BAGIAN 25 (BUKAN PESIAR)

1.7K 113 9
                                    

Jika dua orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu. Demikianlah.

- Tere Liye -

Akhir pekan, merupakan waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh taruna dan taruni Akademi Angkatan Udara. Setelah enam hari berkutat dengan agenda kegiatan yang begitu padat dan cukup menguras tenaga serta pikiran, akhirnya mereka diberikan waktu luang untuk refreshing dan melepas penat.

"Apel pesiar seleasai. Komandan pleton dapat membawa pasukan sesuai rencana. Komandan pleton, kerjakan!"

"Kerjakan!"

Selesai apel pesiar, para taruna langsung membubarkan diri dan mengambil tas masing-masing, kemudian segera menuju ke bus yang mengantar mereka ke beberapa titik pemberhentian.

Maisa yang dari sebelum apel sudah dilirik dan di-warning oleh Sermatutar Kanawa hanya bisa pasrah hari itu. Ke manapun kaki kakak asuhnya itu melangkah, ia juga harus mengikuti. Seniornya berhenti, ia juga harus berhenti. Seniornya jalan, ia juga harus jalan.

Bahkan tadi ia sampai mengacuhkan Juna yang sempat menghampiri dan mengajaknya pesiar bersama. Padahal seumur-umur, ia belum pernah mengacuhkan kekasihnya itu.

"Pesiar nanti kita jalan, ya. Udah lama kita nggak pergi berdua," ajak Juna.

Maisa terdiam. Tidak ada jawaban.

"Kenapa, Mai? Ada masalah?" tanyanya lagi.

Maisa menggeleng lemah. "Maaf. Nggak apa-apa."

"Are you okay, baby?"

"I'm okay."

***

Sermatutar Kanawa mengajak Maisa ke Silol Kopi & Eatery yang ada di Malioboro. Tempatnya yang luas dan strategis serta interior yang unik membuatnya memilih tempat ini untuk dijadikan sebagai spot pesiar.

Sepanjang mencari tempat duduk yang pas, kedua orang itu menjadi pusat perhatian pengunjung yang lain. Apalagi Sermatutar Kanawa. Sedari tadi ia berjalan, mata para pengunjung wanita tak berhenti mengikuti ke mana arah langkahnya. Seakan mereka terhipnotis dengan pesona laki-laki itu.

Lima menit berkeliling, mereka akhirnya menemukan spot terbaik. Sepasang kursi rotan saling berhadapan di lantai dua, jadi tempat pilihan.

"Pesan apa yang kamu mau. Terserah mau makan apa aja, saya yang traktir," tawar Sermatutar Kanawa.

"Siap, Mayor dulu saja," jawab Maisa.

"Udah, kamu duluan. Saya nanti gampang, habis kamu aja."

Maisa kemudian melihat-lihat daftar menu yang disodorkan oleh mbak-mbak waitress. Ia pun melihat satu per satu makanan dan minuman yang ada di menu. Terlalu banyak menu yang tersedia sampai-sampai ia bingung harus memilih yang mana.

"Sudah apa belum?" tanya Sermatutar Kanawa penasaran.

"Eh.. anu... saya bingung. Pilihannya terlalu banyak."

Dengan cepat Sermatutar Kanawa langsung merebut daftar menu yang dipegang Maisa. Daripada bingung dan menunggu terlalu lama, lebih baik ia yang memesankan.

"Mbak, nanti minta piring kosong dua ya."

Sembari menunggu pesanan datang, dua orang itu mengobrol santai. Keduanya saling bertukar cerita, mulai dari profil, hobi, makanan kesukaan, sampai cerita perjuangan masuk ke Akademi Angkatan Udara.

Rindu KomandanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang