuatu yang membuat Kwang membulatkan matanya karena terkejut dengan ucapan Permaisuri Sun yang begitu mengancam.

"Kau mengancamku!"

"Terserah jika kau ingin menyebutnya sebagai ancaman! Lakukanlah jika tidak ingin menyesal"

Setelah mengucapkan itu Permaisuri Sun berbalik meninggalkan Kwang yang terpaku di tempatnya.

***
Setelah dari ruang utama istana Kaisar Kim segera menuju kediaman Ching dengan perasaan gusar. Sepanjang jalan ia terus memikirkan ucapan Kwang yang pada dasarnya memiliki kebenaran. Mengapa ia tak memeriksa bubur tersebut terlebih dahulu?? Kaisar Kim menggeleng pelan lalu menatap wajah Ching yang pucat itu dengan sendu. Ia terenyuh saat pandangannya tertuju pada dada Ching yang membengkak. Haruskah Ching selalu menderita seperti ini?! Sepertinya takdir memang tengah mempermainkan kehidupan Ching.

Bahkan Ching tak pernah memiliki kebahagian sedari kecil.
Mengingat semua masa lalu itu membuat bulir bening Kaisar Kim mengalir di pipi tuanya. Ia menyentuh lembut puncak kepala Ching, lalu berdiri dari tempatnya dan keluar dari kediaman Ching. Kaisar Kim bermaksud pergi ke dapur istana untuk memastikan semua kebenaran.

Dengan perlahan Kaisar melewati para pengawal yang berjaga di depan pintu kediaman Ching.

"Yang Mulia hendak kemana?" sergah seorang pengawal saat Kaisar Kim melalui pintu kediaman Ching.

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang