34-Menyesali

2.3K 121 3
                                    

Note:
Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS

______________________________

Semilir angin terasa sangat dingin pagi ini karena cahaya matahari belum sepenuhnya muncul. Embun berjatuhan pelan di antara dedaunan bunga teratai yang mulai mekar di tengah-tengah kolam. Kwang berjalan dengan gontai di sisian kolam yang masih sangat tenang. Ia membiarkan kaki telanjangnya basah oleh rumput-rumput kecil yang masih berembun. Kwang sesekali mengembuskan nafas dan beberapa saat menghirup udara pagi yang sangat segar itu dengan tenang.

Lalu Kwang duduk di sisian kolam dan memceborkan kakinya ke dalamnya dengan termenung. Ia sungguh betah berdiam diri di sana hingga matahari mulai menyingsing. Anehnya tidak ada seorang pun yang berkunjung di taman, biasanya Pangeran Chun setiap hari akan kesini untuk berlatih bela diri seorang diri lalu permaisuri Sun dan Nona Soon juga akan ke taman untuk acara minum teh mereka.

Namun, taman dan sekitar paviliun sangat sepi tidak ada lalu lalang pelayan maupun prajurit. Kwang kemudian mencoba acuh dan kembali menatap kolam ikan yang mulai teh beriak oleh ikan koi, burung bangau pun turut ikut serta membuat kolam itu riuh. Kwang tersenyum kecil saat melihat burung bangau tak kunjung mendapatkan santapan paginya karena si ikan koi terlalu lincah untuk menghindar, sungguh pemandangan yang indah!

"Kwang" panggil seseorang yang membuat Kwang kembali memasang wajah datarnya.

"Mengapa kau disini?" tanya Chun dengan berdiri di belakang Kwang.

"Apakah tidak boleh?" tanyanya tak suka.

"Ah bukan begitu maksudku. Bukankah kamu sedang sakit?? Seharusnya kamu beristirahat"jelas Chun dengan tersenyum.

"Sudah sedikit membaik" sahut Kwang tenang.

"Hmmm.."Chun berdehem kecil lalu mulai bersandar di pohon mahoni yang tak jauh dari kolam di taman.

"Pangeran, kemana semua orang?? Saya tidak melihat siapapun hari ini kecuali Kyoena dan anda. Lalu di mana permaisuri Sun yang biasanya akan menggelar pesta minum teh disini"tanya Kwang semberi mengederkan pandangan ke seluruh taman.

"Semua orang berkumpul di halaman utama dan permaisuri Sun....Apa kau tidak membencinya?"Chun menjawab pertanyaan Kwang dengan ragu. Ternyata Kwang belum mengetahui jika permaisuri Sun telah tiada. Ya. Mungkin kakaknya itu belum sempat memberi tahunya atau takut jika Kwang akan semakin membencinya. Ah entahlah!

"Untuk apa mereka berkumpul?"tanya Kwang dengan mengerutkan keningnya "Dan.. Untuk apa hamba membenci permaisuri Sun?" Kwang semakin bingung.

"Mereka mengantar kepergian Ching. Apa kau tak tahu jika permaisuri Sun yang telah menjadi dalang dari semua ini. Apakah kau pantas untuk tidak membencinya?"

"Kemana Pangeran Ching akan pergi?" Kwang yang semula tak ingin tahu atau pun bertanya akhirnya memberanikan diri untuk menahan malu dan bertanya tentang Ching pada Chun.

"Mungkin ia ingin menangkan diri untuk beberapa saat di desa kecil yang berada di sebalah timur. Ia telah menyerahkan kedudukannya sebagai putera mahkota kepadaku" sahutnya pelan. Kwang terhenyak sesaat saat mendengar ucapan Chun. Seharusnya Kwang lah yang menjauh bukan Ching. Lalu apa yang di maksud Chun dengan membenci permaisuri Sun.

"Menyerahkan kedudukan?? Di mana sebenarnya permaisuri Sun?? Seharusnya aku berterima kasih padanya"tanya Kwang lagi dengan menautkan kedua kening tebalnya.

"Hmmm.. Ia akan mengembara. Berterima kasih untuk apa?? Jika pada dasarnya ialah yang membuat kedua orang tuamu terbunuh"sahut Chun dengan menyilangkan kedua tangan di dada bidangnya. Kwang tersenyum kecut mendengar penuturan Chun.

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang