BAGIAN 15 (PENENTUAN TERAKHIR)

2.7K 132 1
                                    

Be the change that you wish to see in the world.

Mahatma Gandhi –

Kini Maisa sudah tiba di perhentian terakhirnya. Setelah menjalani serangkaian tes yang begitu panjang mulai dari tingkat daerah, akhirnya sampailah ia pada tes pamungkas di tingkat pusat. Besok adalah tes terakhir yang harus ia lalui sebelum resmi menjadi bagian dari akademi TNI: pantukhir.

Sidang pantukhir atau penilaian penentuan akhir adalah pintu terakhir yang akan menentukan nasib para calon taruna dan taruni akademi TNI, apakah akan berhasil mencapai cita-citanya atau harus kandas di ujung jalan perjuangan. Dalam sidang ini, panitia telah memegang ranking nilai peserta berdasarkan tes-tes terdahulu dan akan menilai berdasarkan itu serta kondisi terkini.

Sidang ini akan dilangsungkan di Gedung Lily Rochli Akademi Militer, Magelang. Ya, di Akademi Militer, tempat Juna menjalani pendidikan integratif sekarang. Kemarin saat menjalankan ibadah salat ashar, secara tak sengaja ia bertemu dengan Juna. Bahkan ia sempat terlibat obrolan singkat dengan kekasihnya itu.

"Mai, kok ada di sini?" ujar Juna tak percaya.

"Iya. Ini udah pantukhir pusat. Masa kamu nggak tahu?"

"Serius udah pantukhir pusat? Wah selamat," ucap Juna berbangga. Ingin rasanya ia memeluk kekasihnya itu. Namun apa daya, banyak mata yang melihat dan memperhatikannya. Kalau sampai ia berani melakukan hal itu, sanksi berat sudah tentu menantinya.

"Makasih, ya. Doain bisa segera nyusul."

"Pasti, sayangku. Aku yakin dan percaya, kamu pasti masuk. Kalau sudah sejauh ini, peluangmu pasti besar. Jangan lupa, banyakin doa. Tetep semangat. Lakukan yang terbaik. Jaga sikap saat ketemu pejabat-pejabat nanti. Oke?" Tatapan Juna begitu lekat, seolah memberikan suntikan semangat yang sangat membara.

"Siap!"

Meskipun singkat, obrolan itu sukses menambah kepercayaan diri Maisa. Tak sabar rasanya ingin segera menyusul Juna dan merasakan bagaimana susah-senangnya menjadi seorang taruna.

Sebelum tes pantukhir, Maisa dan kawan-kawannya terlebih dahulu menjalani gladi. Jadi H-1 pantukhir, panitia mengadakan latihan dan pembagian kelompok. Setiap kelompok akan ditunjuk seorang komandan pleton untuk memimpin kelompoknya. Dan kebetulan Maisa terpilih menjadi seorang danton. Tentunya ini jadi sebuah keuntungan. Konon katanya, siapapun yang menjadi danton akan mendapat nilai plus dari para perwira yang menguji.

Kemudian mereka diajari cara berbaris, cara berjalan, masuk ruangan, cara hormat kepada para petinggi TNI, dan cara menjawab pertanyaan dari mereka. Nantinya, sidang pantukhir besok akan dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal TNI, Kepala Staf Angkatan Datar (Kasad), Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau). Adapun nanti sidang pantukhir akan diikuti 590 calon prajurit taruna dan taruni yang terdiri dari Akmil 385 orang (352 taruna dan 33 taruni), AAL 105 orang (94 taruna dan 11 taruni) dan AAU 100 orang (90 taruna dan 10 taruni).

***

Bapak-bapak pejabat TNI sudah siap di dalam ruangan. Selain para perwira tinggi, ada pula komandan bagian kesehatan, psikologi, jasmani, POM, intel, personel, dan lain-lain. Saat mulai memasuki ruangan, semuanya langsung mengatur barisan dan jarak. Kemudian, Maisa selaku komandan pleton calon taruni memberi aba-aba untuk hormat dan lapor ke panitia sidang.

"Lapor! Sidang penilaian penentuan akhir calon prajurit taruni Akademi TNI siap dilaksanakan!"

"Lanjutkan!"

"Lanjutkan!" ujar Maisa tegas. Gadis itu kemudian berbalik badan menghadap teman-temannya. "Istirahat di tempat, grak!"

Akhirnya semua calon taruni mengambil sikap istirahat di tempat sambil menunggu didatangi oleh para pejabat. Para pejabat ini pun mendatangi satu per satu calon taruni sambil membawa data hasil tes sebelum-sebelumnya. Jadi para pejabat ini juga mengecek bagaimana hasil tes para catar.

Rindu KomandanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang