"Gue mau beli minum, ada yang mau nitip?" tanya gue setelah menimbang-nimbang sekitar 15 menit buat beli minum apa nggak. Maklum, duit jajan gue tinggal dikit.
"Nggak deh."
"Kagak."
"Nope."
Sisa Felix yang masih diem, dan kayaknya gak akan jawab sebelum gue tanya dua kali. Gue pun nendang kakinya, "Nitip gak?" tanya gue.
"Teh bebek."
"Hah?"
"Teh. Bebek," jawab dia tanpa ngelirik gue sedikitpun, fokus ke layar laptop. Sok sibuk emang, heran.
Gue pun beranjak dari bangku, jalan ke kantin sambil mikir. Di kantin 'kan gak ada yang jualan bebek .-.
Yaudahlah, gue beliin teh aja.
.
.
Setelah beli minum, gue balik ke kelas dengan teh kemasan botol titipan Felix di tangan kiri gue.
"Nih," gue naro teh kemasan botol itu di depan dia.
"Lha? Baik amat lu, tumben."
"Ya 'kan lu nitip," gue jadi bingung sendiri.
"Kan gua jawab nggak," bales dia dengan santainya.
"Lu tadi bilang teh, bebek 'kan? Gua beliinnya teh doang, soalnya di kantin 'kan gak ada yang jual bebek."
"Yee, gak connect lo."
"Apaansih?" gue kesel sendiri.
"Coba deh lu translate jadi english. Teh apa?"
"Tea."
"Kalo bebek?"
"Duck."
"Kalo digabung?"
Gue diem.
"Sialan lo, siniin teh gua!"
Susah emang punya temen macem gini :")
○●○
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasty || Imagine ☆k-idols
Short StoryHanya potongan cerita dengan inspirasi makanan.