20-Pangeran Mesum

4K 148 4
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!
______________________________

"Kenapa kau disini?? Bukankah aku menyuruhmu untuk merawat Ching?" tanya Kaisar Kim Seung menyelidik ia menatap Kwang yang tertunduk dengan tajam.

"Hamba..!" pekik Kwang tersendat. Sebentarnya ia tak salah bukan?? Lalu mengapa ia takut. Kwang mengepal tangannya dengan erat agar tak terlihat bergetar.

***

Pintu kediaman tabib Bok terbuka menimbulkan bunyi yang berderit sontak Kaisar Kim Seung dan Kwang menatap ke arah pintu.

" Yang Mulia!" ucap tabib Bok menelisik lalu membungkuk hormat setelah melihat keberadaan Kaisar.

"Apa kalian sedang memiliki urusan?" tanya Kaisar Kim Seung seraya memicingkan matanya dengan curiga.

"Tadi Kwang memberitahu hamba bahwa Pangeran Ching sedang demam!" pungkas tabib Bok dengan hati-hati.

"Benarkah?Kalau begitu kita harus bergegas sekarang!"

"Terima kasih tabib Bok!" batin Kwang semberi mengulas senyum samar.

Mereka segera pergi ke kediaman Ching dengan perasaan khawatir. Kaisar dan tabib Bok segera masuk ke kediaman Ching namun Kwang tetap tinggal di luar. Ia menunggu pelayan Eun untuk berterima kasih. Dan tak lama pelayan Eun keluar dari kediaman Ching dengan keadaan pucat sontak Kwang bingung dan mengeryitkan keningnya.

"Ada apa denganmu?"

"Pangeran Ching terus memanggil namamu dan dia menganggapku adalah kau. Kwang!" sahut pelayan Eun seraya menggidikkan bahunya. Entah apa yang terjadi padanya di dalam sana hingga wajahnya memucat seperti kehilangan darah.

"Benarkah? Kurasa dia menyukaimu!" sahut Kwang tersenyum menggoda dan alhasil pelayan Eun tersipu.

"Kau bercanda Kwang!"

"Tidak !" jelas Kwang.

"Ah sudahlah aku harus pergi"

"Baiklah! Terima kasih!" ucap Kwang seraya mengulas senyum lembut dan pelayan Eun mengangguk dan segera pergi. Kemudian Kwang segera masuk kediaman Ching. Kwang mendekat pada tabib Bok yang sedang memeriksa tubuh Ching yang terlihat masih pucat dan di samping kaisar Kim yang juga sedang sibuk memperhatikan tabib Bok.

"Bagaimana tabib?" tanya Kaisar Kim Seung khawatir.

"Ini hanya pengaruh ramuan obat yang hamba berikan. Ia akan baik-baik saja Kaisar dan kalau pangeran muntah itu tak apa hanya racun" ucap tabib Bok semberi mengulas senyumnya.

"Syukurlah! kalau begitu aku akan bertemu menteri sebentar! Dan kau..!" kaisar menghentikan ucapannya sebentar lalu melirik Kwang yang tak jauh berdiri di samping tabib Bok.

"... Jaga Ching!" lanjut Kaisar Kim kemudian.

"A.. Apa!" sahut Kwang terlonjak.

"Kenapa? Apa kau tak mau?" tanya kaisar Kim Seung.

"Aaahh ti..tidak hamba hanya..!" sahut Kwang tergagap ia kembali menundukkan kepalanya.

"Sudahlah! Mari tabib Bok" kaisar segera melangkah di iringi tabib Bok yang berjalan bersampingan dengan kaisar dan mereka hilang di balik pintu kediaman Ching.

Setelah kaisar dan tabib Bok pergi, Kwang kembali duduk di samping Ching yang terlihat sudah membaik. Kwang menatap sendu wajah Ching yang sepertinya sangat tak asing bagi Kwang. Ia sangat mengenal wajah tegas itu tapi, Kwang tak tahu apakah benar Kwang pernah mengenal sosok di depannya ini?? Aneh memang. Seperti ada ingatan yang pernah hilang pada memori Kwang namun, Kwang rasa ia tak pernah mengalami penyakit itu.

Entahlah!

Kwang terus menatap wajah di depannya dan tiba-tiba saja mata bulat itu terbuka, sontak Kwang kaget dan ingin menjauhkan wajahnya namun dengan cepat Ching meraih tubuh kwang dan membawanya ke dalam pelukan.

"Hey mesum! Lepaskan aku!" Kwang berontak dan memukul dada Ching dengan kasar.

"Hey hentikan! Sakit!" pekik Ching seraya memegangi dadanya.

"Aaa..maafkan aku!" ucap Kwang setelah sadar bahwa tadi ia memukul dada Ching yang terluka. Kwang terdiam di pelukan Ching semberi merutuki kebodohannya

"Seperti ini saja sebentar!" bisik Ching lemah mau tak mau Kwang kembali membenamkan tubuhnya di dada ching. Dan sialnya degup jantungnya menjadi berpacu sangat cepat ketika berada di pelukan Ching. Ya semoga saja Ching tak mendengarnya jika tidak Kwang akan sangat malu.

Hangat!

Kwang merasakan kedamaian saat berada di pelukan Ching hingga tubuh lelahnya tiba-tiba saja terasa ringan. Dan jangan lupa! Sekarang bau tubuh Ching menjadi aroma kesukaan Kwang karena begitu menenangkan. Kwang menghirup dalam-dalam tubuh Ching yang seperti obat tidur baginya. Hingga akhirnya Kwang tertidur di pelukan Ching.

***

Cahaya matahari mulai merembes melalui celah tirai di kediaman Ching. Membuat cahaya remang mulai bersinar. Sedari tadi Ching sudah bangun namun enggan bangkit walaupun tubuhnya sudah membaik. Ia memiringkan tubuhnya menghadap Kwang dengan tangan kanan sebagai tumpuan untuk memandangi wajah Kwang yang masih tertidur pulas. Ia sesekali tersenyum karena melihat ekspresi Kwang yang ternyata sangat lucu saat tidur. Cantik alaminya bertambah ketika helaian rambut jatuh di wajahnya. Ching menyentuh lembut pipi Kwang dan sontak saja sang empunya membuka matanya dan tentunya Kwang terlonjak lalu langsung mengambil posisi setengah duduk dengan mata berkilat.

"Ada apa denganmu?" tanya Ching bingung.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Kwang curiga tanpa menjawab pertanyaan Ching.

"Aku sedang berbaring!" sahut Ching santai.

"Bukan itu maksduku. Ee.. Apa kau melakukannya?" tanya Kwang lagi hati-hati.

"Melakukan apa?" sungguh Ching sangat bingung dengan apa yang di ucapkan Kwang. Sesaat ia berpikir dan kemudian mengembangkan senyumnya. Kwang yang melihat tingkah Ching semakin marah.

"Ada apa denganmu!?"

"Aku baru ingat! Kejadian semalam tak akan terlupakan!" sahut Ching semberi tersenyun dengan wajah yang di buat mesum.

"Apa!" pekik Kwang. Ia segera turun dari ranjang Ching dan berlari menuju pintu keluar.

"Kapan kita akan melakukannya lagi!?" teriak Ching bertanya sebelum Kwang menghilang di balik pintu kemudian ia tertawa lepas atas tingkah Kwang yang ternyata sangat mudah di bohongi.

Sepanjang jalan menuju kediaman pelayan, Kwang terus memikirkan ucapan yang Ching yang membuat setangah mati malu. Benarkah apa yang di ucapkan Ching?? Tapi, Kwang rasa mereka hanya berpelukan lalu tertidur dan... Akhhh Kwang menepuk jidatnya cukup keras. Ia lupa apa saja yang terjadi setelah tertidur. Mungkin saja Kwang mengigau dan menggoda Ching lalu sesuatu yang menjijikan itu terjadi.

Tidak

Pupuslah sudah harapan Kwang. Jika benar semalam ia melakukannya dengan Ching itu berarti Kwang menjadi seorang jalang. Sangat jalang.

Tidak!

______________________________

Bersambung

Vote, kritik dan sarannya reader!

Thank u all

@syafaah_rahmi

Banjarmasin, 26/06/18/15;25

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang