BAGIAN 14 (UJIAN KEKUATAN)

2.1K 101 4
                                    

Success is getting what you want, happiness is wanting what you get.

– William Patrick Kinsella

"Udah di mana, Mai?" tanya Bimbi dari sambungan telepon.

"Ini udah di jalan. Lima menit lagi paling nyampe," jawab Maisa.

"Oke, aku tunggu di sebelah barat ya. Di deket parkiran. Ada anak-anak yang daftar Akpol juga."

Sore itu jalan di Solo lumayan macet karena memang jam pulang kantor. Untung saja Maisa sudah dekat dengan Stadion Manahan. Tinggal belok kiri, satu kilometer, sampai. Setelah memarkirkan mobil, Maisa segera bergabung dengan kawan-kawanya. Kemudian mereka langsung melakukan pemanasan.

Bersama-sama dengan yang lain, Maisa mengitari lapangan sebanyak 5 kali. Di saat yang lain sedang beristirahat, gadis itu justru menambah sendiri porsi larinya sebanyak 7 kali putaran.

Sudah enam bulan terakhir Maisa lebih rajin berlari. Sebelumnya, ia hanya seminggu sekali, itupun hanya sebentar saat car free day. Namun kini, hampir setiap sore gadis itu berlari, entah di jalan, di lapangan, ataupun di atas treadmill.

Setiap hari ia selalu menarget minimal 5 putaran dalam kurun waktu 12 menit. Sejauh ini ia sudah berhasil mencapai targetnya itu. Bahkan capaiannya selalu bertambah, entah itu satu-dua meter, atau bahkan ratusan meter.

***

Pagi ini, ratusan calon taruna berkumpul di stadion Sasana Krida AAU mengikuti tes fisik. Ada yang berangkat sendiri, ada pula yang siantar oleg keluarg. Rencananya, tes ini akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk tes samapta A dan B, sementara hari kedua untuk tes renang.

Sebelum tes dimulai, para calon taruna terlebih dahulu melakukan absensi. Setelah itu mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Panitia kemudian memberikan nomor dada dengan warna yang berbeda-beda sesuai dengan kelompok masing-masing. Lalu setiap calon taruna yang akan memasuki lapangan terlebih dahulu dicek tekanan darahnya.

Ladies first, seperti biasa. Sebelum dimulai, salah satu petugas memimpin para calon taruni untuk melakukan pemanasan agar tidak terjadi cidera saat menjalankan tes nanti. Diawali dari kepala dan diakhiri di kaki. Sepuluh menit dirasa cukup. Maisa dan kawan-kawannya segera bersiap di lintasan lari.

"Satu... Dua... Tiga..."

Semuanya langsung berlomba menjadi yang paling depan. Namun tidak dengan Maisa. Ia memulainya dengan jogging santai, namun temponya stabil. Ia ingat cerita Juna saat tes samapta, jika ia berlari terlalu cepat di awal, justru tidak akan menguntungkan. Seiring bertambahnya putaran, gadis itu mulai mempercepat temponya.

Satu per satu gadis yang nampak sedikit kelelahan berhasil ia salip. Dalam sekali putaran, ia berhasil menyalip sekitar sepuluh orang. Waktu hanya tinggal 2 menit dan Maisa sudah menyelesaikan 5 putaran. Di putaran terakhir, ia semakin menambah kecepatannya. Dan di 10 detik terakhir, ia melakukan sprint.

"Semuanya jangan langsung duduk. Jalan di tempat terlebih dahulu," perintah penguji samapta. "Silahkan lepas nomor dadanya. Letakkan di pinggir lapangan, lurus dengan tempat kalian bediri sekarang."

"Huh..." Maisa menghembuskan nafasnya. Ia puas bisa mencapai hampir 6 kali putaran. Setidaknya ia sedikit lebih unggul daripada yang lain.

Setelah samapta A selesai, kemudian tes dilanjutkan dengan samapta B yang itemnya terdiri dari push up, sit up, dan shuttle run. Semuanya dilaksanakan secara bergantian dalam satu area yang saling berdekatan. Karena tidak mendapat giliran pertama, Maisa bisa mengamati kemampuan saingan-saingannya.

================================

Nomor : 0125/YGA/CAKAR/2017

Nama : Maisadipta Deepika Cadudasa

Umur : 18 tahun

=================================

1. Lari 12 menit : 2350 m

2. Pull Up : 67x

3. Sit Up : 50x

4. Push Up : 42x

5. Shuttle Run : 18,21 s

=================================

Maisa cukup puas dengan pencapaiannya. Ia sangat yakin bisa melebihi nilai 70. Gadis itu merasa bersyukur karena tak sia-sia latihannya selama ini. Setelah selesai, Maisa dan Mamanya segera kembali ke penginapan untuk mengistirahatkan badannya. Besok masih ada ujian fisik yang harus ia hadapi.

Paginya, semua calon taruna sudah berkumpul di kolam renang AAU. Hari ini, mereka akan menghadapi tes renang 25 meter dengan waktu tempuh maksimal 1 menit.

Sebelum dimulai, terlebih dahulu panitia melakukan absensi. Mereka memberi pengarahan tentang pelaksanaan tes renang nanti. Para calon taruna kemudian dipersilakan mengganti pakaiannya dengan pakaian renang. Untuk laki-laki hanya mengenakan celana renang, sementara untuk perempuan mengenakan pakaian renang pendek model selam.

"Yang merasa cowok, balik badan dulu. Keenakan kalian nanti," perintah penguji yang disambut tawa para calon taruna. "Lima orang calon taruni yang disebutkan, silahkan bersiap-siap."

Maisa yang berada di lintasan nomor 3 mulai meregangkan otot-ototnya. Kembali ia menata fokus dan konsentrasinya.

Satu... Dua... Tiga...

Byur!

Maisa meluncurkan badannya sejauh mungkin. Setelah itu, ia langsung menggenjot kecepatannya di air. Dengan gaya bebas, gadis itu mencatatkan waktu 21,31 detik untuk jarak 25 meter yang ia tempuh. Ia pun sukses menjadi yang tercepat di kelompoknya.

Saat akan mengambil handuk, Maisa melihat sebuah kejadian unik. Ia melihat ada empat calon taruna yang tidak membawa celana renang. Mereka hanya membawa celana pendek seperti celana badminton dan futsal tidak diperbolehkan berenang. Akhirnya para penguji menyuruh mereka berenang hanya memakai kancut atau celana dalam. Tak ayal keempat orang itu menjadi bahan tertawaan, tak hanya bagi para calon taruna, namun juga para calon taruni.

Setelah tes renang, Maisa langsung mengikuti tes antropometri. Tes antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Pemeriksaannya meliputi tipe tubuh, kelainan tubuh, serta kelainan lainnya.

Bersama dengan calon taruni lain, Maisa mengganti baju renang selamnya dengan baju renang yang mirip seperti kostum yang dipakai oleh model majalah Playboy. Kembali ia harus merelakan punggungnya terkespos di hadapan para perwira yang menguji antropometri.

Kembali di ruangan yang hanya bersekat kelambu, Maisa dan teman-temannya berbaris. Satu per satu perwira masuk. Dengan membawa lembaran kertas, mereka memeriksa tubuh para calon taruni ini. Pertama yang diperiksa adalah somatotype (tipe tubuh). Ada 3 jenis tipe tubuh, yakni endomorphic (gemuk), mesomorphic (atletis atau ideal), dan ectomorphic (kurus).

Lalu yang kedua, dilakukan pemeriksaan kelainan tubuh. Bagian yang diperiksa meliputi kepala, leher, bahu, tulang punggung, pinggul, lutut, dan kaki. Sikap siap dan cara berjalan pun juga ikut dinilai. Kemudian terakhir dilakukan pemeriksaan kelainan lainnya, mulai dari mata juling, telinga lebar sebelah, gigi tonggos, bercak di kulit, serta tangan bengkok.

Kurang lebih 1 jam mereka berdiri untuk tes antropometri ini. Lelah memang. Namun inilah langkah awal untuk menjadi seorang taruna. Tentunya akademi mencari pemuda-pemudi terbaik, yang siap untuk dididik dan dibina menjadi seorang perwira yang tangguh di masa depan.

=====

Jangan lupa vote + comment ya ✨💕😆

Rindu KomandanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang