29-Kebenaran

2.7K 132 6
                                    

Note:

Cerita ini murni fantasi saya, jadi apabila ada kesamaan tempat dan nama mohon di maklumi. Mohon pembaca bijak dalam membaca. Selamat membaca..!!

VOTE AND COMENT GUYS..!!

______________________________

Kwang tak dapat melihat apapun selain gelap, ia hanya dapat merasakan sebuah tangan besar mengikat tangannya pada sebuah tiang lalu suara dari semua penghuni istana bersahut-sahutan menyerukan sebuah kebenaran dari Kwang atau sebaliknya.

Kwang tersadar mungkin inilah akhir dari semua perjalan hidupnya untuk memperjuangkan cinta masa kecil dan kehormatan kedua orang tuanya. Ia memang puteri yang sangat payah tidak bisa melakukan hal apapun selain membuat kekacauan dan tentu saja Kwang sadar jika ia puteri yang bodoh karena tidak menguasai ilmu bela diri dan pengobatan. Memikirkan semua perjalanan hidupnya yang sangat tak beruntung membuat air mata Kwang berontak dari tempatnya dan berayun dengan menyakitkan di pipi seputih saljunya.

Kwang tak dapat berpikir dengan waras lagi saat keadaan kembali hening setelah Kaisar Kim meneriakan sesuatu yang memekak telinga lalu semuanya berlanjut dengan aba-aba untuk menyegerakan hukuman pada Kwang. Kwang takut namun ia tak dapat berontak, ia hanya dapat pasrah dengan takdir yang telah tertulis untuknya.

Ah dia memang puteri yang sangat payah!

"Bersiaplah!" ucap seseorang yang sepertinya adalah algojo. Kwang merapatkan matanya walaupun sudah tertutup kain hitam. Ia takut membayangkan katana besar dan bermata tajam itu menghunas kepalanya hingga menggelinding dengan bebas di atas tanah.

"1,..." teriak algojo itu memberikan aba-aba, membuat tubuh Kwang semakin melemah.

"2,..." Kwang merapalkan segala doa agar semua dosanya telah habis setelah ini.

"3,..." Kwang tak dapat merapalkan apapun lagi selain menyebut nama Ching lalu setelah hitungan ketiga tadi semuanya menjadi hening dan suara teriakan yang menyerukan agar menghentikan hukuman pada Kwang dari lorong membuat suasana menjadi lebih tegang.

"HENTIKAN!"

"CHING!" ucap semua penghuni istana dengan terkejut.

"HENTIKAN..!"teriaknya lagi dengan nafas terengah.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kaisar dengan tak suka.

"Turunkan katana itu darinya sekarang juga!"

"Ching..!"

"TURUNKAN!"

"Jangan! Lanjutkan hukumannya!" sergah permaisuri Sun dengan menggeram. Rupanya rencananya untuk menarik perhatian Ching pergi ke paviliun utama membuahkan hasil. Permaisuri Sun ingin sekali melihat Ching terpukul dengan melihat kematian Kwang di depan matanya.

"Wanita licik!"

"Ini demi kebaikanmu Ching!" sahut permaisuri Sun dengan sendu namun, Ching tak serta merta percaya pada permaisuri Sun yang nyatanya bukan ibunya.

"Kebaikan? Cih!"

"Pengawal pegangi dia dan tebas leher pelayan murahan itu sekarang!" titah permaisuri Sun dengan tak sabar lalu detik berikutnya katana mulai berayun dengan mengerikan di atas udara.

Ching beberapa kali meneriakan sesuatu dengan lantang namun, semua telah terlambat karena katana itu telah berhasil melukai.... Kwang?? Kwang tidak merasakan apapun sedari tadi selain cipratan darah segar yang mengenai sebagian tubuhnya. Kwang kira dewa telah berbaik hati padanya karena mengizinkan Kwang merasakan rasa sakit itu tapi, ternyata katana besar itu tak melukai lehernya lalu kalau begitu siapa yang telah algojo tebas lehernya tadi??

PERMAISURI Kwang Hye Jeong [End And Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang