Gue melirik ke arah pukul 3 ragu, samperin gak ya?
Di malam minggu ini, gue ditarik paksa sama kakak gue buat nemenin dia kondangan. Tapi sialnya dia malah ninggalin gue sebentar karena ketemu beberapa temennya.
Oh iya, balik lagi ke gue. Sekarang gue lagi berdiri kayak anak ilang sambil sesekali memainkan ponsel, dan gak jauh dari gue, ada seorang cowok yang gak asing bagi gue.
Gak asing, tapi gak deket juga. Gimana ya, yang gue tau dari dia cuma nama, absen, sama temen-temennya yang 90% cowok. Iya, ceweknya cuma 10% dan itupun karena satu kelompok di mata pelajaran tertentu.
Bukan karena dia cupu. Dia keren, gue akui. Pinter pula, cewek mana yang gak tertarik? Cuman entah kenapa dikit banget cewek yang berinteraksi sama dia, termasuk gue.
Di tengah kegiatan natap kosong ke arah dia, tanpa gue sadari dia udah berdiri di depan gue.
"Sendiri?" tanyanya, membuat gue sedikit kaget.
Seorang Park Jisung ternyata masih kenal cewek di kelasnya.
"Lu... kenal gue?" tanya gue balik.
"Eh, bukannya kita sekelas, ya? Oh apa saya salah orang?"
"E-eh? Bener kok," jawab gue bingung.
"Sendiri?" dia ngulang pertanyaannya.
"Nggak, sama kakak gue."
"Oh..."
Hening.
Jadi ini rasanya awkward sama cowok yang dibilang keren di sekolah?
"Hmmm, mau gak?" tawarnya sembari mengambil sebuah stick dengan tusukan rapi pada stroberi serta marshmallow dari belakang gue.
Tanpa menunggu jawaban, tangannya terulur melewatkan stick tersebut di bawah pancuran cokelat di sampingnya. Oh great, chocolate fountain.
"Nih," ujarnya menyodorkan sepiring stick berbalut cokelat tersebut. Tak lupa, mengambil satu tusuk untuk dirinya sendiri.
Ia sedikit membungkukkan tubuhnya, berbisik tepat di samping telinga gue. "Daripada kayak anak ilang," sebelum kembali menjauh lalu menunjukkan senyuman tipisnya.
And now I know one more thing about him. He's actually a nice guy.
●○●
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasty || Imagine ☆k-idols
Short StoryHanya potongan cerita dengan inspirasi makanan.