Bintang.
Lampu dari gedung dan mobil.
Kota yang sibuk.
Pemandangan indah versiku. Apalagi ketika aku melihat semua itu terpantul dari maniknya yang malam itu bisa mengisi kekosongan hari-hariku.
"Kenapa?"
Mungkin bila ada orang lain di balkon apartemenku, orang itu akan menatapku dan lelaki jangkung di sampingku bingung. Pasalnya kami tidak mengeluarkan sepatah kata pun sejak ia keluar dari kamar mandi, menyusulku untuk duduk dan menikmati pemandangan malam.
"Nggak apa-apa."
Jemarinya menggenggam milikku yang saling bertautan, kebiasaanku ketika merasa grogi atau bingung. Perlahan, ia melepas tautan jemari kanan dan kiriku, menggantinya dengan jemarinya, menyalurkan kehangatan dari sana.
"Capek, ya?"
Kini tangannya bergerak melingkari pundakku, menyandarkan kepalaku pada pundaknya, mengelus rambutku pelan.
"Maaf ya, aku sibuk."
Aku menegakkan tubuhku, menggelengkan kepalaku cepat. "Nggak gitu, kan kita emang punya kesibukan masing-masing."
Namun yang keluar dari mulutnya malah sebuah kekehan kecil, membuat dahiku berkerut. "Kok ketawa, sih?"
"Lagian kamu panik gitu, lucu."
Sebuah pukulan pun kulayangkan begitu saja pada lengannya. "Ngeselin," ujarku sebelum beranjak masuk meninggalkannya sendirian di balkon.
"Jangan ngambek dong," dengan kaki panjangnya ia menyusulku dengan mudah, berjalan mundur di hadapanku, berusaha menghalangi langkahku.
"Makan aja, yuk?"
Sebuah bujukan yang tak pernah gagal bagiku.
"Ke mana?" tanyaku sedikit malas karena sudah mengenakan piyama.
Ia mengangkat sebuah plastik hitam yang tak kusadari kehadirannya di atas meja makan apartemenku. "Katanya kemaren mau mie aceh?"
●○●
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasty || Imagine ☆k-idols
Short StoryHanya potongan cerita dengan inspirasi makanan.